My Frenemy ( AS 10 )

36

"Mau jadi korban lagi atas keegoisan Papah lo?" tanyanya.

Ikara menggelengkan kepala takut. Ia menunduk sambil mengusap wajahnya frustasi. "Sekarang harus gimana?"

Leo berkacak satu pinggang sambil memicingkan mata. Ia menunduk sesaat untuk berfikir. "Kita pulang aja, percuma olimnya udah mulai."

"Aaa," Ikara menunduk sambil menahan tangis. "Papah kenapa sih...."

"Jangan nangis," Leo mengusap hidungnya sambil berdeham. "Nanti mereka nanyaiin."

Ikara menghapus air matanya, menarik napas berusaha menenangkan diri. Ia kemudian melangkah kembali kepada mereka.

"Gimana, Ra??" Sakura menghampirinya.

"Pak Abri angkat kan??" tanya Talia.

"Angkat pasti udah dari tadi soalnya," ucap Bobi. "Semoga aja deh bisa."

Ikara mengulum bibir dengan perasaan panik. Ia kemudian menatap Leo sesaat, cowok itu menggelengkan kepalanya memperingati.

"Pak Abri bilang olimnya telat didaftarin jadi gagal ke input," jawabnya pelan.

"Ya Tuhan..." Talia kembali menangis di pelukan Sakura. "Bilang apa gue sama Mamah Papah."

"Gila ya jahat banget," gumam Sakura.

Bobi menghela napas sedih. "Olimnya udah dimulai guys,"

"Ayo pulang." ajak Leo.

"Ayo," Sakura menggandeng Talia menuju mobil. Disusul Bobi dan Leo di belakangnya.

"Ini beneran nggak jadi olim?" tanya Bobi. "Kita udah belajar sejauh ini padahal."

"Ini olim pertama gue," Sakura terkekeh miris. "Nggak papa guys, next time kita nggak usah join ke olim sekolah yang licik itu."

Leo membuka pintu mobil, ia kemudian melihat ke sekitar karena Ikara tidak ada di sini.

Ting!

Leo menunduk membuka hpnya.

Ikara : duluan aja bilang gue ada urusan

Leo : jangan nekat

Ikara : kalo ga nekat hidup gue bakal selalu gini

Leo : lo dmn?

Leo : ra

Leo berdecak sambil mengumpat.

💞💞💞💞💞💞💞💞

Ikara turun dari taxi, ia menggedor pagar rumah agar segera dibuka. Pak Seto langsung keluar dengan wajah bingung.

"Non?? Kok udah pulang??"

Ikara langsung masuk ke dalalm dengan langkah tergesa-gesa. Pak Seto mengejarnya di belakang. "Ibu sama Bapak pulang besok malem."