(32) GULANYA KELEBIHAN

4.6K 190 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 



~#~




"Oma pergi jam berapa tadi?" Tanya Khaleev membuka kancing pergelangan tangan kemeja yang sudah digunakan seharian.

Ryn keluar dari walk in clothes setelah meletakkan tas kerja milik sang suami disana. "Engga lama kalian pergi. Setelah ngantar kamu ke depan, waktu masuk liat Oma udah bawa koper" Khaleev mengangguk.

"Shh" Khaleev menoleh, tubuhnya berbalik penuh. Sebelah alisnya terangkat. Langkahnya mengayun mendekati Ryn yang duduk dipinggir ranjang setelah terdengar meringis tadi.

"Kenapa?" Kaki laki-laki itu berlutut. Tangannya berada dilutut sang istri saat wanita itu tampak menduduk.

"Nyeri" Mata Ryn terpejam. Nadanya terdengar gemeteran. Pandangan Khaleev turun melihat arah tangan wanita itu.

"Hey, perut kamu kenapa?" Nada itu sedikit khawatir. Ingatannya melayang pada calon anak-anak mereka.

"Engga tau, keram sepertinya. Shh.." Nada Ryn kian melemah dengan kembali meringis. Keringat dingin mulai membingkai didahinya.

"Wait, sekarang rebahan" Khaleev membantu Ryn merebahkan tubuhnya. Wanita itu langsung meringkuk dengan tubuh dimiringkan.

"Jangan buat aku khawatir" Dengan cepat laki-laki itu berputar menuju sofa berada mengambil ponsel yang tadi diletakkan disana. Ibu jarinya mulai menari-nari diatas benda pintar tersebut sebelum ditempelkan ke telinga sebelah kiri.

'Seth, tolong tanyakan pada Dokter yang kemarin Ryn kunjungi. Katakan padanya Ryn merasakan keram diperut bagian bawahnya. Apa yang harus aku lakukan, sekarang!!' Sebelum mendengar jawaban dari pihak yang dihubungi. Khaleev memutuskan sambungan sepihak.

Setelah memasukkan ponsel tadi ke saku celana bahan yang digunakannya. Laki-laki itu kembali pada Ryn yang masih setia meringkuk diranjang milik mereka.

"Ryn katakan, sesakit apa rasanya?" Khaleev duduk ditepian ranjang. Tangannya mengelus pelipis Ryn yang tampak muncul bulir keringat disana.

Ryn terdengar menarik nafas sebelum membawa tubuhnya ke arah sang suami yang tadi dipunggungi. "Seperti saat datang bulan" Khaleev mengangguk.


Drrtt... Drrtt...


Ponsel tadi bergetar. Nama Seth tertera disana. Setelah icon berwarna hijau digeser. Khaleev mengaktifkan ikon loudspeaker.

'Kata Dokter itu hal normal yang terjadi dikehamilan trimester pertama. Kasih Ryn minum air hangat. Jangan terlalu banyak tiduran. Bawa duduk, berdiri atau bisa juga jalan-jalan santai aja' Setelah Seth diam, Khaleev kembali memutuskan sambungan telfon.

Lelaki itu langsung beranjak menuju tempat air berada. Setelah mengambil gelas yang tersedia. Air panas dicampur sedikit air dingin Khaleev isi hingga gelas nyaris penuh.

Setelah dipastikan air itu bisa segera diminum. Gelas itu langsung dibawa pada Ryn. Untung saja dikamarnya lengkap. Jadi tak repot harus keluar kamar hanya untuk sekedar mengambil air minum.

"Bangun dulu" Khaleev memegang tangan Ryn membantu wanita itu untuk duduk bersandar dikepala ranjang. "Dengerkan kata Seth tadi?" Bertanya lembut sambilmemberikan menyodorkan gelas tadi pada sang istri. Wanita itu langsung meneguk air tadi hingga tandas.

Anagata (END) ✅Where stories live. Discover now