52. Truth and Lie

40 11 155
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

.
.
.

"Mau ngapain lo ke kampus gue?"

"..."

"Ya udah, ntar ketemu habis kelas."

"..."

"Iya, bacot!"

Tuuut ... tuuut ....

Dhira meletakkan ponselnya di atas nakas usai menerima panggilan dari seseorang setelah dirinya selesai membersihkan diri. Baru saja Dhira ingin ke dapur untuk mengambil minum, dia mendapati ketiga temannya sedang menatapnya penuh curiga padanya.

"Kenapa kalian liatin aku kayak gitu?" tanya Dhira heran.

"Itu tadi telpon dari siapa?" tanya Diva.

"Mantan pacar."

"Kamu sejak kapan ngomong pakai lo gue kayak gitu, Dhira?"

Dhira tersenyum mendengar pertanyaan dari Nayla. "Sejak dulu gue ngomong gini, cuma itu dulu, sih," jawabnya.

"Cara bicaranya beda," tukas Ayi.

"Ya jelas beda, bego!" ucap Diva menyela.

"Ih! Diva! Aku gak bego, ya!"

"Emang bego."

"Bukan! Kamu tuh, ya!"

"Nyenyenye ...."

"Diva nyebelin!"

"Mulai, deh," ucap Nayla.

Dhira dan Nayla hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Diva dan Ayi yang mulai adu mulut, seperti bukan hal aneh lagi bagi mereka, karena hampir setiap hari Diva dan Ayi bertingkah seperti itu.

Tidak ingin ikut campur, Dhira segera membereskan barang-barangnya untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

"Ayi, ayo berangkat. Jangan gelud mulu sama Diva."

"Bentar! Aku ambil tas!"

Ayi tampak bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya yang ada di atas meja belajarnya. Ayi langsung menghampiri Diva yang saat itu asyik melihat ponselnya.

"Ap- Anjir lo Ayi!"

"Hehe ... babay, Diva! Dadah, Nay!"

Ayi langsung lari terbirit-birit keluar kamar sebelum dirinya mendapat cakaran maut dari Diva setelah berhasil meninggalkan sebuah kecupan di pipi Diva. Dhira terkekeh kecil melihat tingkah Ayi yang seperti itu, termasuk Nayla yang kini tinggal berdua dengan Diva di asrama.

Baru saja Ayi dak Dhira tiba di depan gerbang kampus, mereka bertemu dengan Azzam dan Raja yang tampaknya sudah menantikan kedatangan kedua gadis itu sedari tadi.

"Hai, Babe. Hai, Dhira," sapa Azzam sambil melambaikan tangannya.

"Hai, Mine!" jawab Ayi semangat.

College or ConfessOnde histórias criam vida. Descubra agora