tujuhbelas

9.2K 741 20
                                    

Sanji pov

Aku mengikuti Zoro kebandara tanpa membawa apapun, hanya sebuah handphone dan dompet yang dari awal sudah ku sematkan di kantong celanaku.

Seharusnya sekarang aku sedang berada di apotek untuk membeli obat, tapi karena si gila ini aku harus menundanya.

Yang aku harapkan sekarang adalah agar heatku tidak datang tiba2, karena sambil berjalan aku juga melihat sekitar, jikalau di bandara ini memiliki toko obat atau semacamnya.

Ini pengalaman pertamaku menginjakkan kaki di bandara, dari kecil aku selalu terkurung dirumah dan tak pernah kemanapun. Tentu saja saat memasuki tempat luas ini, aku jadi tampak seperti orang kampung.

Zoro berjalan di depan dengan kopernya, sepertinya dia memang merencanakan perjalanan pribadi, karena sampai sekarang aku tak melihat pria-pria berjas yang selalu berada disisinya.

Fokusku tiba-tiba teralihkan saat melihat salah satu apotek kecil yang berada di ujung koridor.

"Ahh itu dia" batinku tertawa bahagia.

Aku tak menghiraukan Zoro yang berjalan semakin jauh didepan dan malah berbalik menuju toko tersebut.

Setelah berbelanja dan melakukan pembayaran, diriku lega karena berhasil membeli obat suppresantku.

Aku mencari tempat duduk untuk meminum obatku saat tiba-tiba sebuah tangan menarikku.

"Kau kemana saja" Ujar Zoro yang terlihat panik dengan nafas terengah-engah.

"A-Aku hanya... "

"KAU BODOH, KU KIRA KAU HILANG. AKU SAMPAI BERKELILING DI BANDARA YANG LUAS INI DAN AKAN MELAPORKANMU KE POLISI JIKA AKU TAK MENEMUKANMU SEKARANG..." Zoro berteriak marah-marah.

Dirinya yang berteriak seperti orang gila, membuatku malu.

"Sssttt pelankan suaramu. Aku minta maaf. Aku hanya pergi mencari barang sebentar. Kau tidak perlu panik seperti itu. Aku bukan anak kecil" aku berkata sambil mengembungkan pipiku.

Sebenarnya toko yang aku masuki tidak jauh dari tempat kami berjalan. Jadi kalau Zoro kembali menyusuri jalan yang dilewatinya tadi, sudah pasti dia bisa menemukanku.

Tapi Sepertinya dia yang nyasar jadi malah melanglang buana kemana-mana. Otakku mulai berpikir dan tertawa akan kemugkinan itu.

"Ya sudah ikut aku" ujarnya dan kembali menarik lenganku.

Kali ini kami berjalan bergandengan tangan, tanpa sekalipun dia melepaskan gengamannya.

Aku tersenyum tipis dan tetap berjalan mengikuti langkah lebarnya.

--------------
Author pov.

Zoro dan Sanji tiba di gerbang khusus keberangkatan VVIP.

Gerbang ini hanya di buka untuk penerbangan pribadi, alias hanya untuk yang memiliki pesawat sendiri.

Jika tadi Sanji tercengang melihat isi bendara, nah sekarang mulutnya menganga lebar saat memasuki pesawat jet pribadi milik Zoro.

Dia tau kalau keluarga suaminya adalah orang kaya, tapi dia tidak tau kalau akan sekaya ini.

Padahal keluarganya juga kaya raya, tapi sepertinya keluarga Zoro jauh diatas keluarganya.

"Tutup mulutmu itu, ludahmu hampir menetes membasahi lantai"

Dan ya kembali lagi, komentar-komentar pedas yang dilontarkan oleh pria bersurai hijau itu.

Seketika Sanji menutup mulutnya, dan menyeka sedikit ujung bibirnya.
"Tidak ada air, dasar lumut tukang bohong" batinnya.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now