Chapter 13

24.7K 2.8K 87
                                    

Airell memasuki toilet siswi, membasuh mukanya di wastafel kemudian mengambil tissue, dengan perlahan ia mengeringkan sisa air di wajah. Sebelum keluar, Airell memastikan ulang penampilannya, sedikit membenarkan ikatan rambutnya yang miring lalu gadis itupun melangkah kembali berniat menuju ke lapangan indoor.

Cklek

Grebb

Airell merasakan tubuhnya yang tertarik dan melayang, lalu punggungnya menghantam dinding sedikit kuat. Gadis itu meringis pelan, sambil mencari dimana letaknya kejanggalan yang baru saja terjadi.

"Mau apa sih, lo?!" Kesal Airell menatap tajam pada Aiden yang menyudutkan dirinya ke dinding, ia mencoba lepas dari kungkungan Aiden; tetapi cowok ini malah semakin mendekatkan wajahnya. Airell bisa merasakan hembusan nafas yang hangat dan beraroma mint, sangat memabukkan.

"Kenapa? Lo, menjauh..."

Airell menatap tak mengerti, melihat bola mata hitam itu memandangnya tajam, seakan sedang menunjukkan kekesalan dengan apa yang Airell lakukan akhir-akhir ini. Wait... Perlukah dia mengingatkan, jika, kondisinya saat ini Aiden membenci Airell?

"Perlu jawaban lagi? Seharusnya lo senang Aiden, gue, udah menyerah. Lo bebas sekarang, dan fyi; jangan lupa sama rasa benci lo— ke gue!" Airell tertawa sumbang yang berhasil membuat Aiden tertegun.

Rasa bencinya?

Cowok itu langsung melepaskan Airell, Aiden mundur perlahan, menatap kaget dengan apa yang baru saja ia lakukan. Netra nya itu bahkan sampai bergetar setelah berhasil sadar dari ucapan Airell.

Shit!

Gue habis ngapain?

Airell tersenyum miring, kepalanya itu menggeleng dengan anggun. "Jangan plin-plan Aiden, fokus sama rasa benci lo..."

Setelah berucap Airell melangkah pergi, meninggalkan Aiden yang seketika merenungi tindakan bodohnya.

"Menjijikkan! Gue cuma punya rasa benci buat Airell, ya, gue benci dia..." Ucap Aiden tersenyum sinis.

***

"Ngapain sih lo? Ke toilet aja lama banget," Dengus Chika.

Airell kembali duduk ditempatnya dan meneguk air terlebih dahulu, setelah itu barulah dia menjawab. "Lo kira toilet dari sini, deket?!" Ketus Airell melirik Chika sinis.

"Malah balik ngamok, santai dong bestie!"

Airell memutar bola mata mendengarnya, "Belum mulai juga?"

"Belum anjir, si Aiden ga muncul-muncul. Tuh anak kapten basketnya, ya, gimana?"

"Oh,"

Airell membulatkan mulutnya, bagaimana Aiden ada di sini kalau cowok itu bertemu dengannya di depan toilet tadi. Pasti saat ini Aiden tengah shock luar biasa dengan kelakuannya sendiri, Airell sudah menduga itu, seperti kebanyakan cerita transmigrasi di novel yang Racia baca; sang tokoh utama pria pasti akan mendadak jatuh cinta dengan antagonisnya, sementara protagonis wanita? Entahlah; ada dua nasib yang bergantung padanya.

Yang pertama, protagonis wanita akan mengalah demi kisah tokoh utama pria dan antagonis. Betul, kisah ini terjadi pada novel yang sedang trend pada jaman sekarang, tidak tau di dunia novel akan ada transmigrasi story atau tidak. Namun, yang pasti Airell belum mencoba menelusurinya.

Sementara untuk kemungkinan yang kedua, sikap protagonis wanita akan berubah menjadi jahat; seolah dia menggantikan peran antagonis dan menjadi penghalang untuk kisah kedua pemeran utama.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt