Chapter 16

21.8K 2.6K 113
                                    

Dimeja makan kediaman Verdigan, pagi ini satu-satunya anak gadis di keluarga itu sedang memakan sarapannya sambil menonton kartun Sinchan di ponsel. Airell dengan lahap menyuapkan sereal dengan mata yang fokus pada layar, sesekali ia tertawa kecil dengan tingkah Sinchan yang berakhir dimarahi mamanya.

Hingga ponsel Airelll berdering tanda ada panggilan yang masuk, ia langsung menjawab dan berbicara sebentar. Setelah selesai Airell mematikan telponnya.

"Bund, aku berangkat ya." Pamit Airell mencium punggung tangan Astari, bersamaan dengan itu Brahyuda dan Jarrel baru turun.

"Lo berangkat sama siapa? Bareng gue aja," Jarrel menahan tangan adiknya yang hendak pergi itu.

"Sama temen, dia udah jemput juga. Byee," Setelah itu Airell pergi keluar rumah.

Jarrel menatap punggung adiknya itu dengan pandangan yang sulit dijelaskan, entah mengapa ia merasa Airell terlihat beda pagi ini. Atau hanya perasannya saja?

Sementara diluar Airell tersenyum menghampiri Galen, ia mengambil helm yang diberikan oleh cowok itu. Setelah terpasang dengan aman di kepala Airell, ia langsung naik keatas motor Galen.

Selama diperjalanan tidak ada percakapan dari sepasang mahluk yang akhir-akhir ini tampak dekat, Airell dengan modusnya memeluk pinggang Galen dari belakang. Menyandarkan kepalanya dipunggung lebar cowok itu dan tersenyum lebar bak orang yang baru memenangkan lotre.

"Galen, wangi banget." Gumam Airell bertambah lebar senyumnya.

Sesampainya di sekolah, mereka menjadi perhatian siswa-siswi karna ketidaknormalan antara ketos dan mantan bucin Aiden itu. Memang harus disadari jika belakang ini keduanya lebih banyak interaksi, entahlah; mereka kelihatan cocok, siswa-siswi mendadak mendukung pasangan itu agar segera resmi.

"Resmi apaan dah?" Ketus Airell sembari membuka helmnya lalu menyerahkan pada cowok itu, Galen terus saja memperhatikan Airell sejak tadi, tatapan yang dalam itu tidak tersadari oleh objek pandang Galen saat ini.

"Tapi, sabi juga tuh. Gal, lo ga ada niatan nembak gue?" Tanya Airell tiba-tiba membuat Galen seketika tersadar, cowok itu langsung tersedak ludahnya sendiri. Dengan khawatir Airell segera menepuk-nepuk tengkuk Galen, bukannya meredakan, gadis itu malah semakin memperparah batuk Galen.

"Shshh... Udah, jangan ditepuk lagi." Henti Galen meraih pelan tangan Airell yang berada di tengkuknya, tatapan gadis itu masih sama; Airell setia mengkhawatirkannya dengan netra hijau yang tampak sedikit bergetar itu.

"Lo bilang apa tadi?" Ulang Galen saat sudah baikan.

Airell menggeleng kepalanya, "Gapapa." Ucap gadis itu membuat Galen mendesah kecewa tanpa sepengetahuan Airell.

"Yaudah, ayo masuk."

***

"SELAMAT PAGI PENGGEMAR AIRELL!!" Teriak gadis itu memasuki kelas, teman-temannya sontak memutar mata malas. Saat berjalan menuju bangkunya, Airell berhenti ketika melihat Raden yang tertidur dengan kepala yang diletakkan di atas meja.

Raden terlihat sangat damai, wajahnya yang babyface sungguh menggemaskan dan tampak sangat polos. Membuat kadar ketampanan cowok itu semakin meningkat saja, dengan iseng Airell memotret Raden. Kemudian tidak sampai di situ saja, ia memencet-mencet hidungnya. Kelampau gemas dengan bayi tidur dihadapannya sekarang ini.

"Eunghh..." Raden terbangun, sukses membuat Airell panik. Saat ingin kabur, Raden menahan pergelangan tangan gadis itu. Mengangkat kepalanya untuk menatap Airell yang tampak kelimpungan itu.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Where stories live. Discover now