15. Semangat Aksa!!

30 14 66
                                    

🍃Happy Reading🍃

.
.
.

Gerombolan pemuda pemudi itu masih senantiasa berdiri di bawah pohon rindang yang berada tepat di depan pagar asrama. Hal itu terjadi karena para kaum adam sengaja menahan agar gadis-gadis cantik incaran mereka tidak buru-buru masuk ke dalam asrama.

"Sampek kapan mau disini? Banyak nyamuk tau." Nayla mulai terlihat kesal. Beberapa kali telapak tangan gadis cantik berambut panjang itu beradu dengan nyamuk-nyamuk kecil yang hinggap di permukaan kulit dan menghisap darahnya perlahan.

"Bentar lagi. Aku masih pengen bareng kamu loh." Nayla mendecih. Apa yang baru saja Aksa katakan sukses membuat telinganya terasa gatal. Nayla bahkan sampai bergidik karena Aksa mencoba untuk mengikis jarak di antara mereka berdua.

"Udah udah nggak usah ribut. Kalian nggak kasihan apa sama Melvian? Dia tuh lagi di bakar api cemburu. Lah kalian berdua malah manis-manisan kayak gitu." Sela Diva mencoba menengahi keributan yang hampir saja terjadi antara Nayla dengan Aksa. Dhira yang memang paling lembut dan kalem hanya mampu tersenyum sembari menggelengkan kepala. Senyuman manis yang mampu membuat Raja tenggelam di dalamnya.

"Ngapain bawa-bawa gue sih? Udah deh gue balik duluan. Nggak ada gunanya juga gue tetep disini." Tanpa menunggu persetujuan dari yang lain, Melvian segera menyingkir dan memilih untuk meninggalkan teman-teman yang sekamar dengannya.

"Dhira, kamu juga masuk ajah ke dalam. Anginnya makin lama makin dingin. Kalau mau nungguin temen kamu yang pergi sama Haris tadi mending tungguin di dalam ajah. Entar Haris juga pasti nganterin temen kamu balik kok." Dhira tersenyum. Penuturan lembut Raja terdengar begitu bijaksana dan tentu saja Dhira begitu menyukainya.

"Baiklah. Kamu juga balik ke asrama kan?" Raja hanya mengangguk.

"Div, mau masuk juga?" Tanya Yuda yang sepertinya tak terlalu di tanggapi oleh Diva. Gadis cantik sedikit berjiwa lelaki itu justru menggandeng tangan Dhira dan juga Nayla. Berniat membawa kedua teman sekamarnya itu untuk segera masuk ke dalam asrama.

"Tunggu!" Aksa menahan langkah Nayla dengan berdiri menghadang tepat di hadapan gadis berparas cantik tersebut. Nayla yang tidak mengerti apa-apa kini hanya mampu menatap penuh tanya ke arah Aksa. Tatapan yang tidak bisa di katakan sebagai tatapan yang hangat dan lembut. Namun Aksa sama sekali tidak merasa tersinggung dengan perlakuan Nayla pada dirinya.

"Nanti kita sleepcall an ya?" Diva menyenggol Nayla dengan sikunya yang lancip. Membuat Nayla sedikit meringis karena menahan sakit. Nayla melotot ke arah Diva karena gadis itu justru tengah memainkan kedua alis mata berniat untuk menggodanya.

"Nggak usah. Niat banget ya mau bikin aku mimpi buruk? Udah nggak usah aneh-aneh. Sleepcall an? Yang ada malah nggak bisa tidur aku entar." Aksa menghembuskan napas berat ketika Nayla memberikan penolakan atas apa yang ia tawarkan.

"Jangan gitu Nay ngomongnya. Kasihan loh itu Aksa." Peringat Dhira yang entah kenapa justru terdengar seolah tengah berpihak pada Aksa ketimbang pada Nayla. Padahal sebenarnya Dhira juga sama sekali tidak berniat membela Aksa sedikitpun. Dhira hanya ingin memperingatkan Nayla agar bisa menjaga tutur bicaranya sebagai seorang perempuan.

"Udah kita masuk ajah. Itu kulit Nayla udah bentol-bentol." Diva mendorong tubuh Aksa agar menyingkir dari jalan mereka. Kedua mata Aksa terus menatap lekat ke arah Nayla. Berharap akan ada kontak mata manis antara dirinya dengan Nayla. Hanya saja semua harapan itu berakhir sia-sia. Nayla justru tak melirik sedikitpun ke arahnya.

"Mimpi indah Div." Diva hanya memutar bola matanya jengah mendengar perkataan Yuda.

"Nayla!" Diva mendecih karena lagi dan lagi gerak langkahnya harus terhenti. Ketiga gadis cantik itu membalikkan tubuh serempak. Senyuman Nayla terulas ketika melihat seorang lelaki tampan tengah berlari kecil menghampiri dirinya.

College or ConfessWhere stories live. Discover now