tujuh

8.7K 678 40
                                    

Sanji pov

Aku terbangun lalu sedikit mengerjapkan mataku untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

Aku melihat langit-langit kamar dan menyadari bahwa sekarang diriku sudah berada di kamarku yang dulu. Kamar yang tak begitu besar namun lumayan nyaman untuk di tinggali.

"Engg.." Eluhku saat sedikit merasa sakit di kepala.

Hal terakhir yang aku ingat adalah ayah mengunciku di kamar mandi dengan tubuhku yang terikat dan terendam es batu.

"Tuan muda sudah sadar? " Sebuah suara mengalihkan pandanganku.

Aku dapat melihat Cosette berada di ambang pintu dengan sebuah nampan di tangannya.

"Aku membawa sarapan, tuan muda bisa sarapan terlebih dahulu lalu meminum obat" Ujarnya sebelum meletakkan nampan itu di meja nakas di samping tempat tidur.

"Terima kasih" ujarku dan perlahan mulai mencoba bangkit dari tempat tidur.

Cosette dengan sigap membantuku untuk duduk dan meletakkan bantal sebagai penyangga punggungku.

"Sudah nyaman?" Tanyanya setelah diriku bersandar di bantal yang telah dia letak.

Aku hanya berdehem dan menganggukkan kepala.

Setelah itu "Cosette, bisakah kau membantu melepaskan ini? " Tunjukku pada selang oksigen dan selang infus yang menancap di tubuhku.

Cosette tampak ragu.
"Apa tuan muda sudah tidak apa-apa? " Dirinya bertanya untuk memastikan.

"Aku sudah merasa baikan, tapi benda-benda ini sangat tidak nyaman"

Aku memasang wajah memohon kepadanya dan pada akhirnya dia menyetujui untuk melepas selang oksigen dan jarum infus dari tubuhku.

Setelah semua terlepas Cosette kembali bertanya "apa ada yang lain yang bisa saya bantu lagi tuan? "

Aku mulai berpikir "apa yang sebenarnya terjadi? " Tanyaku.

Karena jujur saja, aku sedikit penasaran bagaimnaa aku bisa berakhir di ranjang, sementara terakhir kali aku ingat, aku masih di kamar mandi berendam dengan air dingin.

Cosette tidak langsung menjawab, tapi dia malah menarik sebuah kursi yang berada di ruangan tersebut dan meletakkannya di samping ranjangku.

"Sebaiknya aku bercerita sambil membantu tuan muda sarapan" ujarnya sambil mengambil nampan yang ada di meja dan meletakkannya di atas pahanya.

Cosette bercerita sambil menyuapiku. Dirinya berkata kalau aku mengalami hiportemia berat dan tidak sedarkan diri selama 3 hari.

Saat itu dia merasa perasaan tidak enak dan memohon kepada ayah untuk membukakan pintu untukku.

Tentu saja ayah tidak mau dan menolak, namun Cosette bersih keras dan akhirnya ayah menuruti permintaannya.

Mereka menemukanku sudah tidak sadarkan diri dengan bibir biru dan wajah yang pucat pasih.

Melihat itu ayah sangat panik dan langsung menelepon dokter untuk mengecek kondisiku.

Aku sedikit senang saat mendengar cerita Cosette, merasa bahwa ayah mengkhawatirkanku. Namun perasaan itu tak bertahan lama saat aku teringat akan perjodohan itu.

"Tentu saja dia panik, bagaimana tidak. Jika asset berharganya mati tentu saja kerjasama yang dia buat akan batal" Benakku.

Cosette terus menyuapiku sampai makanan di piring habis.

Setelah itu Dia berdiri dan berkata "Aku akan membereskan piring ini, tuan muda jangan lupa untuk meminum obatnya dan tuan besar berpesan jika anda sudah merasa sehat anda diperintahkan untuk bekerja seperti biasa."

Unwanted (End) Where stories live. Discover now