9. Maling

30 12 73
                                    

✨Happy Reading✨

.

.

.

Berdecak kesal karena harus mengawali pagi hari dengan sakit perut, berjalan menuju kelas dengan lemas. Oke, itu karena kesalahan sendiri, sudah tau tidak bisa makan pedas terlalu banyak tapi tetap saja memakan pentol pedas yang Dhira bawa kemarin. 

"Oke lain kali gak bakal makan pedes lagi." Gumam Diva, entah itu benar atau tidak. 

"Untung tadi sempet minum obat dulu, mana rebutan kamar mandi lagi." Memasuki kelas yang baru dihuni oleh beberapa orang, berjalan menuju kursi yang biasa ia tempati. 

"Rajin banget gue, gila sih ini." Duduk di kursi lalu menidurkan kepalanya di meja dan sebelah tangan yang memegang perutnya. 

"Semoga hari ini lancar dijauhkan dari hal hal yang menyebalkan." Diva masih setia bergumam. 

Satu persatu penghuni kelas pun berdatangan hingga akhirnya kelas menjadi ramai seperti di pasar, tak lama dosen pun datang dengan menenteng tas yang biasa ia bawa. 

"Ini dosen kagak ada yang lain apa, bosen banget liat si botak mulu. Awas aja kalo kali ini ada urusan lagi, gue jitak pala botaknya biar tau rasa." Sibuk mendumal kesal karena dosen yang selalu sibuk ada urusan, sebenarnya bukan itu yang jadi point kekesalannya, tapi kakak tingkat yang bernama Yudanta Nara lah yang selalu membuatnya kesal. 

"Selamat pagi menjelang siang semuanya, silahkan siapkan alat tulis kalian." Ucap dosen di depan sana. 

"Cih! Tumbenan." Diva mengeluarkan alat alat perang dari tas nya. 

Satu jam lebih mendengarkan dosen menjelaskan materi yang membuat telinga Diva panas ditambah lagi sakit perut yang masih saja terasa. Lengkap sudah!

"Tapi ini bukan mules mau buang tai." Diva kembali bergumam. 

"Oke sekian untuk hari ini, tugasnya bisa kalian kumpulkan minggu depan. Kalian bisa cari bahan materi di perpustakaan atau tanya pada kakak tingkat kalian, itu terserah kalian yang penting kalian mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu." 

"Sekalinya masuk ngasih tugas bejibun." Diva membereskan beberapa alat tulis. 

Ting! 

Satu pesan masuk berhasil mengalihkan perhatian Diva, setelah membalas pesan tersebut, Diva beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu. 

Setelah sampai di depan pintu Diva melirik kiri kanan terlebih dahulu. "Aman." Gumam Diva. Takutnya ada makhluk menyebalkan yang minta di traktir di kantin. 

"Makan! Makan! Makan!" Semangat Diva karena saat ini cacing di perutnya sudah minta di kasih makan. 

Berjalan dengan semangat karena akan bertemu seseorang dan tentunya ia sudah tidak sabar untuk mengisi perutnya walau sesekali sakit perut masih saja menghampiri nya. 

Sampai di kantin ia celingukan mencari sosok yang akan dijumpainya namun ternyata dia belum menampakkan batang hidungnya. 

Setelah membeli makanan, Diva duduk di kursi dan mulai menyantap makanannya. Karena terlalu lama menunggu, makanan yang ia beli tadi kini sudah hampir ludes. 

"Oy!" Dengan tidak sopan nya dia menepuk bahu Diva. 

Diva yang sedang menyantap makanan nya pun tersedak karena kaget. 

"Lebay gitu doang juga." 

"Setan!" Ingin sekali Diva membanting orang yang kini sudah duduk di sampingnya. 

College or ConfessWhere stories live. Discover now