sebelas

9K 758 104
                                    

Sanji terbangun saat hari sudah menjelang siang.

Saat matanya terbuka, lagi-lagi Cosettelah orang pertama yang memasuki pandangnya.

"Tuan sudah bangun? Apa ada yang sakit? " Cosette bertanya sambil duduk mengupas buah apel di samping ranjang tempat Sanji berbaring.

"Hemm... Kepalaku masih sedikit pusing" Ujar Sanji seraya bangkit dari tidurnya.

"Berbaringlah dahulu" Ujar Cosette menahan tubuh Sanji.

"Aku mengupaskan beberapa buah untuk tuan"

Cosette menyodorkan sepotong apel ke bibir Sanji.

"Aaaa"

Sanji memakan buah yang disuapkan kepadanya.

"Bagaimana? "

"Hmm manis"

Melihat itu Cosette tersenyum.

"Mau lagi? " Cosette mencoba menyuapkan kembali buah apel ke mulut Sanji.

Namun tiba-tiba pergerakannya terhenti  karena Sanji memegang tangannya.

"Aku bisa sendiri Cosette. Kau tidak perlu repot" Ujar Sanji lembut.

"Tidak masalah tuan, aku hanya ingin memban.. "

"Tapi sekarang aku sudah memiliki suami" Suara lirih Sanji menghentikan ucapannya.

"Tidak enak dilihat, jika ada orang yang masuk"

Perkataan yang Sanji lontarkan tadi serasa seperti sebuah batu besar yang menimpa tubuh wanita itu. Membawanya pada kenyataan bahwa sang pujaan hati telah dimiliki oleh orang lain.

Tak terasa dadanya sesak, dia harus sadar bahwa Sanji adalah majikannya, apalagi sekarang dia sudah berstatus suami orang. Tidak akan ada harapan lagi untuknya.

Cosette tersenyum lirih lalu mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, aku akan menyiapkan makanan untuk tuan. Kalau begitu aku permisi dulu" Setelah mengatakan itu Cosette meletakkan piringnya dan segera bergegas keluar tanpa menunggu jawaban dari Sanji.

"Hahhh... " Sanji menghela nafas panjang dan menatap pintu yang di lalui wanita tadi dengan rasa bersalah.

Setelah kepergian Cosette, Sanji mecoba bangkit dan duduk bersandar di kepala tempat tidurnya, lalu meraih piring yang berisi buah di meja nakas.

Dia akui, dirinya sangat lapar, karena kalau boleh jujur dia tidak tau sudah berapa lama diirinya tak sadarkan diri.

Sanji sedang menikmati buah apel dengan tenang, namun suara dari pintu yang di buka mengalihkan perhatiannya.

"Kau sudah sadar?" Yonji masuk mengenakan seragam sekolah dan menenteng ranselnya.

"Kau tidak sekolah? " Sanji bingung karena setaunya sekarang masih jam pelajaran.

Yonji berjalan mendekat dan duduk di kursi yang di tempati Cosette tadi.

"Guru-guru mengadakan rapat. Lalu kami dipulangkan"

"Ah.. Begitu, aku kira kau bolos" ujar Sanji.

Suasana hening sejenak sebelum yonji kembali berkata.

"Kau keras kepala" sambil mengepalkan tangannya di atas lutut.

"Hah? Maksudmu" Sanji yang bingung dengan pernyataan Yonji pun bertanya.

"Kau keras kepala, bodoh dan menyedihkan. Sudah berapa kali aku katakan kalau kau bisa meminta bantuanku, tapi kau selalu menolak. Selalu menahan semuanya sendiri. APA KAU TIDAK LELAH?" Yonji berkata dengan cepat karena emosi.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now