Bagian 20

75 8 9
                                    

even though we never said it to each other
we knew.

Keheningan menyelimuti mereka selama 15 menit pertama, jujur saja (y/n) tak nyaman dengan itu tapi ia juga tak mau berbicara dengan Osamu saat ini. Hingga akhirnya gadis ini bangkit dari tempatnya, ia mulai mengikat kemeja flanelnya itu di pinggang dan mengambil tasnya serta berjalan keluar diikuti Osamu di belakangnya.

Sepanjang perjalanan mereka menuju halte bus terdekat, banyak sekali pasang mata menatap ke arah (y/n) yang menggunakan pakaian minim itu, bahkan tak jarang beberapa dari mereka justru bersiul menggodanya.

"Pakai kemejanya." Tegur Osamu, tetapi gadis ini memilih mengabaikannya.

"(y/n)." Panggilnya karena sekali lagi seseorang menatapnya dengan maksud tertentu.

"Nani?"

"Pakai kembali kemejamu."

(y/n) menoleh menatap Osamu dengan tatapan dingin yang jarang sekali ia keluarkan, "Apa urusanmu?" Jawabnya sinis lantas naik ke dalam bus.

Respons (y/n) sesaat membuat Osamu tertegun, ini hal yang baru baginya, pasalnya gadis itu tak pernah sekali pun menatapnya dengan tatapan seperti itu, semarah apa pun (y/n) ia hanya akan menghela nafasnya berulang kali dan berakhir baik-baik saja.

"Dia pasti kesal, ini sudah yang kedua kalinya."

Akhirnya selama perjalanan pulang hanya tersisa keheningan di sana, (y/n) benar-benar tak mau membuka mulutnya sedikit pun dan Osamu juga memilih diam dibanding mendapat murka gadis ini.

Keduanya tiba di depan apartemen tepat pukul lima sore, seperti biasa Osamu mengantarkan gadis ini terlebih dahulu hingga tiba di depan pintu unitnya itu.

"Terima kasih untuk hari ini dan jangan lupa untuk mempelajarinya kembali." Ucap (y/n) tanpa menatap pria itu sedikit pun, ia lantas membuka pintu unitnya sebelum akhirnya Osamu menyekal salah satu lengannya.

"Doushite?" Tanya gadis itu tanpa menatap Osamu.

"Terima kasih kembali." Gumam pria itu persis di telinga (y/n), lalu tanpa diduga-duga pria ini mendaratkan ciuman tepat di leher jenjang gadis itu, ia bahkan dengan sengaja memberikan tanda kemerahan di sana.

Perlakuan Osamu yang tiba-tiba itu membuat (y/n) seketika menegang dan berbalik mendorong pria itu menjauh darinya, "Kau gila? Apa yang kau lakukan?!" Kesalnya menatap Osamu yang justru tak bereaksi apa pun.

"Berhentilah memakai pakaian seperti itu." Dengan dingin ia lantas berlalu pergi meninggalkan (y/n) yang masih terpaku di sana.

"Apa dia sudah gila?! Ya benar dia pasti sudah gila! Kenapa juga ia harus melakukan yang tadi itu?!" (y/n) terus mengomel sembari masuk ke dalam rumahnya, ia benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Osamu tadi.

"Setelah apa yang terjadi padaku tadi, ia justru dengan sembarangan bersikap seperti itu? ARGHH DASAR GILA!" Teriaknya di akhir kalimat sembari masuk ke kamarnya dan melemparkan tubuhnya ke atas kasur.

Tentu saja saat ini wajahnya memerah malu karena kejadian tadi, pasalnya selama beberapa hari berlalu sejak hari itu mereka belum lagi melakukan kontak fisik seperti tadi. (y/n) sendiri memutuskan menyudahinya karena ia tidak mau hubungan ketiganya semakin runyam, jadi ia menganggap dengan selesainya hubungan dirinya dan Atsumu juga menyelesaikan hubungan tidak jelasnya dengan Osamu.

"Huh sial, dia membuatku semakin terlihat bodoh." Kesal (y/n) sembari menenggelamkan wajahnya di bantal.

Beralih ke kediaman dua manusia kembar ini, Osamu yang baru saja tiba memilih segera membersihkan dirinya dan kini ia menatap pantulan dirinya secara saksama di depan cermin yang ada di kamarnya.

a f f a i r  ||  (Miya Twins x Reader)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ