Bagian 10

81 12 6
                                    

neck kissing, i like that shit.

Dengan setengah hati Osamu mengikuti kemauan gadis ini, ia mulai beranjak menaiki kasur itu dan membaringkan tubuhnya di sebelah (y/n). Jadilah mereka saat ini tidur bersebelahan sembari disinari cahaya rembulan yang secara remang-remang masuk melalui celah tirai kamarnya.

(y/n) tersenyum, "Sankyu na samu."

Osamu tak menjawab, ia memilih memejamkan matanya agar segera tidur sebelum (y/n) kembali memintanya melakukan hal konyol.

"Kau kesal, tapi kau tetap menurutiku. Kau begitu menggemaskan." (y/n) terkekeh, ia lantas berbalik menghadap Osamu yang kini posisinya terlentang menghadap atap unit apartemennya itu.

Gadis ini membiarkan jarinya menari-nari di atas dada bidang surai abu, ia begitu menikmati aktivitasnya saat ini karena Osamu pun membiarkannya, jadilah ia begitu leluasa.

"Aku begitu senang karena akhirnya kami dekat kembali tanpa rasa canggung, tapi aku benar-benar tak mengerti kenapa aku bersikap seperti ini padanya? Sadarlah (y/n), kau punya kekasih yang kau sukai sejak sepuluh tahun yang lalu dan akhirnya terbalas meski dengan bonus rasa sakit."

"Oyasuminasai na samu." (y/n) bergerak mengecup pipi pria itu lantas memeluknya dengan erat dan segera terlelap menuju dunia mimpinya.

Kemudian saat dirasa gadis ini mulai terlelap ke dalam mimpinya, Osamu membuka matanya, ia menoleh menatap wajah tenang (y/n) yang tengah tertidur.

Osamu diam-diam menikmati ekspresi tidur teman masa kecilnya itu yang beberapa hari ke belakang ini perlahan berubah menjadi partner fwb-nya. Lihat saja, (y/n) yang awalnya hanya gadis polos tanpa pernah disentuh pria manapun berakhir di atas ranjang dengan teman masa kecilnya dan itu bukan orang yang disukainya.

"Ini tidak akan berjalan baik ke depannya, tapi kenapa aku terus-menerus bertingkah bodoh dengan selalu mengikuti kemauannya?"

Keesokan paginya (y/n) terbangun dan tak mendapati sosok Osamu di sebelahnya, dengan wajah khas bangun tidur ia segera bangkit dan mencari keberadaan pria abu itu. Didapatinya Osamu yang kini berada di dapur tengah memasak sarapan untuk mereka berdua.

"Ohayou samu." (y/n) berhambur memeluk pria ini dari belakang, entah sejak kapan Osamu mulai menjadi candu baginya.

Surai abu menghela nafas tatkala mendapati sosok gadis menyebalkan ini, ia dengan segera menyajikan makanan mereka ke meja diikuti (y/n) yang masih memeluknya erat.

"Habiskan sarapanmu, aku mau pulang."

"Kau mau pulang? Kenapa pulang? Temani aku saja di sini." (y/n) merengut menatap Osamu.

"Tsumu menghubungiku, ia bertanya aku di mana karena dia baru saja pulang."

"Dia pasti akan tidur, jadi kau di sini saja."

"(y/n)." Panggilan Osamu seketika membuat (y/n) berbinar menatap pria ini.

"Hn? Nani nani?"

"Kenapa kau terus bersikap seperti ini sejak semalam? Aku harus bagaimana supaya aku bisa pulang?"

(y/n) menatap Osamu datar, perasaan senang saat pria ini memanggil namanya mendadak menguar begitu saja.

"Kau tidak senang bersamaku?"

"Bukan begitu maksudku."

"Jadi apa? Ayolah samu temani aku hari ini saja, ya?"

Osamu tak menjawab ia memilih melepas pelukan gadis itu dan mendudukkannya di kursi meja makan agar segera menyantap sarapannya itu.

a f f a i r  ||  (Miya Twins x Reader)Where stories live. Discover now