(17) HAMPIR BABLAS

5.3K 237 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 

~#~


"Seth. Kamu kenapa? Kok dari tadi Oma perhatikan diam terus" Velera menatap penuh pada pemuda disebrangnya. Makan malam baru selesai 2 menit yang lalu. Penghuni meja  masih sibuk dengan makanan penutup masing-masing.

Sedari sore tadi, wanita paruh baya itu sudah melihat gelagat aneh dari si cucu angkat. Tapi niat bertanya belum ada karena dirinya sangat tahu dengan sifat pemuda itu. Tak ingin ditanya kalau lagi pelik.

Seth memandang Velera dalam. Hembusan nafas terdengar berat. "Perusahaan gagal memenangkan tender yang sudah digadang-gadang sejak lama. Kerugian yang harus diganti cukup banyak" Velera tak kaget. Malah yang kaget Ryn. Dirinya tahu tender apa yang dimaksud Seth. Tapi apa alasan sampai perusahaan milik Khaleev tak bisa menenangkannya.

"Lanjut" Pinta Velera dengan begitu tenang. Khaleev memilih diam dan fokus pada potongan buah-buahan yang tadi sudah disiapkan oleh Ryn. Lebih baik acuh dari pada ikut nimbrung. Dirinya tahu kalau Seth akan membawa namanya lagi sebagai dalang dari kekalahan hari ini.

Seth memandang sengit Khaleev sebentar sebelum kembali menatap Velera. "Aku engga tau apa yang menimpa cucu Oma hari ini. Yang jelas dia terus-terusan melamun seharian dikantor. Ya, selanjutnya Oma sudah tahu" Nada kesal tersirat.

Velera menatap Khaleev yang tak sedikit pun memberi reaksi. Malah cucunya itu tampak tenang dalam diamnya.

Ryn yang kepo ikut memandang Khaleev yang duduk dikursi paling utama. Kursi yang biasa diduduki oleh kepala keluarga.

Khaleev yang sadar dipandang banyak pasang mata mengangkat pandangannya. Satu persatu dari 3 manusia disana ditatapnya. "Kenapa?" Pertanyaan bodoh itu keluar. Terdengar helaan nafas lelah dikeluarkan Seth.

Velera tampak tersenyum tipis. "Ada yang difikirin? Atau mikirin istri dirumah?" Tanya wanita itu begitu tenang.

"Uhuk" Makanan yang baru saja ditelan terasa membal sampai tersedak. Tangannya dengan cepat meraih air yang tersedia.

Ryn yang merasa dibawa-bawa bingung. Matanya memandang Velera penuh. 'Oma bisa berkata seperti itu karena tak tahu saja yang sebenarnya terjadi' Batinnya. Sedikit rasa sedih terlintas.

"Pelan-pelan sayang" Seru Velera. Khaleev meneguk kasar hingga air yang tadi sisa setengah tandas. Setelah meletakkan kembali gelas yang sudah kosong. Tangan itu beralih mengambil tisu yang sudah tersedia. 

Khaleev memandang sang Oma serius setelah selesai membersihkan area mulutnya. "Oma apa-apaan sih" Selanya tentang pendapat wanita itu tadi.

Velera tampak terkekeh ringan. Lucu saja melihat gelagat sang cucu saat ini. Tampak sekali kalau Khaleev tengah salah tingkah. Tapi ditutupi dengan sikap datarnya. Mengurus Khaleev sejak kecil membuat Ia sangat paham tentang bagaimana cucunya itu.

"Sudah, tak perlu kembali dibahas" Akhir Velera tak ingin membuat sang cucu semakin terpojok dengan pernyataannya tadi.

Wanita paruh baya itu mengalihkan pandangan pada cucu angkatnya. "Sudah Seth, kau tak perlu lagi kesal. Kalau anak itu kembali membuat masalah. Kau tinggalkan saja dia sendiri" Tuturnya santai.

Senyuman Seth tampak mengembang. "Okey Oma" Kedua ibu jarinya diangkat dengan sebelah mata berkedip nakal.

Ryn yang tak tahu apa-apa tampak diam sedari tadi memandang aksi Oma dan para cucunya yang sedikit aneh.






Anagata (END) ✅On viuen les histories. Descobreix ara