Wake up Baby

566 10 0
                                    


06:40 am.

Setelah melihat waktu, Arsenka mengalihkan pandangannya ke arah perempuan yang sekarang tengah begitu pulas tertidur. Dengan begitu santai Arsenka memperhatikan ukiran demi ukiran yang ada pada wajah perempuan yang berada satu tempat tidur dengannya, ia memperhatikan detail alis serta bulu mata yang berjejer rapi.

Bayangan akan sosok perempuan kembali muncul dalam benak Arsenka yang membuat kenangan terputar di pikirannya, sorot mata Arsenka menjadi berubah. Semula dirinya terlihat begitu asyik memandangi wajah indah Lansonia dengan tatapan yang santai, sekarang tatapan Arsenka berubah dan jauh berbeda.

Kejadian-kejadian yang baru saja muncul dalam pikirannya menjadi alasan yang membuat tatapan Arsenka berubah, isi pikirannya berubah menjadi memikirkan hal lain yang masih menjadi salah alasan yang membuat Arsenka masih melanjutkan permainan yang entah kapan akan ia akhirnya.

Tangan Arsenka menyentuh kening Lansonia yang kemudian menyisir rambut Lansonia yang semula menutupi sebagian wajahnya. “Wake up baby.” Suara itu keluar dari mulut Arsenka dengan penuh kelembutan, tatapan matanya juga sudah berubah jauh beda dengan tatapan yang sebelumnya. “Baby,” bisik Arsenka yang tepat di telinga Lansonia.

Lansonia menggeliat. “Iya Zi— Kalimat Lansonia terhenti saat melihat wajah Arsenka, ternyata orang yang baru saja membangunkannya dengan begitu lembut bukanlah orang yang baru saja ada di benaknya. Lansonia kembali berpikir, apakah suara yang baru saja dia dengar adalah berasal dari mulut Arsenka atau dari dunia mimpinya saja?

Masa iya dia bicara selembut itu?

“Ada apa?” Lansonia sengaja bertanya, agar Arsenka melupakan apa yang baru saja dia ucapkan yang terhenti dengan sendirinya. Ia sedang tidak ingin ribut dengan Arsenka, terlebih sekarang dirinya yang salah. Lansonia tidak ingin merusak suasana yang sedang baik-baik saja dengan Arsenka, karena hal ini cukup jarang terjadi.

“Sekarang kita pergi un—

Lansonia langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir Arsenka. “Jangan bilang sekarang, karena aku harus ganti baju terlebih dahulu.” Lansonia sadar kalau sekarang dirinya hanya tengah menggunakan piyama, tidak mungkin dirinya akan langsung menuruti apa yang sudah Arsenka ucapkan.

“Cepat ganti baju,” ujar Arsenka yang tidak ingin lama menunggu Lansonia berganti pakaian.

*****

07:12 am.

Lansonia mengedarkan pandangannya ke sekitar, tempat ini terlihat cukup indah. Ia terus memperhatikan ke arah langit yang sudah terlihat akan memancarakan cahaya yang indah nantinya. Arsenka hanya mengukirkan senyumannya sambil menikmati minuman yang sudah dia pesan.

Semburat kuning telur bercampur merah keluar dari persembunyian, indahnya cahaya mentari membuat banyak lensa ciptaan Tuhan serta lensa ciptaan manusian sibuk tertuju pada semburat mentari yang perlahan naik menghiasi birunya langit, menambah sebuah keindahan di sana.

Saat matahari sedang naik, senyuman terukir dengan begitu indah di bibir Lansonia. Ia begitu menyukai moment ini, karena dirinya memang suka matahari terbit atau matahari terbenam. Cahaya yang terpancai seolah menunjukkan kalau lukisan Tuhan adalah karya terbaik yang disukai oleh banyak penghuni bumi.

Mata Lansonia beberapa kali berkedip, ia memejamkan matanya begitu dalam setelah melihat sesuatu yang asing. Sebelumnya Lansonia berniat untuk melirik ke arah Arsenka, sepertinya memandang wajah Arsenka yang terkena sorotan sinar mentari akan terlihat indah.

Semuanya malah berubah horor. Lansonia memperhatikan orang yang ada di hadapannya dengan tatapan yang sangat jauh dari kata tidak percaya, tapi ia masih terus memperhatikan detail laki-laki itu.

Sampai akhirnya Lansonia teringat akan bayangan masa lalunya. Tempat ini adalah tempat yang sama dengan tempat yang sudah ia kunjungi bersama dengan cowok yang sekarang berada di pandangannya.

“Hei.” Arsenka melambai-lambaikan tangannya di depan mata Lansonia yang semula tengah memiliki tatapan yang kosong, sebab dirinya tengah memikirkan kenapa bisa orang yang ada di hadapannya mendadak berubah.

Lansonia menggeleng-gelengkan kepalanya. Sekarang benar, nyata. Orang yang ada di hadapannya adalah Arsenka, bukan laki-laki yang semula sudah muncul ke dalam mimpinya.

Ada sesuatu yang mendadak hatinya rasakan sekarang, saat barusan dirinya mendadak teringat kembali akan sosok laki-laki yang namanya hampir saja keceplosan pada awal Lansonia akan berucap setelah mendengar Arsenka yang membangunkannya.

Sepertinya kau kembali mengingatnya.

Kalimat yang sudah Arsenka pikirkan berhasil membuat sebuah lengkungan tercipta di bibir Arsenka. Tujuannya sepertinya perlahan akan dia dapatkan.

Rencana demi rencana sudah berjalan dan sejauh ini semuanya berjalan sesuai dengan rancangan yang tidak membuat dirinya kebingungan untuk melakukan suatu hal yang lebih jauh lagi.

Saat cahaya langit tengah begitu indah, bahkan jauh lebih indah dari sebelumnya, berbeda dengan suasana hati Lansonia sekarang. Ia tengah merasakan sesuatu hal yang dia rasa memang janggal.

Dari mulai Arsenka yang mengajaknya untuk ke Itali, membawanya ke Hotel yang membuat Lansonia teringat kalau dirinya pergi datang ke Hotel ini bersama dengan seseorang.

Hal yang lebih parahnya lagi saat hal ini terjadi, ia ingat dengan begitu jelas kalau dirinya pernah menikmati indahnya mata hari terbit di tanah Italia bersama dengan laki-laki yang mana ia yakini adalah laki-laki yang ada dalam foto yang ia miliki.

Lebih tepatnya semuanya mengarah pada orang yang sama dengan orang yang ada di foto yang sudah ia temukan secara tidak saat sedang merapikan meja kerja Arsenka.

Sebenarnya apa rencana yang Arsenka miliki, lalu apa hubunganmu dengan laki-laki yang ada di mimpinya?

Apakah mereka ada hubungan darah?

Hal ini adalah hal yang membuat Lansonia semakin bingung dengan semua keadaan, karena dirinya hanya ingin tahu hal apa yang merupakan rencana Arsenka. Apakah mungkin sebuah kebetulan datang terus-terusan? Lansonia semakin curiga.

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang