6. 👩🏼‍❤️‍💋‍👨🏼 ?

Começar do início
                                    

Leo berlari kecil menuju tengah lapangan sambil menggiring adik kelasnya untuk melakukan latihan. Memang bukan sekali dia diberi amanat Pak Hadi untuk mengurus anak futsal.

Pak Hadi sangat suka dengannya, karena Leo telah menyumbang banyak kemenangan di sekolah ini. Hampir sebagian besar piala di lemari kaca dekat ruang guru ada nama Leo terpampang jelas di sana.

"Apa kabar anak emas?"

Leo menoleh melihat Naren lewat sambil menggiring bola. Ia berusaha mengabaikan orang gila ini agar tenaganya tidak terbuang sia-sia. Naren nggak bakal nyerah sebelum Leo melawan balik.

"Soal di warung kemarin gue lupaiin," Naren jalan mendekat. "Ya walaupun nggak susah buat bales tendang muka lo, tapi karena bentar lagi kita satu tim mending jangan berantem dulu."

Leo langsung berdecih. "Tingkah lo norak,"

Naren terkekeh. "Seenggaknya gue masih unggul, cuman ketutup sama posisi lo aja yang selalu di anak emaskan sama Pak Hadi."

Leo melirik. "Iri?"

"Enggak," Naren mengangkat bahu. "Lo bukan tandingan gue."

"Makanya minggir,"

"Bokap lo ikut andil juga nggak buat bayar sekolah biar anaknya selalu di top?"

Garis wajah Leo seketika berubah, paling tak suka jika ada yang membawa bawa nama papahnya. "Minggir anjing nggak usah caper,"

Naren malah tambah mendekat, lalu merangkul Leo secara paksa. "Posisi lo tuh bertahan karena lo anak orang kaya—"

Bugh!

Leo nggak bisa sabar. Dia sudah memukul wajah Naren tepat di ujung hidungnya sehingga muncul teriakan kencang dari cowok ini. Semua langsung mengalihkam perhatian ke arah lapangan.

"WOI MEREKA BERANTEM LAGI WOI!"

"BEL TEMEN LO BEL!"

"BUSET DAH KENAPA ITU??"

Leo yang masih emosi membungkuk untuk menarik kerah kaos Naren, lalu melayangkan satu bogeman mentah lagi sampai hidungnya mengeluarkan darah. "Nggak usah bawa-bawa orang tua gue anjing,"

"LEO UDAH! NAREN!"

"BANTU PISAH WOI BANTU PISAH!"

"MEREKA BERDUA BARU KETEMU UDAH PERANG LAGI ANJIR!"

Pak Hadi dan yang lain berusaha memisah. Abel segera menarik tangan Leo sampai termundur beberapa langkah, lalu Fai muncul untuk membantu Naren berdiri.

"Gila lo?" Fai malah mendatangi Leo.

"Udah woi anjing jangan nambahin!!" teriak Abel mendorong Fai.

"Apa?" Leo datang menantang Fai sehingga mereka saling dorong-dorongan.

"KALIAN BERDUA KALO MASIH BERANTEM SAYA HUKUM!" teriak Pak Hadi.

"Le anjir tar kena point lo," Abel menariknya lagi dan membawa Leo pergi dari lapangan secara paksa. "Gila apa ya modelan Naren lu ladenin???"

My Frenemy ( AS 10 )Onde histórias criam vida. Descubra agora