Ikara : ada org dateng ya gue terima

Gaffin : lo fokus sm pelajaran aja bentar lg ujian

Ikara : ok

Gaffin : sebenernya dr dulu pengen beli dessert leo tp gengsi ngomong

Ikara : HAHAHAH

Gaffin : kok gue dulu nurut" aja ya fai ngelarang beli

Ikara : yauda skrg beli

Gaffin : sampeiin kek

Ikara : bilang sendiri lah

Gaffin : ke siapa anjir gaada yg kenal

Ikara : dateng ke outletnya lgsg aja

Gaffin : besok temenin ya?

Ikara : oke



Ikara melirik jam dindingnya yang menunjukkan pukul 12 malam. Ia kemudian menghela napas berat, beranjak dari kursi dan melangkah menuju kasurnya.

"Le," Ikara menusuk pelan bahu Leo. "Bangun."

Ikara membasahi bibirnya, bingung. Sumpah, tapi siapapun yang akan ada di posisi seperti Ikara nggak bakal tega bangunin orang lagi tidur. Karena dia sendiri kalo dibangunin bakal susah tidur lagi.

"Leo,"

Leo menggeliat kecil, cowok itu perlahan membuka matanya. Diam sebentar untuk mengumpulkan nyawa, sebelum bangun sambil mengusap wajahnya.

"Tamunya belum pulang kah?"

Leo menggelengkan kepala.

"Mau nginep nggak papa tapi tidur di bawah," ucap Ikara.

Leo beranjak dari kasur. "Gue pulang," katanya sambil membuka jendela membuat Ikara diam tidak mencegah.

Cewek itu merapikan kembali kamarnya, lalu diam menunggu sebentar untuk memastikan. Ia pun beranjak dan keluar menuju balkon, sssuai dugaan melihat Leo berbaring di balkon kamarnya sendiri.

"Leo," panggilnya. "Malah tidur di situ."

Ikara jadi ngerasa bersalah gini, kesannya ngusir orang. Ya walaupun itu kamarnya sendiri dan dia punya hak. Kayaknya tamu Leo belum pulang makanya dia nggak bisa masuk ke dalam.

"Leo," panggilnya lagi.

Leo membuka matanya. "Apa?"

"Jangan tidur di luar,"

"Terus?"

"Kan gue bilang nggak papa tidur di lantai, dari pada masuk angin sama banyak nyamuk."

"Nggak mau," Leo berbalik memunggungi Ikara.

"Jangan susah deh, kalo sakit lo ngrepotin orang."

Ikara menghela napas berat. "Leo," panggilnya.

Karena tak ada sahutan Ikara menjadi pasrah. Ia kemuian berbalik dan membuka jendela kamarnya, namun menoleh kaget saat Leo tiba-tiba nyelonong masuk membuat Ikara mendengus heran.

"Aneh,"

"Minta bantal,"

"Sabar," Ikara membuka lemari untuk mengeluarkan selimut. Lalu meletakkannya di lantai bersama dengan satu bantal. "Cuma ada ini."

Leo tak banyak memprotes, ia menggelar selimutnya dan berbaring di sana dengan posisi terlentang. Ikara pun naik ke kasur sambil menarik selimutnya.

Suasana hening.

Keduanya belum ada yang tertidur.


Ikara menoleh, memastikan apakah Leo masih terjaga. "Jujur gue nggak suka bersaing sama lo soal ranking," gumam Ikara.

My Frenemy ( AS 10 )Where stories live. Discover now