Near with Enemy

212 4 0
                                    

"Kakak, sejak kapan berdiri di sana?" tanya Keylie dengan nada yang setengah kaget saat melihat Kakaknya yang sudah berdiri di pintu kamarnya. Keylie tidak mendengar ada suara pintu terbuka, makanya sedari tadi dirinya dengan santai melakukan pannggilan telepon dengan laki-laki di seberang sana.

Melihat Adiknya sudah selesai melakukan panggilan, Arsenka melangkahkan kakinya dengan begitu santai menuju ke tempat di mana Adiknya berada. Keylie menatap Kakaknya dengan tatapan yang ragu serta bercampur dengan tanda tanya yang terus mengitari kepalanya.

"Ada apa Kak? Ada perlu?" tanya Keylie dengan nada bicara yang begitu sopan serta suara yang begitu lembut. Tatapan yang Keylie berikan pada Arsenka masih tidak berubah, masih tatapan yang mengandung sebuah rasa takut terhadap Kakak yang selalu menyayanginya.

Tatapan yang Arsenka berikan terlihat cukup datar. "Sejak kapan dekat dengan dia?" tanya Arsenka. Ia ingin tahu sejak kapan Adiknya bisa dekat dengan seorang anak dari ketua kelompok besar yang merupakan musuh kelompoknya serta merupakan keturunan keluarga yang sama-sama tidak ada sebuah ikatan yang baik dengan keluarganya, terlebih ada sebuah kebencian yang begitu besar dalam diri Arsenka terhadap Jarnovak.

"Aku mau cerita boleh?" tanya Keylie dengan nada yang begitu manja. Keylie menatap Kakaknya sejenak sambil menunggu sebuah jawaban dari Kakaknya, beberapa saat kemudian Arsenka menganggukkan kepalanya. "Jadi gini ...."

Flashback

Oxford, Inggris.

Keylie melihat ada sekelompok manusia yang menggunakan seragam serba hitam tengah berdiri di seberang jalan. Awalnya Keylie mengabaikan mereka sampai akhirnya Keylie masuk ke mobil yang sudah dia pesan secara online untuk menuju ke sebuah toko buku untuk membeli sebuah buku yang dia butuhkan.

Melirik ke arah belakang, ada mobil yang sedari tadi mengikutinya sampai akhirnya sebuah kecurigaan timbul dalam diri Keylie saat dirinya mengatakan untuk menambah kecepatan mobil yang dia kendarai tapi orang yang mengemudikan mobil ini sama sekali tidak mendengarkan apa yang sudah dia ucapkan.

Kecurigaan Keylie bertambah saat mobil itu berhenti di sebuah tempat yang bukan merupakan tempat tujuan. Bertanya pada sopir itu, tapi dirinya tidak mendapatkan sebuah jawaban sampai akhirnya Keylie keluar dari mobil dan ia begitu kaget saat melihat sudah begitu banyak pria berbaju hitam yang berada di hadapannya.

"Kalian siapa?" tanya Keylie sambil memperhatikan mereka satu persatu. "Apa yang kalian inginkan? Kenapa kalian melihatku dengan tatapan yang seperti itu?" Keylie sudah mulai ketakutan terlebih dengan semua kejanggalan yang sudah dia rasakan.

Sebelumnya Keylie tidak pernah berada di posisi seperti ini. Alasannya, karena ada orang-orang suruhan Sacalorskaf untuk menjaga Keylie dari jauh, tapi untuk sekarang mereka ke mana?

Mereka tidak ada, karena orang-orang yang berniat untuk menculik Keylie bukan sembarang orang. Mereka adalah anggota salah satu kelompok besar yang termasuk ke dalam golongan mafia yang sudah begitu mahir melakukan perdagangan wanita untuk dijadikan sebagai wanita pemuas nafsu para tuannya.

Salah satu pria itu memberikan sebuah kode yang membuat beberapa dari mereka langsung berjalan menuju ke tempat di mana Keylie berada dan dengan begitu cepat mereka menutup bibir Keylie agar tidak berteriak, meski tempat ini terbilang cukup sepi, tapi mereka tidak ingin mendengar teriakan Keylie yang nantinya akan membuat telinga mereka sakit.

Kedua tangan Keylie diikat. Keyli berontak, berusaha untuk kabur, tapi usahanya sia-sia. Mereka membawa Keylie dengan cara setengah menggusur Keylie, karena Keylie masih berusaha untuk menahan dirinya agar tidak ikut bersama dengan mereka. Sampai akhirnya Keylie dipaksa untuk masuk, tapi karena dirinya yang tidak diam, kepalanya terbentur ke pintu mobil.

"Ahmhh!" jerit Keylie. Ekspresi yang Keylie pasang sekarang terlihat seperti orang yang sudah benar-benar ketakutan dengan semua ini. Selama Keylie tinggal di sini, tidak pernah ada orang yang melakukan hal seperti ini padanya.

Dor

Sebuah tembakan terdengar begitu menggelegar, peluru yang baru saja keluar bersarang dengan begitu pas di tengkuk bagian belakang salah satu pria yang semula sudah memaksa Keylie untuk masuk ke mobil. Banyak dari mereka yang langsung melirik ke arah dari mana peluru datang.

Laki-laki itu memperhatikan mereka beberapa saat sampai akhirnya ia tersenyum miring dan perkelahian antara mereka terjadi dengan beberapa peluru yang dikeluarkan. Merasa kalau anak buahnya bisa mengatasi mereka, akhirnya laki-laki itu berjalan ke arah di mana Keylie berada.

Kedua netra mereka bertemu, laki-laki itu memperhatikan netra indah milik Keyli. Dengan begitu perlahan, laki-laki itu tali yang mengikat tangan Keylie sampai akhirnya membuka penutup mulut Keylie. Tatapan laki-laki itu semakin begitu dalam, memperhatikan keindahan wajah Keylie.

Ada sesuatu yang hati laki-laki itu rasakan sampai akhirnya dia bisa dengan begitu detail saat memperhatikan Keylie. Melihat beberapa orang yang datang untuk membantu orang-orang yang sudah berusaha untuk menculik Keylie membuat perkelahian antara dua kelompok ini menjadi semakin mengerikan.

Tidak bisa melihat pemandangan yang seperti ini, membuat Keylie merasa begitu takut. Laki-laki memperhatikan mata Keylie yang berubah menjadi begitu bening sebab sudah berkaca-kaca. "Jangan takut, aku akan melindungimu." Dengan penuh keseriusan laki-laki itu berucap dan benar dirinya melindungi Keylie sampai akhirnya mereka pergi.

Tidak ada sebuah luka yang tercipta di tubuh Keylie, padahal beberapa kali mereka hendak mengambil Keylie dan menjadikan Keylie sebagai ancaman agar orang-orang kelompok laki-laki itu tidak berani menyerangnya. Keylie benar-benar aman berlindung dibalik punggung laki-laki itu.

"Setelah itu aku dan Kak Ray kenalan sampai akhirnya aku merasa nyaman bersama dengan Kak Ray." Keylie berucap dengan penuh kejujuran. Tidak ada sebuah alasan yang mengharuskan Keylie untuk berbohong, terlebih Keylie belum mengetahui kalau Kakaknya bersama dengan Jarnovak itu merupakan musuh bebuyutan.

Arsenka kembali memperhatikan Adik kecilnya, ada sesuatu hal yang Arsenka khawatirkan jika hal itu terjadi. "Jangan terlalu berlebihan dalam mencintai, karena nanti akan ada sebuah sakit yang berlebih saat apa yang kamu cintai menorehkan sebuah luka." Arsenka berucap sambil menatap Adiknya dengan tatapan yang begitu dalam.

Dalam tatapan Arsenka sekarang ada sesuatu hal yang ingin Arsenka sampaikan, hanya saja ia merasa belum sanggup untuk membahas hal itu kembali. Rasanya saat membahas hal itu, ia hanya akan melukai dirinya sendiri dan Arsenka tidak ingin membuat dirinya stres terjebak dalam hal itu.

"Maksud Kakak?"

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGWhere stories live. Discover now