(36) KESAL DAN MENYESAL

4.6K 199 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 


~#~


BUGH!!

BUGH!

BRUKK!!

"SIALAN KAU!" Desis lelaki penuh amarah dengan wajah mengeras. Tangannya masih terkepal kuat setelah melayangkan pukulan terakhir untuk sang lawan yang sudah terkapar lemah didepan. Langkahnya mendekat sebelum sebelah kakinya menginjak dada sang lawan yang tampak pasrah dengan tampang babak belur.

Suara Khaleev menggema dalam ruangan tidak terlalu luas namun tampak kosong itu. Ruangan eksekusi, begitulah dikenal. Hanya ada deretan senjata dengan jenis-jenis berbeda berjejer rapi dibagian dinding sisi kanan.

"Keparat! Gara-gara kau, aku harus kehilangan salah satu calon bayiku" Ditempatnya. Vion sang korban yang sudah terkapar sempat terbelalak dengan sebisanya. Khaleev yang tadi memakinya mengatakan informasi yang mengagetkan. Calon bayi? Berarti Ryn sang Adik tengah mengandung.

"Kenapa kau bisa mengambil credit card milik Ryn?! Dan apa yang kau buat? Kau sudah menghabiskan uangku untuk kelaknatanmu sialan!" Dada Khaleev naik turun. Wajahnya sudah merah padam tanda emosi tengah meletup-letup. Kakinya sedikit ditekan hingga menimbulkan ringisan dari Vion.

Setelah meringis, Vion dibawah sana mengembangkan senyuman mengejek. Khaleev semakin geram. "Kau bodoh! Uhuk.." Vion semakin tercekat. Dadanya sesak saat Khaleev semakin menekan kakinya. Rasanya rusuknya ingin patah didalam sana.

"Sudah cukup semuanya. Kau akan ku bunuh sialan!" Tekan Khaleev. Tangan kanannya bergerak ke arah belakang tubuh. Sebuah pistol ternama kelaur dari sana.

Seth yang sedari tadi berdiri didekat pintu masuk mendelik tak percaya. Langkahnya diayun cepat saat melihat Khaleev mulai menarik pelatuk dari pistol dalam genggamannya.

"KHALEEV STOP!"

DORR!!

Tangan Khaleev ditarik hingga peluru yang sudah keluar melesat ke arah dinding. Lelaki itu berang menoleh ke arah Seth yang sudah mengganggu rencananya. "Stop! Kau salah jika membunuhnya" Khaleev menggeram. Seth tak perduli. Tangannya menarik tangan Khaleev hingga mundur beberapa langkah.

"Ingat! Kakak Ipar lagi hamil. Kau ingin jadi pembunuh dan buat Kakak Ipar plus calon anak kalian nanti marah karena ini" Khaleev bungkam. Perkataan Seth terngiang dalam benaknya. Itu benar, dirinya tak boleh jadi pembunuhan.

Khaleev mengusap wajahnya kasar. "Kau urus dia. Benam laki-laki laknat itu dipenjara" Tekannya sebelum berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Pistol dalam genggamannya kembali diletakkan pada tempat semula. Langkahnya lebar meninggalkan ruangan yang berada dibagian bawah tanah mension.





~#~





"Vion sudah aman. Aku akan jemput Oma dibandara. Mending kau balik ke rumah sakit. Kasian Ryn ditinggal sendiri disana" Khaleev diam dibalik kursi kebesarannya. Ruangan kerja dirumah menjadi tempat penetralan emosi setelah tadi berurusan dengan Vion. Seth memilih meninggalkan lelaki itu yang tak memberi respon apapun.

Khaleev masih diam dikursi kerjanya dengan tangan bertumpu pada meja. Kepalanya menunduk dengan tumpuan dahi ditumpukkan pada jari yang saling menggenggam.

Fikiran calon ayah itu sumpek. Semua bersiliweran meminta difikirkan. Tangannya beralih memijit pangkal hidung dengan punggung beralih disandarkan pada sandaran kursi dibelakang. Sikunya bertumpu pada lengan kursi.

Anagata (END) ✅Where stories live. Discover now