"Diamlah. Kalau kau tidak sedang hamil. Mungkin kepalamu sudah penuh benjolan dariku."

Sanji malah semakin tertawa keras mendengarnya. Memang mulut pamannya ini sangat pedas, tapi hatinya sangat baik.

"Ngomong-ngomong, terigu begitu banyak buat apa? " Sanji bertanya saat melihat tepung terigu yang di bawa Zeff tadi.

"Iya, kau ingin membuat kue raksasa ya pak tua? " Luffy ikut menambahi.

"Tidak bodoh" dengan santainya ia menggeplak kepala pegawainya.

"Ada seseorang yang memesan untuk acara besar ulang tahun perusahaan" Zeff menjawab.

"Perusahaan apa?" Luffy penasaran.

"Ahh aku lupa.. Vin- vinsmoke company?! Kalau aku tak salah"

Mendengar kata Vinsmoke keluar dari mulut Zeff membuat tubuh Sanji membeku. Tangan yang sedari tadi menguleni adonan juga sudah berhenti beroperasi.

"Wahh, perusahaan besar itu. Kudengar dia sekarang sudah jadi perusahaan nomor satu setelah Zet-corp tumbang. Aku tak menyangka toko kita bisa dapat kesempatan untuk berpartisiasi membuat hidangan disana" Luffy yang tak tau apapun malah berceloteh ringan.

"Tak ada yang bisa dibanggakan dengan itu Luffy, mereka orang-orang kaya yang hanya memikirkan uang" Zeff berpendapat.

"Ya tapi kan tetap saja, itu membuat toko kita semakin terkenal. Ya kan Sanji?! Kau setuju dengankukan? " Luffy bertanya berharap mendapat dukungan.

Namun bukannya jawaban yang ia dapat, tapi raut wajah Sanji yang pucat dan berkeringatlah yang terlihat.

"Hey.. Kau tak apa? " Melihat itu Luffy langsung menghampiri Sanji.

Zeff yang berada di sebelahnyapun mulai panik dan menepuk pundak Sanji pelan.

"Hey nak sadarlah"

" Sanji?! "

Mereka masih berusaha menyadarkan Sanji namun Pria itu tampak masih mematung.

"Hey nak!! " Tepukan yang Zeff berikan pun semakin kencang, agar Sanji segera sadar.

"Ji~ " Luffy sudah memegang kedua pipi Sanji dan mengarahkan wajahnya kehadapannya.

"Hey tenanglah" Luffy berujar karena merasakan nafas Sanji yang mulai memberat.

"Dia terkena serangan Panik" Ujar luffy cemas.

Setelah mengatakan itu, Tiba-tiba tubuh Sanji sudah melemas dan Luffy dengan sigap menangkapnya.

"Bawa ke kamar" Perintah Zeff dan langsung di laksanakan oleh Luffy.

---------------
Di sisi lain.

Di sebuah mobil, terdapat tiga orang yang sedang memegang teropong untuk memata-matai toko kue Baratie.

"Kau yakin ini tempatnya? " Usopp bertanya pada salah satu rekannya yaitu Oimo.

"Aku yakin sekali. Aku pernah melihat orang dengan ciri-ciri yang kau maksud disini" Jelas sang pria besar.

"Benarkah? Yang ku tau hanya pemuda berambut hitam yang bekerja disana" Sekarang giliran Kishii yang berbicara

"Tapi aku juga pernah melihat yang pirang" Oimo membantah.

"Tidak rambutnya hitam bukan pirang" Kishii juga tak mau kalah.

"Sudah-sudah. Kenapa kalian jadi bertengkar. Kita tunggu saja disini sampai salah satu dari mereka keluar." Saran Usoop.

"Wah kau pintar sekali"

"Iya, kau pintar"

Mendengar itu Usopp jadi sangat percaya diri sampai hidungnya bertambah panjang.

------------
Di sisi lainnya.

"Kapan kita akan menculiknya? " Ujar salah seorang.

"Kita tunggu saja saat yang tepat" Jawab rekannya.

-----------
Kembali ke kamar Sanji.

"Pak tua. Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" Luffy bingung karena Sanji yang mendadak pingsan.

"Aku tak tau, kau panggil Dokter saja sana" Saran dari Zeff.

"Ahh baiklah." Setelah itu Luffy berlari keluar rumah untuk memanggil Seorang dokter.

Sementara Zeff masih setia menunggui Sanji di kamar.

Tak selang beberapa lama kepergian Luffy, sebuah suara yang sangat keras terdengar dari bawah, atau lebih tepatnya dari arah toko.

Mendengar itu Zeff bangkit dan mulai berjalan menuju asal suara.
"Perasaan aku sudah menyuruh Luffy menutup toko kira-kira suara apa itu?" Zeff menerka-nerka dalam hati.

Namun saat sampai di bawah ia tak menemukan apapun, suasana masih hening.

Ia mulai curiga saat melihat pintu depan toko yang sedikit terbuka.

"Dasar anak bodoh itu. Sepertinya dia lupa menutup pintu saat keluar" Zeff mendengus pelan dan mulai berjalan kearah pintu untuk menutupnya.

Namun belum Sampai ke tujuan tiba-tiba tubuhnya sudah oleng karena pukulan yang sangat kuat dari arah belakang.

Bruk

Zeff seketika terjatuh dan tak sadarkan diri.

---------
Di dalam kamar

Beberapa menit berlalu setelah kepergian Zeff, Sanji mulai sadar dan tak mendapati siapapun disana

"Sepertinya aku pingsan" Ia berujar pelan.

Ia perlahan bangkit untuk duduk dan melihat sekitarnya. Perasaan menjadi aneh saat merasa rumah itu terlalu sepi.

Dengan sedikit keberanian, ia pun mulai berjalan keluar.

"Aneh, kemana mereka?" Gumannya saat melihat tak ada siapapun dirumah.

Setelah itu Sanji berinisiatif untuk berjalan kebawah menuju toko.

Saat sampai di ujung tangga, dengan samar ia melihat seseorang tergeletak di lantai.

Ia menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas.

"Paman!!! " Ujarnya panik dan mulai sedikit berlari mendekat.

Namun ia langsung menghentikan langkahnya saat mendengar sesuatu yang bergerak di belakangnya.

Dengan cepat ia berbalik namun sayangnya, orang itu lebih cepat.

Duk.

Sebuah balok kayu berhasil mendarat di kepalanya dan membuatnya tersungkur jatuh.

Samar-samar ia dapat merasakan orang itu mulai mendekat dan mengangkat tubuhnya. Dan setelah itu kesadaran menghilang.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

_________
Author note

Kalian anggap aja rumah Zeff itu ruko ya.

Jadi di atas rumah di bawah toko.

Oke

Jangan lupa vote dan komen.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now