duapuluh sembilan

6.6K 521 37
                                    

Keesokan harinya.

Sanji terbangun dari tidurnya. Baru kali ini dia merasakan tidurnya begitu nyenyak. Tak ada mimpi buruk atau kegelisahan yang menyelimutinya.

Dirinya akan beranjak saat merasakan sebuah tangan merangkul pinggangnya.

Sama seperti hari itu, namun sekarang perasaan yang dirasakannya kali ini berbeda.

Dirinya merasakan kehangatan dan kenyaman. Inner soulnya merasa terlindungi. Ahh rasanya dia tak ingin beranjak sedikitpun.

Sanji membalikkan tubuhnya perlahan sehingga sekarang dirinya telah berhadapan dengan sosok pria bersurai hijau. Di perhatikannya baik-baik wajah suaminya itu.

Rasanya seperti mimpi jika saat ini dia terbangun dan mendapati Zoro disebelahnya.

Bukan berarti dirinya tak pernah terbangun di samping Zoro. Namun terbangun sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai. Bukan hanya saat sehabis berhubungan badan saja. Itu rasanya sangat berbeda.

Dilihatnya wajah itu lekat-lekat. Kalau boleh jujur, dirinya mengakui kalau Zoro itu tampan. Wajar jika banyak wanita yang mengidamkannya.

Ngomong-ngomong soal wanita, dirinya jadi teringat kepada Pudding.
Apa yang terjadi dengannya?.bApa dia dengan suka rela memberikan Zoro kepadanya. Padahal mereka sudah pacaran cukup lama.

Tapi dia juga tak habis pikir seorang wanita cantik dan anggun seperti Pudding tega untuk mencelakainya. Dirinya tak pernah menyangka itu.

Dari dulu dia sangat menghargai wanita, karena menurutnya wanita adalah sosok yang harus di sayang dan dilindungi. Itulah yang di ajarkan Sang ibu.

Tapi mengingat apa yang telah dilakukan oleh pudding membuatnya berpikir. Tak semua wanita itu sama.

"Kau memikirkan apa?" Sebuah suara serak khas baru bangun tidur membuyarkan pikirannya.

"Tak ada. Apa aku membangunkanmu? " Tanyanya seraya mencoba bangkit untuk duduk.

Namun Zoro kembali menahan tubuh itu, dan membuat Sanji kembali berbaring " Kau mau kemana?"

"Aku mau ke dapur untuk memasak sarapan dan menyiapkan keperluanmu. Kau tidak berkerja?" Jelasnya.

"Anghhhh~ kerja.... Rasanya aku sangat malas" Zoro menggeliat sambil menjawab.

"Bangunlah dan segera mandi. Ingatlah bahwa kau itu direktur perusahaan." Sanji sudah duduk dan bersiap akan berdiri.

"Tunggu" Zoro menahan tangannya.

Sanji hanya berbalik dan menatap Zoro, seakan berkata "Apa lagi"

"Mana morning kiss ku?" Pria itu berkata sambil memajukan bibirnya.

"Hah~ Dasar mesum" Sanji perlahan melepaskan gengaman Zoro dan mulai beranjak.

"Ishh kau pelit sekali. Semalam sudah tak dapat jatah, sekarang aku hanya minta cium kau bilang aku mes... Mphhhh"

Zoro terdiam saat bibir Sanji telah mendarat di bibirnya.

Bukan ciuman penuh nafsu. Tapi lebih ke arah ciuman hangat dan lembut.

"Udah kan. Mandi sana. Aku akan membuatkan sarapan" Dengan itu Sanji langsung berlalu dengan telinga yang sudah memerah.

"Ahh manis sekali" Ujar Zoro sambil menjilat bibirnya.

-------------

Sebulan berlalu dan hubungan mereka semakin baik. Zoro seolah-olah berubah menjadi orang lain. Dari pria yang cuek dan kasar menjadi orang yang romantis dan perhatian.

Unwanted (End) Where stories live. Discover now