Chapter 22

16K 2.2K 607
                                    

"Galen mana, sih?" Airell menghela nafas, meletakkan masing-masing tangannya di sebelah pinggang sambil menatap ke-sekeliling mencari keberadaan Galen. Apa dia tidak datang ya?

Kebetulan mata Airell tak sengaja menatap Albar, bola hijau itu langsung kembali cerah dan segera menghampiri Albar yang tengah bermain handphone ditepi kolam.

"Dor!"

"Astaga!" Albar menghembuskan nafas kasar, untung saja handphonenya tidak jatuh kedalam karena ulah Airell yang iseng. Dengan gregetan Albar menarik pelan hidung mancung gadis itu, membuat Airell memekik tidak terima.

"Sialan lo! Anjeng, hidung gue nanti ga mancung lagi ya Albar jingan!"

"Apa? Ulangin lo bilang gue apa? Berani, hm?" Albar mendekat mengikis jaraknya antara Airell, membuat gadis itu dengan perlahan mundur namun dengan cepat Albar menangkap pinggang Airell sebelum dia jatuh kedalam kolam.

"Akh..."

"Bocil! Jangan sok keras!" Peringat Albar meniupkan nafasnya di depan wajah Airell, membuat gadis itu dengan otomatis memejamkan mata.

"Aaaaa... Albar, gue mau jatuh!" Rengek Airell.

"Biar, sekalian gue jatuhin kedalam."

Mendengar itu Airell pun menjadi takut dan melingkarkan kedua tangannya di leher Albar, memejamkan mata erat; Albar menatap wajah Airell lekat, sisi matanya mengerut, dari kelopak matanya Albar bisa melihat bola mata gadis itu bergerak gelisah. Takut akan jatuh jika ia lepaskan, menarik sudut bibirnya miring sebelum akhirnya Albar menarik Airell untuk berdiri tegak.

"Udah, buka mata lo."

Airell menurut, kala membuka matanya gadis itu langsung menghembuskan nafas lega. Menghantam dada Albar kuat dengan kepalan tangannya, membuat cowok itu meringis dan menatap Airell sengit.

"Udah di tolongin, juga." Sindir Albar.

"Gak ya! Itu mah gara-gara elo yang deket-deket." Sungut Airell kesal, niatnya ingin modus pada Albar tapi ternyata gadis itulah yang balik di isengin.

"Hm, temuin Galen gih. Dari tadi dia nunggu lo di kebun anggrek." Titah Albar.

"Lah, cepet banget dia udah ada di sana?" Meski bingung, Airell tetap mengangguk lalu bergegas menemui Galen di kebun anggrek milik Mira.

Sesampainya di sana, ia melihat cowok itu yang sedang memetik beberapa anggrek dan menyusun semua tangkainya menjadi satu. Airell dengan perlahan mendekat, berusaha mengintip dari sebelah sisi bahu Galen.

"Ngapain sih, Gal?"

Galen menoleh dan langsung menyentuh dadanya, shock betul melihat kemunculan gadis itu yang tiba-tiba.

"Buat, lo." Kata Galen menyerahkan buket anggrek yang sudah dirangkainya dari berbagai macam warna.

Airell hanya menatap dengan sedikit kebingungan, belum bergerak mengambil anggrek itu membuat Galen menghela nafas. Ditatapnya gadis itu yang sedang menunduk, Galen menarik pelan dagu Airell ke atas agar mata mereka saling bertemu.

"Selain suka angsa, lo suka anggrek..."

Deg

Gue suka, suka banget.

Tapi itu Racia, bukan Airell...

***

"Ini aneh banget Bar, masa ya, gue ketemu foto Airell sama bayi perempuan. Bukannya Airell anak tunggal ya? Dan yang lebih aneh lagi didalam laptop itu juga ada foto gue— Racia waktu pertama kali diantar ke panti." Jelas Airell disepanjang mereka menaiki tangga menuju rooftop.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Where stories live. Discover now