48. Jangan Pergi Lagi

33 13 113
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

.
.
.


Bangun pagi sudah menjadi rutinitas bagi Dhira, dan gadis itu sudah bangun sejak pukul lima pagi. Baru saja dirinya bangkit dari tempat tidur, Dhira mendapati kamar yang berantakan seperti baru saja ada yang menggelar pesta semalam.

Sampah cemilan dan beberapa botol minuman berserakan di meja ruang santai, bahkan piring serta gelas kotor penuh di wastafel bekas seseorang selesai memasak. Dhira hanya bisa tersenyum seraya geleng-geleng kepala melihat semua kekacauan itu. Entah apa yang dilakukan ketiga teman sekamarnya tanpa dirinya sampai kamar itu dibuat seperti itu.

Setelah membasuh muka dan menggosok gigi, Dhira mulai membersihkan semua yang ia rasa harus disingkirkan, tentunya tanpa menimbulkan suara gaduh agar ketiga temannya tidak terbangun dari tidurnya.

Tak butuh waktu lama, Dhira akhirnya selesai membersihkan kamar, dan setelah itu ia pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah mendapat keringat di pagi hari.

Ketika Dhira masih berada di kamar mandi, Nayla terbangun dari tidurnya disusul Ayi setelahnya. Keduanya saling tatap saat menyadari kalau kamar sudah dalam keadaan bersih. Beberapa saat setelah keduanya bangun, Diva juga ikut membuka matanya karena Ayi yang sengaja mengguncang tubuh gadis itu agar segera bangun.

"Apaan, sih! Ganggu orang tidur aja!"

"Bangun, Diva! Udah pagi!" titah Ayi.

"Gue juga tau ini pagi, gak ada yang bilang masih malam juga."

"Iih! Bangun!"

"Iya, iya! Bacot amat ini bocah."

Ayi seketika tersenyum lebar saat melihat Diva akhirnya bangun dan duduk di tepi ranjangnya. Dan di saat yang bersamaan, Dhira keluar dari kamar mandi setelah ritual paginya selesai.

Ayi, Diva dan Nayla sejak bangun sibuk memperhatikan Dhira yang tampak sedang bersiap-siap untuk pergi. Ketiga gadis cantik itu hanya bisa diam menatap temannya yang terlihat sibuk dengan urusannya sendiri. Dhira seolah-olah tidak menyadari sedang menjadi pusat perhatian saat itu dan malah sibuk mondar-mandir mencari sesuatu di lemarinya.

"Dhira kenapa?" bisik Ayi pada Nayla.

"Aku juga nggak tau."

"Kesurupan kali," gurau Diva.

"Dhira nggak kayak kamu ya, Diva." Sebuah tatapan datar ditunjukkan Diva pada Ayi atas ucapannya itu.

Selagi mereka berbisik satu sama lain, Dhira akhirnya selesai bersiap-siap dan bergegas menuju pintu keluar.

"Mau kemana lo, Dhira?"

Dhira langsung berbalik badan sebelum benar-benar keluar dari kamar. Gadis itu tersenyum lebar menatap ketiga teman sekamarnya bergantian.

"Gue mau ketemu sama mantan pacar. Ntar gue beliin jajan buat kalian," jawabnya santai.

Setelah kepergian Dhira, Diva melirik pada Ayi dan Nayla yang saat itu juga sedang menatapnya. Ketiganya saling tatap dalam diam untuk waktu yang cukup lama.

"Dhira udah gila, ya?" tanya Ayi tiba-tiba.

"Sejak kapan Dhira ngomong pakai lo gue kayak gitu?" timpal Nayla.

College or ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang