Chapter 9

29K 3.6K 92
                                    

Sepasang siswa-siswi memakai seragam khas SMA GANESHA memasuki sebuah tempat wisata bernama Danau Gauribta  setelah membayar tiket masuk, entah sejak kapan tangan keduanya bertaut. Airell hanya menikmati itu dengan senang hati, digandeng cogan. Siapa yang bisa nolak, coba?

Kalau kata orang tua, menolak rejeki itu. Pamali.

Jadi tidak boleh dilakukan ya.

"Mau ngasi makan, angsa?" Tanya Galen.

Airell mengangguk antusias, tapi setelahnya sadar kalau mereka belum memiliki persiapan untuk datang kesini. Danau Gauribta; adalah tempat wisata danau angsa, ada banyak hewan berbulu putih itu di sana, dan biasanya tempat ini ramai saat weekend. Untung saja mereka datang di hari biasa, jadi hanya sedikit pengunjung yang datang hari ini. Termasuk mereka, Galen benar-benar mengajaknya pergi setelah pulang sekolah.

Airell tidak tau apakah ini kencan atau tidak, tapi baginya ini ada first date Airell selama di dunia novel.

"Gue bawa kok, makanannya. Don't worry," Galen mengeluarkan sebungkus roti gandum dari dalam tasnya.

"Wahhh, terniat lo Gal."

"Gue sering kesini, jadi emang selalu bawa roti gandum."

Airell mengangguk, menarik tangan Galen menuju pinggir danau. Ia begitu antusias, langkah kakinya yang kecil terburu-buru bahkan sampai membuat Galen harus berhati-hati melangkah agar tidak sampai terjatuh.

Cowok itu tersenyum tipis, melihat Airell yang merasa senang. Dia menikmati setiap tingkah Airell, saat gadis itu memberi makan angsa. Sesekali Airell juga menyuapkan roti kedalam mulutnya secara diam-diam, namun mata tajam Galen dapat melihat itu meski Airell mencoba menutupinya.

"Rell, rotinya buat angsa. Jangan dimakan," Tegur Galen.

Airell menyengir, "Enak." Ucapnya tanpa dosa.

Galen menggeleng mendengar itu, lalu setelah selesai memberi makan angsa. Mereka duduk di kursi yang tersedia, menatap air danau yang tenang dan banyak angsa berenang di sana.

"Lo udah lama tau tempat ini?" Tanya Airell sambil memandang lurus ke arah danau.

Galen yang awalnya juga fokus memandang ke depan, menolehkan kepalanya, mata cowok itu menyipit karna sinar matahari sore yang menerpa wajah mereka.

"Baru setahun ini,"

Airell tiba-tiba memiringkan kepalanya menatap Galen, membuat sepasang netra mereka saling bertemu, menatap dalam satu sama lain.

"Gue suka benget angsa Galen, suka banget, asal lo tau."

***

"Lo kemana tadi? Gue jemput, ga ada di sekolah?" Tanya Jarrel kesal.

Airell mengigit pipi dalamnya, melupakan pesan Jarrel pagi tadi jika kakak tirinya itu akan menjemput Airell pulang sekolah. Tapi karena lupa, ia menerima ajakan Galen pergi.

"A-anu... Kak, gue—"

"Siapa tuh cowok?"

"Temen gue lah, kepo banget sih lo!" Balas Airell dengan nada galak.

"Jadi lo pergi sama dia, tadi?" Airell menganggukkan kepalanya.

Jarrel menghela nafas, "Kenapa lo ga hubungin gue? Seenggaknya kasih tau, Rell. Nomor lo juga gak aktif, gue khawatir."

Jarrel maju satu langkah, menyentuh bahu adik tirinya yang terlihat menunduk itu. Seketika Airell mengangkat pandangan, menatap Jarrel yang menunjukkan kekhawatiran diwajahnya.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Where stories live. Discover now