PART 5 : TIDAK SUNGGUHAN?

262 50 54
                                    

WARNING! : Dimohon untuk tidak melakukan copy atau plagiat untuk menjaga karya asli milik penulis.


Pandanganku kabur, jantungku berdetak tak menentu. Rasa panas menjalar ke sekujur tubuhku, dengungan terus terdengar memekakkan kedua telingaku.
Pandanganku gelap dan tanpa sadar..

Bruk

Aku pingsan.

Entah sudah berapa lama aku terbaring.
Saat membuka mata, seorang gadis duduk di sebelahku dengan wajah cemas.

"Kau sudah sadar? Syukurlah, aku sangat terkejut waktu kau jatuh di depanku tadi," ujarnya.

Pandanganku masih sedikit kabur, tapi aku dapat melihat dengan jelas seorang gadis berkacamata dengan poni dan rambut kepang panjang sedang menatapku dengan ekspresi lega.

"Terima kasih, maaf aku jadi merepotkan," ucapku.

"Eh, tidak, aku senang bisa membantu," sahutnya sembari tersenyum.

"Aku tersenyum dan membalas ucapannya, "terima kasih."

"Namaku Anya, boleh aku tahu namamu?" ucapnya lagi sambil mencondongkan tubuhnya ke arahku.

"Livia, Livia Zephyr."

"Wah, namamu cantik, mau berteman denganku?"

Aku mengangguk dan menjawab, "iya, mau."

Kami tersenyum bersama, sejenak melupakan kejadian membingungkan yang sedang terjadi.
Anya adalah gadis yang ramah, umur kami sama dan ia berasal dari Ladivan.
Aku harus membalas kebaikannya karena sudah menolongku saat aku pingsan.

Aku menatap sekeliling, ada sebagian orang yang berbicara satu sama lain, sebagian lain seakan sedang berbicara dengan pikirannya sendiri. Masih terdengar tangis yang bersahut-sahutan menemani keheningan malam, semua orang nampak sangat bingung dan takut.

Jam tanganku menunjukkan pukul 02.25.
Kali ini sebagian orang telah beranjak tidur, apapun yang terjadi aku harus mencari jalan keluar besok.

"Aku akan tidur, kau istirahatlah," kata Anya, kemudian kembali ke tempatnya.
Aku memutuskan untuk memejamkan mata, mencoba rileks walaupun ini benar-benar gila. Apa yang sudah kuperbuat sampai bisa bertemu dengan psikopat itu?
Entahlah, aku benar-benar lelah.

•••

Aku terbangun karena suara bising orang-orang, sebagian orang sudah bangun dan saling mengobrol.

Kulihat Anya sedang merapikan tempat tidurnya.

"Oh, selamat pagi Livia! Bagaimana tidurmu?" sapa Anya saat melihatku.

"Lumayan nyenyak, bagaimana bisa aku tidur nyenyak di saat seperti ini?" tanyaku keheranan.

"Itu karena kau lelah, kan," Anya terkekeh setelah mendengar ucapanku.

Aku mengangguk, benar, aku tidur lumayan lama, tapi rasa lelahku justru enggan pergi.

Aku berdiri, berjalan menuju kamar mandi yang terletak di sudut ruangan. Saat sampai ke depan pintu kamar mandi, aku menoleh ke kiri, orang-orang masih berusaha untuk membuka pintu keluar.

Aku menghela nafas panjang, berusaha untuk tetap waras agar bisa keluar dari sini.

Saat masuk ke kamar mandi, aku melihat wastafel yang berjejer dan ada dua pintu dengan lambang yang berbeda. Toilet pria dan wanita.

Menurutku mereka benar-benar gila jika ingin menculik orang.
Untuk apa memberikan fasilitas bagus dan makanan yang enak?

Aku menggeleng, semua pertanyaanku pasti akan terjawab sebentar lagi.

My Battleground Where stories live. Discover now