duapuluh lima

8.2K 585 50
                                    

Pudding pov

"Sial sial sial... semua rencanaku gagal" Aku menggerutu sambil melempar gelas yang sedang ku pegang.

Terdegar suara pecahan yang cukup keras namun aku tak peduli.

Saat ini mood ku sedang kacau.

Rencanaku untuk menghabisi si jalang itu gagal.

Aku baru saja mendapat telpon kalau orang bayaran yang ku suruh untuk memperkosa Pria itu gagal.

Mereka berkata bahwa Sanji di bawa oleh pria berhidung panjang.

Dasar, dari dulu aku sudah tak suka melihatnya.

Amarahku masih memuncak namun tiba-tiba handphone ku bergetar.

"Zoro? " Gumanku senang karena akhirnya dia menghubungiku.

Aku menekan tombol jawab dan berkata " Sayang... Kau kemana saja?"

......

"Sekarang? Baiklah "

.......

"Oke, ditempat biasa?"

......

"Love u too" Aku mengakhiri panggilan dengan wajah sumringah.

Ahh akhirnya, aku akan berdandan secantik dan sesexy mungkin.

Dan setelah itu aku bergegas ke kamar untuk bersiap.

--------------
Di tempat lain.

Zoro pov

Aku menghubungi Pudding dan menyuruhnya untuk menemuiku di tempat biasa kami bertemu.

Kali ini aku menemuinya bukan untuk mengajaknya berkencan, tapi untuk membalaskan perbuatan yang dia lakukan kepada Sanji.

Tentu saja aku tidak tinggal diam saat istriku dicelakai. Walaupun dia seorang wanita dan aku pernah sangat mencintainya. Namun perbuatan yang dia lakukan terhadap Sanji tidak bisa dimaafkan.

Aku tak menyangka dirinya akan berbuat sampai sejauh itu.

Syukurlah tuhan membuka mataku untuk tidak jatuh ke perangkap wanita jahat itu.

Aku menegak secangkir kopi di restoran yang berada di salah satu hotel yang kumiliki.

Biasanya kami memang menghabiskan waktu meminum kopi dan setelah itu memesan salah satu kamar untuk bercinta.

Tapi kali ini aku memesan kamar untuk maksud yang lain. Tentu saja aku tak bisa memberi pelajaran padanya di ruangan terbuka. Jadi aku akan melancarkan rencanaku secara tertutup.

Suara heels terdengar mendekat dan aku mengalihkan pandanganku kesana. Jelas kulihat Pudding menggunakan dress berwarna merah yang terbuka dan rambutnya di gerai dengan pita diatasnya.

Dirinya tampak menawan. Mungkin itu yang akan aku ucapkan dulu, tapi sekarang aku tak merasakan apa-apa saat melihatnya.

Selama apapun aku menatapnya, rasa gejolak cinta yang lama sudah tak ada lagi di hatiku.

Malahan aku berpikir, jika Sanji yang mengenakan baju merah seperti itu mungkin Pria pirang itu tampak sangat sexy dan menggairahkan.

"Ehmm... Maaf membuatmu menunggu sayang"

Suara yang di keluarkan Pudding sukses membuyarkan khayalanku.

"Ah tidak. Ayok duduk" Aku tersenyum sambil mempersilahkannya untuk duduk di hadapanku.

Namun bukannya duduk di tempat yang ku tunjuk, wanita ini malah berjalan semakin dekat dan tiba-tiba saja duduk di pangkuanku.

"Ahh kau sudah makan sayang?" Tanyanya sesensual mungkin sambil mengelus pundakku.

Unwanted (End) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora