Adnan tertawa sembari menyikut pinggang Reyyan ringan. Kemudian berbalik ke Akbar untuk memberikan komando singkat, "Panggil Kak Dira. Ajak makan kue bareng."

"Oke!" Akbar melompat dari kursi dan berlari ke lorong kamar yang letaknya dekat pintu masuk.

Jauh dari jangkauan putra bungsunya, Adnan baru berani bicara, "Kamu lagi curiga sama Ayah?"

"Aku nggak ingin curiga, tapi beberapa hari ini Ayah bawa makanan enak. Jumat kemarin juga Ayah bawa kue. Sekarang kuenya lebih besar. Gimana aku nggak curiga?" Reyyan menarik amplop dari karangan bunga yang dia taruh di meja. Dia baru menyadari keberadaan amplop itu. "Ini dari orang yang sama?"

Adnan mengangguk. Dia teringat wajah Yuniza saat diantarnya pulang tadi siang. "Perempuan ini bukan siapa-siapa Ayah, kalau kamu ingin ketegasan itu."

"Aku ingin Ayah lebih hati-hati." Reyyan mengendikan dagunya pada anak perempuan yang ditarik Akbar keluar dari salah satu kamar. "Mereka masih kecil."

Adnan mengacak rambut Reyyan menyebabkan poni pemuda itu berantakan. "Kamu juga masih kecil, Rey."

"Ayah." Reyyan menepis tangan Adnan dengan jengkel. "I'm a grow up man," tegasnya.

"Akbar juga selalu mengaku begitu." Adnan menyengir.

Reyyan mencebik.

Adnan menepuk bahu Reyyan dan meremasnya sedikit. "Attain your legal adulthood first, boy." Reyyan cemberut, tetapi Adnan mengenal putranya. Anak itu mau mendengarkan sekalipun wajahnya tampak menolak. "Ayo duduk. Kita makan kuenya sama-sama."

MoM

"Lo nggak ambil balik kue buatan lo? AUW!" Deyon menerima sebuah lemparan sendok tepat di keningnya.

Yuniza mendelik. Emosinya sedang mendidih dan pertanyaan konyol Deyon membuatnya mempunyai alasan untuk bertambah murka. "Menurut lo, gue masih sanggup ambil balik kue yang ditujukan buat dia terus terbayang-bayang dia setiap lihat kue itu?" sembur Yuniza.

"Tanpa kue itu, lo tetap mikirin cowok itu, kan?" Deyon menggosok keningnya yang kena timpuk.

Yuniza mengangkat teko teh. Keysha menangkap tangan Yuniza, menghalangi adanya benda lain yang dilempar ke wajah kekasihnya. "Sabar, Za. Deyon nggak bermaksud buruk." Keysha mengambil alih teko berisi teh hangat tersebut dan menjauhkannya dari jangkauan Yuniza.

"Aku juga mikir, kenapa kamu nggak ambil balik kue dan karangan bunga itu? Kamu ngerjain itu sampai begadang, Za," lanjut Keysha.

"Aku mau dia nyoba kue buatanku." Suara Yuniza melunak.

"Setelah dia nyoba, terus gimana?" Keysha mendesah. "Dia tetap aja duda dengan tiga anak. Memangnya Mbak Mia nggak ngasih tahu sebelum kamu ambil nomor ponselnya?"

"Mbak Mia sudah memilah nomor-nomor ponsel pria yang mau dikenalkan ibunya. Adnan ini termasuk yang sudah dia tolak. Waktu itu aku nggak terpikir alasan dia nolak dan nggak bertanya lagi saking senangnya. Bodoh banget." Yuniza bersandar pada sofa. Badannya merosot menggambarkan betapa nestapa hidupnya kini.

Yuniza masih ingat betul peristiwa setelah mereka mendatangi sekolah anak sulung Adnan. Syok yang dia terima begitu berat. "Tolong antar aku pulang," mohonnya waktu itu. Adnan menyetujui. Yuniza menyebutkan alamat rumahnya. Dan Adnan kembali menjalankan mobilnya. Mereka diam di sepanjang perjalanan menuju rumahnya seakan mereka sepakat bahwa kata-kata tidak diperlukan saat itu.

Begitu mobil Adnan sampai di depan rumahnya, baru pria itu berbicara, "Kue yang kamu bawa..."

"Aku nggak mau ambil balik," kata Yuniza tegas. "Kue itu aku buat untuk kamu makan. Sekarang, aku punya alasan lain untuk ngasih kue itu ke kamu. Selamat menikmati kue itu bareng anak-anak kamu. Semoga mereka suka. Aku menggunakan tepung terigu, susu, krim, telur, dan butter. Barangkali info ini kamu butuhkan buat anak kamu yang alergi."

Adnan menggeleng, lantas tersenyum dengan senyuman yang menyiratkan rasa bersalah. Saat itu perasaan Yuniza bertambah buruk. Dia menyukai senyuman Adnan yang manis, bukannya senyum prihatin tersebut.

"Terima kasih. Anak-anakku pasti senang terima kue buatan kamu. Mereka juga menyukai cupcakes yang kamu berikan minggu lalu."

Ucapan Adnan menyenangkan bagi mereka yang membuat makanan, tetapi hati Yuniza tengah carut-marut. Pujian itu tidak bisa diprosesnya sebagai dasar kebahagiaan sebab yang dia inginkan lebih dari itu.

Yuniza keluar dari mobil tanpa menyahut. Lidahnya terlalu kelu untuk berkata-kata. Dia membalik badannya dan mobil Adnan melaju dari situ. Hati Yuniza kian memburuk. Rasanya dia ditinggal, terlupakan, dan satu-satunya yang menderita.

"Za." Keysha mengelus bahu Yuniza membuat perempuan itu kembali ke masa kini. "Kita bisa mencoba lagi. Atau..."

Yuniza segera duduk tegak. "Jangan coba bikin situasi ini tambah runyam dengan ngaku kamu hamil. Papa bisa kaget tahu cucunya kebobolan."

"Tapi semua ini bakal lebih mudah kalau aku ngaku."

"Mudah buat kamu, tapi berat diterima orang lain. Key, pikirin Papa sedikit. Papa punya penyakit jantung."

"Za, akhirnya aku akan tetap ngaku."

"Kamu ngaku setelah kalian menikah, itu terserah kalian. Tapi nggak sekarang. Kita udah bahas ini." Yuniza menyugar rambutnya ke belakang.

"Za, gue setuju sama Keysha. Seandainya lo dapat suami, kami tetap butuh restu untuk segera menikah setelah lo dan para orang tua pasti curiga karena sikap terburu-buru kami," Deyon ikut berbicara.

"Oke. Misalkan kalian mau jujur, terus siapa yang berani menjamin bokap gue baik-baik saja setelah tahu Keysha hamil?" Poin pengorbanan Yuniza adalah ini. Dia ingin melindungi ayahnya dari serangan yang bisa merenggut nyawa beliau.

"Sorry." Deyon menunduk.

Yuniza menghela napas. Suasana rooftop rumahnya nyaman oleh embusan angin dan cuaca sore yang cerah, berkebalikan situasi mereka bertiga. Andai ada jalan lain yang bisa memudahkan ini, Yuniza akan memilih jalan lain asalkan tidak membahayakan kesehatan ayahnya dan Keysha bisa mendapatkan pertanggungjawaban yang sepantasnya.

Recipe #10

Easy cheese garlic bread

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Easy cheese garlic bread

###

17/09/2022

Siapa yang masih syok Adnan punya 3 anak? 🤭
Di draft yang aku buat dari taun lalu, Adnan emang punya 3 anak. Dia udah tua dong? Di catatan MissBek, doi umurnya 40 tahun. Yang nggak demen om-om ama mahasiswi, boleh stop baca cerita ini ya. Aku ngerti kalau selera bacaan tiap orang beda-beda.

Oia, Reyyan ini sebenarnya ada di cerita bebeklucu yang lain. Cerita remaja yang terpaksa aku bikin hiatus karena takut tumpang tindih timeline sama cerita ini. Arrange cerita yang saling berkaitan ntu ribet 😭 makanya mohon pengertiannya ya.

Kalian mau liat ketiga anak Adnan versi draft Miss Bek(conditional)? 😎Kebetulan catatan penokohan cerita ini lumayan rapi buat dipamerin lewat IG. Komen buat yang pengen liat 👉

Grapefruit & RosemaryWhere stories live. Discover now