(44) PERKEMBANGANNYA BAIK SEKALI

Mulai dari awal
                                    

~#~



"Aku baru tahu loh taman disini indah banget. Udaranya juga benar-benar segar" Kata Ryn memerhatikan seisi taman yang lumayan ramai. Benar kata Khaleev tadi kalau banyak keluarga yang berkunjung ke sini.

Sejauh mata memandang, pepohonan yang rindang setia berjajar dipinggiran taman. Banyak balita dan anak-anak berkeliaran ke sana ke mari dibawah pengawasan orang tuanya.

"Ya, aku juga baru tau" Ryn menoleh cepat memandang Khaleev yang tengah mendorong stroller sang anak. Sebelah alisnya terangkat.

"Jangan bilang kamu juga baru ini ke sini?" Khaleev mengangguk dua kali. Ryn menggeleng dan mengembalikan pandangannya ke depan melihat jalan setapak yang mereka lalui dibagian pinggiran taman dibawah pepohonan.

"Mau duduk dulu engga? Kita udah kebanyakan jalan" Tawar Khaleev saat melihat tak jauh dari mereka berada ada sebuah bangku panjang berwarna putih.

Ryn mengangguk "Boleh deh" Serunya saat merasakan bagian betisnya lumayan pegal. Wajar sih, mengingat mereka ke sini juga jalan kaki. Itu sih permintaan Ryn. Khaleev sekeras apapun ingin menggunakan mobil, tapi titah Ryn kadang tak bisa dibantah. Yah, walau sempat ccek cok sedikit tadi

"Cello senang ya sayang diajak jalan-jalan" Ryn mulai berbicara pada sang bayi yang sudah duduk dipangkuan Khaleev dan bersandar pada dada bidang lelaki itu.

Seakan paham, Cello menggerak-gerakkan kakinya dengan wajah begitu antusias. Bibirnya juga tak berhenti mengeluarkan kekehan-kekehan kecil dengan pandangan acak.

"Seneng banget dia. Jadi kasihan karena jarang bawa Cello jalan-jalan" Ryn menoleh pada sang suami.

"Makanya kamu tuh jangan kerja mulu. Weekend juga mau nya dirumah terus" Hardik Ryn sedikit kesal. Khaleev itu tipe lelaki yang sulit sekali kalau sudah urusan diajak keluar rumah.

"Aku usahain nanti kita liburan ya kalau kerjaan aku engga numpuk" Sesal Khaleev merasa bersalah.  Ryn memasang wajah tak percaya. Karena jujur dirinya tak yakin kalau Khaleev bakal membuktikan kalimatnya.

"Mau kemana?" Tanya laki-laki itu saat melihat sang istri bangkit dari duduknya secara tiba-tiba tanpa bersuara.

"Mau ambil gambar kalian. Aku gemes banget sama ekspresi Cello dari tadi" Terangnya dengan ponsel yang sudah sedia digenggaman. Satu persatu potret sang anak berhasil dibidik.

"Kamu yang ganteng coba" Suruh wanita itu saat melihat Khaleev sedari tadi tanpa ekspresi. Sebelah alis lelaki itu terangkat, tapi tak urung mengikuti permintaan sang istri.

"Nah, ginikan bagus" Seru Ryn melihat hasil bidikannya. "Kamu kok keliatan makin ganteng sih sekarang" Dengusnya saat melihat potret Khaleev yang tadi tengah tersenyum.

Khaleev tersenyum tipis dengan ekspresi bangga. "Jelas dong" Serunya pongah. Ada rasa bangga dalam dirinya mendapat pujian dari sang istri.

Ryn yang sudah kembali duduk dengan cepat menoleh. Wajahnya garang "Awas ya kamu macam-macam" Ancamnya serius.

Khaleev terkekeh. "Udah, jangan pasang wajah serem gitu. Siniin ponselnya biar gantian kamu yang foto sama Cello" Ekspresi Ryn langsung berganti. Tangannya menyerahkan ponsel dan mengambil Cello dari Khaleev.

"Kalau bertiga lucu kali ya" Kata Ryn setelah Khaleev mengambil beberapa gambarnya dengan sang anak. "Minta tolong orang gih buat ambil gambar kita" Khaleev mengangguk. Tubuhnya berbalik dan langsung meminta tolong pada satu remaja perempuan yang sedang melintas.






~#~




"Ihhh... Gemes banget. Liat deh, Cello ekspresinya ganti-ganti. Kaya udah ngerti banget deh dia" Ryn begitu antusias melihat hasil-hasil bidikan tadi diponselnya.

Hari sudah malam, Cello juga sudah tidur. Sedangkan dirinya tengah bersandar dikepala ranjang sambil memerhatikan galeri foto hasil pagi tadi. Sedangkan Khaleev diposisi yang sama seperti Ryn. Tapi bedanya lelaki itu tengah mengecek email yang masuk dari ponselnya.

Ryn yang merasa diacuhkan berpaling. Wanita beranak satu itu mendengus. "Pantes istrinya ngomong engga direspon. Ternyata lagi sibuk eh" Sindirnya mencibik. Posisinya kembali ke semula.

Khaleev yang merasa disindir menoleh. Ponselnya diletakkan pada nakas saat melihat ekspresi sang istri masam.

Lelaki itu turun dari ranjang dan mengitari ranjang yang lumayan lebar itu. Ingat perkataan Velera saat Cello baru saja lahir? Ya, sesuai perkataan wanita itu. Khaleev membeli ranjang baru yang lebih besar untuk kamarnya.

"Minggiran dikit" Ryn yang masih kesal menoleh saat mendengar suara sang suami begitu dekat. Dahinya menyerngit saat melihat ternyata lelaki itu sudah berdiri disebelahnya. "Minggiran dikit sayang" Ulang Khaleev sekali lagi dengan nada begitu lembut. Ryn bergeser tanpa suara. Setelah dirasa cukup, Khaleev langsung mendudukkan dirinya disebelah sang istri.

Tangan Khaleev bergerak mengambil tangan sebelah kiri Ryn untuk digenggam. "Maaf udah ngacuhin" Kepalanya diletakkan pada bahu sang istri setelah tubuhnya sedikit direndahkan agar lehernya tak keram. "Mau liat juga dong" Pintanya terdengar sedikit manja.

Ryn menggigit bibirnya saat merasakan sikap Khaleev sedikit manis. Ponsel yang dipegang benar-benar digeser.

"Anak kita tampan banget ya. Kalau kata orang tuh sempurna.... Mommy nya cantik, Daddy nya ganteng" Ryn tak bisa lagi menahan senyuman. Ibu jarinya terus menggeser gambar-gambar dari ponsel dengan gerakan lamban.

"Kira-kira kalau kita punya anak perempuan wajahnya bakal secantik apa ya? Ah, pasti cantik secantik Mommy nya" Dalam hati Ryn bersorak begitu senang. Diperutnya terasa bagai ada ribuan kupu-kupu berterbangan. Padahal sederhana, tapi perlakuan dan perkataan Khaleev begitu manis menurutnya.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

28 Nov 2022
-Dsc- 

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang