(56) PERJALANAN MASIH PANJANG

9.2K 150 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 


~#~



"Hey, kenapa?" Ryn sempat tersentak. Sepertinya majalah hamil dipangkuannya begitu menarik hingga tak mendengar hal apapun disekitar sampai sang suami datang pun dirinya tak tahu. Tiba-tiba sudah merebahkan kepala saja dipundaknya.

Khaleev tak menjawab. Ryn memilih diam terlebih dahulu. Biarkan sang suami tenang karena gelagatnya lelaki itu sedang tidak baik-baik saja. Tangannya mengelus pipi sang suami lembut hingga ke bagian rahang.

Sebelah alisnya naik saat tak sengaja menangkap jam di dinding baru saja menunjukkan pukul 11 siang. Tak mungkin sudah jam istirahat kalau jam segini. Lagi, sepertinya Khaleev hanya pulang seorang diri. Memang ada yang tak beres.

"Aku, lega" Ryn menyerngit. Khaleev bersuara dengan nada rendah dan terdengar lesu. Lelaki itu masih dengan posisi yang sama tanpa ada niatan menegakkan tubuhnya.

"Mau cerita sekarang apa nanti?" Ryn dengan nada lembutnya. Menyetarakan sang suami yang terlihat penat. Elusannya semakin gencar saat Khaleev memeluknya dari samping.

"Deisy, masalahnya sudah tuntas. Aku ga mau bahas. Tapi aku cuma ngasih tau aja" Ryn mengehela panjang. Sepertinya sang suami sudah berbuat satu hal diluar sana. Tapi sebagai istri, dirinya hanya menurut apa yang diinginkan lelaki itu. Toh, yang penting Khaleev sekarang sudah bisa lebih tenang, sepertinya.

"Mau puding ga? Tadi aku buatin untuk Cello juga Ainsley" Tawarnya berniat mengalihkan topik. Sepertinya pembahasan ini memang sangat tidak disenangi oleh lelaki tercintanya. 

Khaleev yang mendengar sontak menegakkan tubuhnya. Tatapannya memincing pada sang istri "Ngapain sih buat-buat begituan?? Kan ada maid udah ku sediain. Udah aku bilangkan jangan capek-capek" Kalimatnya tegas. Namun nadanya masih dengan kelembutan. Rautnya sedikit cemberut.

Ryn tersenyum, tangannya menangkup rahang sang suami. "Ga capek kok. Cuma buat gituan doang. Orang buatnya juga mudah. Lagian aku juga baik-baik aja kan sekarang?? Ga perlu berlebihan banget sayang. Aku juga tau apa yang boleh dan ga boleh aku lakuin" Wanita itu menenangkan sang suami yang selalu posesif.

Khaleev menghela nafas. "Okey. Tapi aku mau kamu pegang ya kata-kata kamu" Titah lelaki itu yang langsung disambut anggukan oleh sang istri. "Yaudah, suruh maid siapin pudingnya. Aku mau kamu disini aja buat aku peluk" Ujarnya lagi kembali merebahkan kepala. 

Ryn nurut. Salah satu maid yang kebetulan lewat dipanggilnya. Diberi perintah dengan penuh sopan. Setelah memastikan maid tersebut berlalu dan tak kelihatan lagi. Ryn kembali fokus pada sang suami.

"Coba deh bentar" Khaleev langsung menegakkan kembali tubuhnya. "Mau ngapain?" Tanya lelaki itu menaikkan sebelah alisnya menatap curiga sang istri.

Ryn tersenyum "Itu mau ambil remot tv bentar. Masa iya kamu nikmat rebahan, aku nya diam mulu" Ujar wanita itu.

Khaleev mengangguk "Aku aja" Bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati televisi. Mengambil remot yang berada didekat benda canggih itu.

"Jadi? Seth dimana?" Tanya Ryn setelah mengucapkan terima kasih saat sang suami menyerahkan remot yang dimintanya.

Khaleev dengan santai mengedikkan bahunya. "Tak tahu. Tadi sih aku suruh selesaikan semuanya" Jawab lelaki itu kelewat santai. "Pinggirin ini dong. Aku mau meluk anak aku" Bantal sofa yang tadi Ryn letakkan pada pangkuannya dipindahkan oleh lelaki itu.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang