Chapter 33

9.7K 1.2K 114
                                    

"Mana kunci mobil!" Titah Becca mengulurkan tangannya meminta benda tersebut.

"Buat apa mah? Aku kan mau sekolah," Tolak Key bersiap melangkah keluar rumah, namun Becca kembali menghalangi putrinya.

"Serahkan kunci mobil kamu! Itu mobil baru yang dibeliin ayah kemarin, kan? Siniin!" Perintah Becca lebih memaksa kali ini.

Key menggeretak kan giginya kesal, sial! Ternyata Becca mengetahui pasal mobil barunya.

Dengan kasar, Key menyerahkan kunci mobil terbaru yang dibelikan ayahnya kemarin. Lalu gadis itu cepat-cepat keluar rumah, merasa muak jika terus melihat mamahnya itu.

Key berjalan keluar gerbang, berhubung tidak ada kendaraan di komplek perumahannya ini. Jadi Key harus berjalan kaki sampai ke jalan raya.

Tin... Tin...

"Naik!"

Tiba-tiba sebuah motor berhenti di sampingnya saat Key baru ingin menyetop taksi, gadis itu menoleh dengan alis berkerut samar. Key seperti mengenal motor ini dan pengendaranya yang terasa familiar.

"Cepetan!" Titah cowok itu, begitu membuka kaca helmnya Key baru sadar dari mata tajam khas milik Aiden.

Gadis itu mendengkus, ia melanjutkan jalannya kembali tanpa memperdulikan Aiden yang terus mengklakson di belakang sana. Dengan dongkol, Aiden pun melajukan motornya menghampiri Key kembali.

"Buruan naik! Sok jual mahal banget sih lo." Kesal Aiden.

"Gue ga butuh, makasih tawarannya." Key tersenyum manis, lalu mendengkus lagi dan membuang pandangannya ke depan.

Aiden pun bertambah kesal, mematikan mesin motornya lalu turun. Ia menggapai pergelangan tangan Key, menariknya kuat sehingga tubuh gadis itu berbalik dengan tak siap. Key refleks menangkap dada Aiden dan meraih kedua bahunya agar tidak sampai terjatuh.

"Tadi jual mahal, sekarang banting harga." Sinis Aiden.

"Dih, kepedean lo! Ini juga gara-gara lo Aiden, sialan!" Balas Key kesal.

"Udah, ayo. Nanti telat!" Ajak Aiden menarik Key menuju motornya.

"Gue ga mau bareng lo Aiden, lepas!"

"Why? Kenapa lo ga mau berangkat bareng gue, hm? Dari sekian banyaknya bahkan siswi seantero Ganesha yang punya impian buat duduk di jok belakang motor gue. Kenapa lo nolak, Key?" Alis Aiden menungkik tidak senang di tolak terus-menerus.

"Jangan samain gue sama semua siswi itu, gue beda Aiden! Dan gausah berlagak baik. Ingat, nyawa lo bisa celaka kalau lo deket-deket gue. Seharusnya yang lo kejar itu sekarang Airell," Kata Key membuat raut wajah Aiden seketika datar mendengarnya.

Sistem, again?

Gara-gara pengatur sialan itu.

Lihat saja setelah novel ini tamat, hidup semua tokoh akan bebas sebentar lagi.

"Gausah ge-er! Gue pasti bakal dapetin Airell, lagipula dia lebih menarik dari lo. Mungkin penulis sempat salah jadiin lo tokoh utama dalam novel ini, untungnya sistem pinter cari yang cantik." Balas Aiden.

"Terserah lo, sistem, penulisnya kek. Tapi jangan ngehina gue, lo ga terlihat gentle seperti itu." Ucap Key menohok.

Aiden merapatkan tubuhnya, menundukkan kepala untuk menatap wajah Key semakin dekat.

"Apa masih perlu 'terlihat dari pada bukti? Niat gue awalnya baik, mau ngajak lo berangkat bareng. Tapi lo terlalu keras kepala Key, hal yang tadinya sederhana lo seret menjadi rumit."

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Where stories live. Discover now