Leo menatap jam tangannya. Dia nggak ada waktu, tapi Naren kurang ajar banget.

"Berani nggak lo kalo nggak lagi sama temen-temen futsal?"

Leo menaikan alis.

"Mental lo kan mental keroyokan—"

Bugh!

Kaki Leo menendang perut Naren sampai tubuhnya terhuyung ke belakang, kurang lebih satu meter, menubruk semua meja dan kursi, lalu berakhir jatuh mengenaskan di lantai dengan punggung tergores dan rasa malu.

"LEO BANGSAT!!!"

Leo sengaja menutup pintu warung saat teman-teman Naren hendak berdiri, sesaat kemudian Bu Narni muncul. "Ayo! Lu samperin dia nggak boleh ke warung gua lagi!"

"Bu, elah..."

"Jangan gitu lah Bu,"

"Kita lebih langganan,"

"Kaga! Bapaknya doi gua dulu, awas aja sampe dia lecet. Duduk semua duduk! Nyebat aja kalian nggak usah cari masalah!"

Leo membuang puntung rokoknya di tong sampah, lalu berbalik sambil membuka bungkus permen. Membawa motornya ke parkiran sekolah dengan kecepatan tinggi.

Masih ada 48 detik untuk masuk ke dalam kelas.

Pak Abri juga baru keluar dari kantornya, dan Leo sudah melangkah di lantai dua. Abel dan Willy di dalam kelas sudah menunggu sejak tadi.

"WOI CEPET ANJENG!" teriak Abel. "LARI LE LARI JANGAN JALAN KAYAK KEONG!"

Willy menggeleng. "Dia nggak bakal lari,"

"Anjing Pak Abri bentar lagi muncul,"

Leo sudah melangkah di depan kelas, saat masuk, barulah Pak Abri muncul dari belokan. Abel langsung menarik tangan Leo masuk. "Gue doang anjing yang bingung lo kaga masuk-masuk,"

"Kenapa malah di sini?" tanya Leo sambil meletakkan tasnya.

"Lah iya kelas gue di samping,"

"Pinter semua," Willy menggeleng heran.

Abel langsung berlari cepat keluar, tapi Pak Abri sudah berada di depan pintu membuat seisi kelas tertawa.

"Ngapain kamu keluyuran di kelas saya?"

Abel cengengesan. "Pagi Pak, tumben ganteng."

"Kemarin enggak gitu?"

"Yang hari ini gantengnya luar biasa,"

Pak Abri mendengus. "Siapa guru kamu—"

"Nih," Leo muncul sambil memberikan kunci motor.

"Nah saya mau ambil ini Pak,"

Pak Abri menatap Leo curiga. Lalu mendekat sambil mengendus-ngendus. "Coba ngomong depan saya,"

"Ngomong," ucapnya.

Pak Abri diam sesaat karena tidak mencium bau rokok. "Yaudah duduk sana, kamu balik kelas cepet!"

"Siap, Pak!"





💞💞💞💞💞💞💞




Alega Highschool memiliki perpustakaan yang sangat besar, tapi aturannya juga banyak. Murid hanya boleh masuk jika membawa kartu scan yang papannya sudah ada di depan pintu. Jika tidak membawa maka tidak boleh masuk.

Tiap murid disuruh memilih akan berada di perpustakaan berapa jam, dan tidak boleh keluar sebelum jam yang dipilih berakhir. Itu bertujuan bagi yang merasa ingin cepat-cepat selesai belajar, akan kembali duduk di tempatnya untuk membuka buku lagi karena belum boleh keluar.

My Frenemy ( AS 10 )Where stories live. Discover now