"Sabar," ucap Willy.

"Seorang Leo sabar?" tanya Abel sambil tertawa. "Disenggol dikit balesnya nendang."

"Coba banyakin doa di dalem hati," suruh Willy. "Jadi hatinya nggak kotor, Le."

"Mulut lo kotor," ketus Leo.

"Kan, baru dibilangin." sahut Abel. Willy malah tersenyum sabar.


"Ingat ya, beberapa minggu lagi kalian UTS, jadi Ibu berharap semua dipersiapkan dengan baik," Bu Kelly mulai berpidato setelah bel pulang berbunyi. "Ibu buatkan banyak materi jadi mohon dihargai, bukan disimpan aja."

"Yes, Ma'am."

Ma'am Kelly itu guru Bahasa Inggris, orangnya asik abis, tapi gampang ngambekkan kalo ada murid rese di kelas. Biasanya langsung update status di WA biar semua murid peka kalau beliau lagi marah.

"Ibu udah kasih tugas ya, dikumpulin besok Rabu di meja saya. If you late, apa anak-anak?"

"No nilai!!"

"Good, saya akhiri, thank you."

"Thank you Ma'am Kelly!"


Leo memain-mainkan penghapus di atas meja, melirik Willy yang sedang memasukkan beberapa buku ke dalam. Anak ini emang suka banget sama pelajaran Bahasa Inggris, langsung kesel kalo ada yang gangguiin Willy lagi merhatiin penjelasan Ma'am Kelly.

Kebetulan Leo sudah dimasukan kelas inggris sejak di bangku SD oleh mamah, jadi mungkin keahliannya dalam berbicara bisa dibilang bagus. Tapi sayang materi dari sekolah tak pernah masuk ke dalam otaknya alias sulit dipahami.


Apalagi punya temen yang bodoh kayak Abel.


"Yow let's pulang ke house and play play ps," Abel mendatangi Leo dan Willy karena dia sendiri yang nyasar ke kelas lain. Pasti udah ketebak anak ini keluar paling pertama.

Leo mengambil tasnya dan beranjak. "Ela mau bareng, tar gue nunggu tuh anak dulu."

"Kenapa nggak nebeng kita?" tanya Willy.

"Boti kan seru," celetuk Abel.

"Najis," Leo mendorong mereka agar menyingkir. Menoleh pada teman-temannya yang sedang piket, ingat hari ini jadwalnya, cowok itu langsung berjalan cepat untuk kabur.

"Leo piket dulu ihhhh!"

"Leo!!"

"Ngaco lu nggak piket," Abel menggeleng heran.

"Udah tadi pagi," jawab Leo.

"Cuma hapus tanggal di papan tulis," ucap Willy.

Abel merangkul Leo sambil tertawa. "Enak bet tai ditereakin doang, kalo di kelas gue dijagaiin depan pintu,"

"Jadi cakep dulu Bel," sahut Willy.

"Lah? Buta lo? Semua orang juga tau di antara kalian siapa yang paling cakep," cerocos Abel.

"Siapa?" tanya Leo.

"Bukan gue," Abel cengengesan.

"Makasih udah sadar," Willy mengusap bahunya.

My Frenemy ( AS 10 )Where stories live. Discover now