17. Posesif

21 13 61
                                    

✨Happy Reading ✨


Sambut pagi dengan kekesalan mungkin itu cocok untuk Diva saat ini. Pasalnya di hari Sabtu yang sangat cerah ini ia harus pergi ke kampus, dan seharusnya saat ini ia masih mencari kenyamanan di kasur karena hari libur.

Ia harus merelakan hari liburnya karena dosen menyuruh nya untuk mengumpulkan beberapa tugas.

"Kaya gak ada hari lain aja sih, kan bisa tuh hari Senin atau Selasa, ini Sabtu woylah hari libur gue yang berharga hilang sudah!" Diva berjalan sambil marah-marah.

"Kalo gak butuh nilai gue gak bakal dah repot-repot kaya gini."

Mengedarkan pandangan melihat orang-orang yang sibuk dengan kegiatannya, ada yang sedang bercanda, mengobrol, bermain, bahkan membully.

"Hari gini masih ada aja orang kaya gitu, kalo lagi gak males, gue tolong dah tu orang. Tapi sorry sekarang gue lagi males ngapa-ngapain." Diva berjalan sambil memperhatikan orang-orang.

"Ini orang-orang ko pada rajin banget ya, kirain kampus bakal sepi gituh."

Tininit tut tininit tuuuut~

Diva segera mengambil ponselnya dari saku.

"Anjir! Gue lupa hari ini pembagian uang bulanan, mana abang gajihan lagi. Cihuy waktunya memalak." Senang Diva. Jarinya mengetik dengan lincah.



aBANGKE<3

Hellow abangku yang ganteng nan rupawan tiada tara dan tiada saingan~

Mau transfer atau cash?

Memang si paling pengertian abang ganteng ini😚

Bacot buruan, gue ada kelas tambahan nih

Berhubung adinda tidak mempunyai uang cash, jadi cash aja. Dan adik abang yang ganteng ini juga sedang berada di kampus untuk mengumpulkan tugas

Tunggu di kantin nanti

Baiklah kalau begitu abangku yang semangat belajarnya dan jangan lupa mamam🤗

Y
Read




"Bangsat! Untung abang gue, gapapa yang penting dapat duit." Diva kembali berjalan dengan semangat dan senyum yang mengembang.

Terus berjalan menuju kelas, hingga akhirnya ia sampai di depan kelas yang pintunya masih terkunci rapat. Senyum yang tadinya mengembang kini perlahan luntur.

Mengedarkan pandangan untuk mencari orang yang dapat ia tanya. "WOY! WOY! itu dia siapa ya namanya lupa. Oh iya kevin. KEVIN!" teriak Diva.

Yang dipanggil pun menengok ke arah Diva, lalu menghampiri Diva karena Diva menyuruhnya untuk mendekat.

"Apa?" Tanya Kevin.

"Ini tugas di kumpulin dimana?"

"Kasih ke dosen lah."

"Si botak?" Kevin pun mengangguk.

"Kenapa gak bilang di grup anjir!" Diva sedikit sewot.

"Ya mana gue tau, gue duluan." Kevin pergi tanpa menunggu persetujuan Diva.

"Sabar sabar orang cantik harus sabar, orang sabar bakal dapat duit dari abang." Diva berbalik arah karena ruangan dosen sudah terlewat sangat jauh.

College or ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang