satu

14.3K 966 36
                                    

Sanji pov

Aku membuka pintu pagar dan berjalan lelah menuju ke dalam rumah. Aku mengeratkan tangan kananku memeluk tubuh, sementara tangan kiriku menenteng tas belanjaan yang sangat banyak. Aku kedinginan dan basah kuyup. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa karena Memang ini salahku yang lupa membawa payung.

Hari ini aku sedang berbelanja makanan seperti biasa, namun karena hujan yang turun sangat deras, membuatku harus berteduh terlebih dahulu. Tapi sialnya adalah, hujannya sangat lama berhenti. Sudah 3 jam lebih aku menunggu tapi hujan belum juga reda.

Karena hari yang mulai larut, akhirnya aku memutuskan untuk menerobosnya saja. Dan alhasil beginilah kondisiku sekarang. Basah dan kedinginan. Aku hanya berharap belanjaan yang aku bawa baik-baik saja.

Aku sampai di depan pintu rumah dan perlahan memutar kenopnya, berharap pintu itu tidak di kunci.

"Ahh terbuka" Gumanku sedikit senang.

Biasanya yonji adikku akan langsung mengunci pintu rumah setelah dia pulang sekolah. Namun ternyata saat ini tidak. Dugaanku adalah Antara dia belum pulang atau dia menungguku pulang untuk memarahiku.

Haha, tenang saja. Aku sudah terbiasa mendengar omelannya. Yonji memang bawel dan sedikit kejam. Namun dia tidak pernah memukulku. Hal terburuk yang pernah dia lakukan padaku hanya mengunciku diluar saat musim dingin.

Namun itu tak masalah, karena setelah itu, dia akan merasa bersalah dan merawatku disaat aku sakit.

Aku berjalan perlahan memasuki rumah dan mencari keberadaan yonji.

"Yonji.... Kau sudah pulang? " Teriakku setelah melepas sepatuku dan meletakkannya di rak.

Tak ada jawaban dari yonji.

Aku akan memanggilnya lagi.

"Yoon.. " Namun suaraku tertahan saat suara lain yang sangat familiar menjawab.

"Darimana saja kau? "

"Aa.. Aku habis be.. Belanja" Jawabku sedikit tergagap. Aku tidak menyangka kalau ayah datang mengunjungi kami.

"Duduklah" Ujarnya lagi sambil menatap sofa yang ada di hadapannya.

Aku mengangguk. Aku pergi meletakkan belanjaan ku di meja dapur terlebih dahulu, lalu kemudian berjalan memasuki ruang tamu dan menduduki sofa tepat didepan ayahku.

Disana aku bisa melihat kedua abangku, ichiji dan niji yang duduk tepat di samping kiri dan kanan ayah. Sementara yonji berada di sampingku dan sekilas mengelus pahaku lembut. Seperti mengisyaratkan semua akan baik-baik saja.

Mungkin dia tau aku sangat gugup. Karena setiap kedatangan ayah, berarti sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Kenapa kau pulang larut? " Tanyanya datar.

"Tadi hujan dan aku... " Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku ayah sudah memotongnya.

"Apa itu alasanmu? Apa kau sudah mengurus yonji dengan baik? Beraninya kau meninggalkan anakku dirumah sendirian"

"Ayah aku sudah besar dan aku baik-baik saja" Sela yonji yang tidak terima kalau ayah akan memarahiku.

"Ck...kau sudah mulai membantah, apa dia yang mengajarimu? " Ayah berkata sambil menunjuk wajahku.

"Tidak ayah aku... "

"Kekamarmu sekarang. Aku ingin berbicara dengan orang ini". "Orang ini? Aku juga anakmu yah" Gumanku dalam hati.

Setelah mendapat perintah dari sang ayah, yonji bangkit dan meletakkan tangannya di pundakku sejenak. Dan setelah itu dia beranjak pergi ke kamarnya.

Tak selang beberapa lama kepergian yonji tiba-tiba "plak", aku merasakan panas di wajah kiriku dan kepalaku yang berputar kesamping.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now