delapan

8.2K 705 18
                                    

Keesokan harinya.

Setelah ayahnya mengatakan bahwa pernikahannya akan di langsungkan 3 hari lagi, Sanji menjadi gelisah dan pada akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi sang ibu.

Sunny mental hospital

Baru saja sanji menginjakkan kaki beberapa langkah di tempat itu, tiba-tiba tubuhnya sudah di peluk oleh seseorang.

"Sanji?! Apa kabar nak? " Sapa salah satu perawat senior yang sedang memeluknya.

"Aghh...A-aku baik ko-kokoro hah..oba-chan" Jawab sanji sedikit terbata karena pelukan dari wanita tua ini sangat erat.

"Bi-bisahkah kau hah...melepaskanku ?"  Lanjutnya lagi sambil berusaha melepaskan diri dari wanita itu.

Setelah tersadar akhirnya kokoro melepaskan tubuh kurus sanji " Ahh.. Maafkan aku" Ujarnya sambil tersenyum.

Setelah terlepas sanji bertanya "bagaimana keadaan ibuku? "

Kokoro menatap sanji sendu dan mulai berjalan diiringi Sanji di sampingnya.

"Kondisi Sora tidak banyak perubahan, dirinya masih sering berhalusinasi"
Jawab wanita tua itu dan mereka terus berjalan menuju ruang rawat sang ibu.

Sanji menarik nafas dan berkata dengan lesu. "Hah.. Begitu ya"

"Tapi kau jangan khawatir, dia sudah tidak pernah lagi menyakiti dirinya dan sudah mulai kenal dengan orang sekitar. Itu pertanda bagus bukan?" Kokoro merangkul Sanji dan mencoba menyemangatinya.

Sanji tidak menjawab dan hanya mengangguk seraya tersenyum tipis.

"ku dengar kau akan membawa ibumu pergi. Apa itu benar?" kokoro bertanya, berusaha mengalihkan topik yang tadi.

"iyah, aku akan pergi dari kota ini tapi....." Wajah sanji kembali murung.

"Tapi kenapa?" Kokoro bertanya karena penasaran.

"Kepala rumah sakit tidak mengizinkanku, katanya kondisi ibu belum stabil. "

" Omong kosong" Ujar kokoro tiba-tiba.

Sanji kaget dengan pernyataan wanita tua di sampingnya ini. " Maksudnya ?"  Sanji berhenti berjalan dan menatap wajah kokoro lekat.

"Maksudku, tentu saja kau bisa membawa ibumu. Keadaan Sora memang belum pulih seutuhnya namun jika dirinya rutin mengkonsumsi obatnya, kondisinya cukup stabil. Jadi kupikir tidak akan ada masalah kalau kau membawanya. " Jelas kokoro panjang lebar.

"Benarkah? " Tanya sanji dengan wajah berbinar.

Kokoro tersenyum "tentu saja"

Tapi tak lama wajah sanji kembali murung " Walaupun begitu, aku tetap tidak bisa membawanya kalau tidak ada persetujuan dari rumah sakit" Dia berkata lirih.

Kokoro tampak berpikir "apa benar kau ingin membawa ibumu? Tapi apa alasannya? Bukannya dia baik-baik saja disini? "

Sanji melihat Kokoro dan mulai berpikir. Dia tau kalau Kokoro obachan adalah orang yang baik. Malahan dirinya sudah menganggap Kokoro seperti bibinya sendiri, karena Kokorolah orang yang merawat sang ibu dari pertama kali ibunya masuk ke rumah sakit ini. Tapi apakah tidak apa kalau dia menceritakan semuanya kepada wanita tua ini? .

"Obaachan.. "

"Hemm... "

"Apa kalau ku ceritakan semuanya, obachan akan membantuku? " Tanyanya ragu.

Kokoro tersenyum tulus dan mengusap pucuk kepala Sanji lembut.

"Tentu saja sayang. Kau sudah aku anggap seperti anak sendiri. Walaupun kau tidak mau menceritakan apapun, aku tetap akan membantumu" Ujar Kokoro tulus.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now