Worried

219 4 0
                                    

Layaknya sebuah bom yang dengan sengaja dimasukkan ke dalam pesawat yang sudah diatur waktu kapan bom itu akan meletus sampai tiba di tengah lautan waktu itu berakhir, pesawat kehilangan kendali, tidak bisa menyetabilkan keadaan, jatuh di atas lautan dengan kecepatan yang begitu kencang dari ketinggian menghantam lautan membuat badan pesawat hancur berkeping-keping berserakan di dasar lautan yang beberapa di antaranya tertinggal dan yang lainnya mulai naik ke permukaan.

Kondisi apa yang layaknya kejadian itu?

Isi pikiran Lansonia. Sekarang sudah layak seperti kapal yang mengalami kecelakaan. Berhamburan tak tentu letak dan posisi yang benar. Semuanya bertabrakan dalam pikirannya yang membuat suasana mental dan pikirannya tidak sinkron yang mengganggu kondisi jiwanya.

Bayangan kematian Bundanya, sebuah kenangan masa lalu antara dirinya dan juga Zidan, bayangan masa kelam yang dia lakukan bersama dengan Jarnovak, sampai pada titik penantian yang tak kunjung datang. Di mana sampai saat ini Lansonia masih menunggu janji yang sudah Jarnovak ucapkan.

Semuanya seolah beterbangan tanpa bisa diikat, sebab beberapa kali dirinya memergoki Jarnovak yang menemui Keylie—adik iparnya. Melihat bagaimana Jarnovak memperlakukan Keylie membuat dirinya tidak percaya dan menjadi ragu dengan apa yang sudah Jarnovak janjikan padanya.

Tidak peduli dengan siapa saja yang akan menemani dirinya, Lansonia sekarang nekat untuk keluar dari Mansion Sacalorskaf untuk menuju ke sebuah tempat yang mana di sana terdapat manusia yang semula begitu Lansonia harapkan bisa membebaskan dirinya dari sebuah penjara mewah dengan penjaga iblis yang mampu membuatnya gila hanya dengan kalimat-kalimat membingungkan yang keluar dari mulutnya—Arsenka.

*****

La Scietto's Basecamp

"Nona ingin bertemu dengan siapa?" tanya pria bertubuh tinggi dan juga berbadan kekar yang berdiri tepat di depan pintu Basecamp La Scietto.

Mendapatkan sebuah pertanyaan yang tidak seharusnya dia dapatkan, membuat Lansonia memperhatikan pria itu dengan tatapan yang begitu tajam. "Kau baru di sini?" tanya Lansonia dengan nada yang begitu datar dan juga ekspresi yang terlihat begitu tidak suka dengan semua ini.

Pria itu menganggukkan kepalanya. "Saya semula berada di Swiss dan bertugas di sana sebelum akhirnya saya diperintahkan untuk ke sini," jelas orang itu.

Lansonia mengangguk-anggukkan kepalanya. Pantas saja orang itu bertanya pada Lansonia ingin bertemu dengan siapa, secara kalau bukan orang baru yang menjaga, mereka sudah tahu kalau tujuan dari Lansonia datang ke sini untuk bertemu dengan siapa, bahkan jarang ada yang menanyakan ingin bertemu dengan siapa mengetahui kalau Lansonia adalah bagian dari La Scietto.

Tidak ingin berdebat dengan orang itu, Lansonia menunjukkan sebuah id card. Melihat id card yang sudah Lansonia tunjukkan, orang itu langsung dengan welcome mempersilakan Lansonia untuk masuk ke kawasan Basecamp La Scietto.

Kartu yang sudah Lansonia tunjukkan adalah kartu tanda keanggotan La Scietto dan di dalam kartu itu terdapat bintang pengenal di mana anggota La Scietto yang memiliki tanda pengenal berupa bintang terlebih bintang gold maka orang itu adalah salah satu anggota La Scietto yang mempunyai perasan begitu penting.

"Di mana Jarnovak?" tanya Lansonia setelah dirinya mengelilingi Ruangan ini, tapi dia tidak melihat di mana Jarnovak berada.

Seseorang melangkahkan kakinya menuju ke tempat di mana Lansonia berada. "Tuan Jarnovak sekarang sedang berada di Enesary Building. Tadi pagi belian sempat datang ke sini kemudian pergi ke Enesary Building untuk membahas kerja sama dengan sebuah perusahaan," jelas seorang pria yang sudah mengetahui siapa Lansonia sehingga dirinya berani mengatakan di mana Tuannya berada sekarang.

Dengan santai Lansonia menganggukkan kepalanya. "Makasih," ucap Lansonia yang tanpa lama langsung melangkahkan kakinya keluar dari Ruangan ini. Lansonia langsung mengatakan ke mana tujuan dari perjalanannya sekarang.

*****

Enesary Building

Tok tok tok

"Masuk," ucap laki-laki yang tengah duduk sambil berkutat dengan beberapa berkas di hadapannya.

Mendengar kalau orang yang ada di dalam sudah mempersilakan dirinya untuk masuk, akhirnya perempuan yang sekarang tengah menggunakan outfit formal dengan mini dress yang membaluti tubuh mulusnya melangkahkan kakinya yang lenjang suara ketukan dari langkahnya terdengar membuat laki-laki yang semula fokus pada kertas menjadi menaikkan pandangannya.

Laki-laki itu memperhatikan langkah demi langkah perempuan yang sekarang tengah fokus berjalan menuju ke arahnya. "Ada apa?" tanya laki-laki itu sambil memasang eskpresi yang cukup datar.

"Ray, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." Lansonia langsung mengatakan alasan yang membuat dirinya sekarang sampai menemui Jarnovak yang sedang berada di kantornya.

Jarnovak menganggukkan kepalanya. "Silakan bicarakan hal yang ingin kau bicarakan," tutur Jarnovak dengan begitu santai. Mendengar kalimat yang baru saja Jarnovak ucapkan membuat Lansonia mengernyitkan keningnya, ia merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan Jarnovak yang sedang ia temui sekarang.

"Kapan kau akan melakukan rencana untuk membuatku bisa bebas dari tempat itu?" tanya Lansonia to the point. Hal ini memang sebuah hal yang begitu Lansonia ingin tahu kapan waktunya tiba, karena memang dirinya sudah benar-benar tersiksa tinggal bersama dengan laki-laki yang jauh dari kata mencintainya, bahkan laki-laki itu secara terang-terangan mengungkapkan kalau dirinya benci pada Lansonia.

Sepasang bola mata Jarnovak menatap Lansonia dengan penuh keseriusan. "Memangnya kau ingin keluar dari tempat itu?" tanya Jarnovak dengan nada bicara yang begitu enteng.

Alis Lansonia benar-benar mengernyit bingung, ia semakin merasakan sebuah perbedaan yang ada dalam diri Jarnovak. "Aku sudah benar-benar tersiksa berada di sana, terlebih Arsenka yang terus-terusan membuat pikiranku seolah ingin pecah sebab terus-terusan membahas Zidan." Lansonia mengutarakan semuanya.

"Kau tidak lupa bukan dengan Zidan? Laki-laki yang sudah kita manfaatkan, bahkan sampai kau bisa mendapatkan perusahaan ini?" tanya Lansonia dengan napas yang berhembus cepat. Emosi yang ada dalam diri Lansonia seolah muncul dengan tiba-tiba saat dirinya teringat akan semua yang sudah Arsenka lakukan.

"Sekarang aku sedang tidak memikirkan hal itu," ujar Jarnovak dengan nada yang begitu tenang. Tidak ada sebuah hal yang membuat dirinya terlihat seperti orang yang tengah memikirkan sesuatu hal, bahkan ekspresi yang Jarnovak pasang sekarang seolah menunjukkan sebuah ketidakpedulian terhadap apa yang sudah Lansonia pertanyakan.

Lansonia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan penuh kebingungan. "Lalu hal yang sekarang kau pikirkan apa?" tanya Lansonia. Ia ingin tahu sepenting apa hal yang tengah Jarnovak pikrikan samapai kebebasan dirinya terabaikan. 

"Apakah dia yang sedang kau pikirkan? Gadis yang merupakan adik dari musuh terbesarmu yang sekarang tengah kau pikirkan, iya?!" Emosi Lansonia menjadi begitu naik.

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGKde žijí příběhy. Začni objevovat