lima

9.1K 699 24
                                    

Lanjutan chapter sebelumnya.

Flashback

Sora sudah satu bulan tinggal di apartement milik vinsmoke.

Dia mendapatkan makanan yang layak, fasilitas lengkap dan juga suasana yang nyaman. Namun hanya satu yang tidak dia dapatkan, yaitu kebebasan.

Selama tinggal di apartemen ini, dia tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di dunia luar.

Jika ada bahan makanan atau keperluan yang harus di beli. Dia hanya bisa mengatakannya kepada pengawal dan nantinya merekalah yang akan membelinya.

Sora bosan, tentu saja. Walaupun kehidupannya terlihat nyaman, namun dia juga butuh udara segar. Berjalan-jalan di taman, atau sekedar melihat pemandangan. Tapi mau dikata apa. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.

-----------------

Waktu terus berlalu dan tak terasa usia kandungan sora sudah menginjak 7 bulan.

Dirinya sering merasa lelah dan pegal disekitar pinggulnya. Kakinya juga sudah membengkak dan sering kesemutan.

Kadang untuk bangun dan bangkit dari tempat tidur saja dirinya merasa malas.

Akhir-akhir ini dia sangat jarang keluar kamar. Walau terkadang rasa lapar melanda, namun karena kondisi badan yang semakin berat dan susah di gerakkan membuatnya malas.

Sora sangat sering mengajak bayi di dalam perutnya untuk bercengkrama.

Seperti " Nak apa kabarmu?" "Kau sudah tumbuh semakin besar" "Kalau kau lahir jangan menyusahkan ibu ya" "Ibu menyayangimu"

Walau tak tau jenis kelamin sang anak, sora selalu memanggilnya 'little eggplant'. Menurutnya nama itu lucu dan imut.

Sora sering merasakan sakit di area kewanitaannya, rasanya terkadang nyeri sampai dia tidak bisa duduk dengan benar.

Karena sora tidak pernah melakukan pemeriksaan terhadap kehamilannya, membuat dirinya mengira bahwa gejala yang dialaminya hal biasa.

------

Beberapa hari berlalu dan pada suatu sore, sora mendengar suara pintu apartemenya terbuka.

"Siapa? " Pikirnya.

Saat dia berusaha berjalan ke pintu depan, dari balik pintu muncullah seorang pria tua dengan tongkatnya.

Sora menundukkan sedikit kepalanya, menyapa pria tersebut.

"Jadi kau yang dihamili putraku? " Ujar pria tua itu tiba-tiba.

"Ma-maaf? " Sora bingung dengan pernyataan dari pria tua itu yang tiba-tiba.

Pria tua itu tidak menghiraukan perkataan sora dan malah masuk kedalam apartement dan duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu.

"Duduklah" Ujarnya saat masih melihat sora yang berdiri mematung.

"Ahh aku akan membuat teh sebentar" Ujar sora setelah tersadar dari lamunannya.

Sora meletakkan sebuah teh hijau di hadapan sang tamu, kemudian duduk di sofa tepat di hadapan pria itu.

"Aku lihat kandunganmu sudah semakin besar. Berapa usinya? " tanya sang pria tua membuka obrolan.

"7 bulan tuan" Jawab sora singkat.

"Hemm begitu ya." Pria tua itu hanya berdehem.

"Sebenarnya aku sudah menyuruh anakku untuk membiarkanmu tinggal di dalam mansion. Tapi seprtinya dia tau kalau menempatkanmu disini adalah pilihan terbaik." Ujarnya lagi dan sora masih diam.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now