(2) SECEPAT ITU??!!

7K 341 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 

~#~


"Dasar cucu-cucu kurang ajar. Katanya akan kembali sebelum jam makan malam. Malah kembali saja tidak" Cibir Velera pada kedua cucunya yang tengah duduk bersebrangan didepan sana.

Khaleev mendesah panjang. "Maaf Oma. Kemarin itu ada kerjaan yang harus kita selesaikan" Seru Seth penuh sesal.

Saat ini mereka tengah sarapan bersama dikediaman Velera. Tadi malam Seth dan Khaleev tidak pulang. Mereka memilih menginap dirumah Seth. Mereka kembali ke rumah ini pagi-pagi sekali.

"Oma" Panggil Khaleev serius. Velera memandang sang cucu dengan tatapan kesal. Namun mendengar nada serius dari sang cucu mampu membangkitkan kebingungannya.

Khaleev menjeda sejenak dan menarik nafas dalam. "Nanti Khaleev akan mengenalkan seseorang pada Oma" Seru laki-laki itu to the point.

Velera memandang ke arah Seth. Yang dipandang mengedipkan sebelah matanya pada wanita renta itu. Velera menarik kedua sudut bibirnya, dirinya sudah paham.

"Apakah itu calonmu? Oh Khaleev, Oma tidak sabar menunggu perempuan yang mampu kembali menarik perhatianmu. Oma harus perintahkan koki untuk masak banyak buat kita makan siang nanti" Heboh Velera dengan girangnya.

Khaleev menggeleng tak percaya pada respon sang Oma. Padahal dirinya belum juga menjelaskan. Tapi yasudahlah, yang difikirkan wanita berumur itu juga tak salah.

~#~


"Maaf Nona, dibawah sudah ada Tuan muda Khaleev menunggu anda" Seru Rula dengan sopan.

Ryn yang tengah merapikan riasan bunga dekat balkonnya menoleh. "Baik. Saya ambil tas dulu. Kamu bisa kembali bekerja" Tutur gadis itu dengan senyuman tipis.

Rula mengangguk sebelum berlalu pergi. Ryn kembali masuk kekamarnya mengambil ponsel serta dompet untuk dimasukkan kedalam tas. Dirinya sudah selesai bersiap dari 15 menit yang lalu setelah Rula memberitahu kalau Khaleev sudah dijalan akan menjemput dirinya.

"Maaf menunggu lama" Seru Ryn memilih berdiri didekat sofa yang diduduki Khaleev. Mau duduk, segan. Tak duduk, berasa jadi bodyguard seperti Rula.

Khaleev menoleh dengan tampang datar. "Duduk" Titahnya dingin. Ryn mencibik, dingin sekali manusia yang akan menjadi suaminya itu. Ups, suami? Ah, sudahlah. Lebih baik dirinya duduk saja.

"Didalam sudah ada nomor saya dan Seth" Ryn kaget. Memandang sebuah kotak ponsel yang disodorkan Khaleev. Memiringkan kepalanya memandang Khaleev tanda tak paham. Kan dirinya sudah ada ponsel. Kenapa sekarang disodorkan ponsel lagi.

"Saya akan membawa kamu pada Oma. Disana,  jika ditanya-tanya oleh Oma. Tugas kamu hanya menjawab sesopan mungkin. Jangan seperti berfikir, nanti Oma curiga" Terang Khaleev. Ryn mengangguk paham.

"Ambil itu ponsel, jangan cuma dipandang" Tegur Khaleev saat ponsel pemberiannya diacuhkan oleh Ryn.

"Ta-" Ryn menghentikan kalimat yang awalnya berniat protes. Memberengut kesal memandang Khaleev yang dengan tak sopannya sudah bangkit dan berlalu keluar dari apartemen.

"Gue harus ikut apa engga?!" Gumam Ryn dengan tampang kesal. "Ck. Bossy banget" Menggerutu dengan nada rendah. Mengambil kotak ponsel didepannya sebelum ikut mengejar Khaleev yang sudah tak terlihat lagi batang hidungnya.

"Mari Nona" Ryn tersentak kaget. Memandang ke sisian kirinya "Maaf Nona jika saya mengagetkan anda" Salah satu laki-laki berseragam rapi kemarin berdiri menjulang didekat pintu apartemennya.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang