Bagian 8

106 13 0
                                    

hold my hand in secret and kiss me
when no one's looking

Begitu tiba di kelas seperti biasa Atsumu akan langsung bergabung dengan kelompoknya, tidak aneh mengingat ia seorang yang terkenal dan begitu mudah berteman dengan orang lain. Sementara itu, (y/n) duduk di bangkunya sembari mengecek ponselnya dan Osamu, ia tengah memerhatikan gadis ini dari belakang sana.

Osamu bergerak menendang kursi gadis itu membuat (y/n) tersentak lantas segera berbalik memandang Osamu penuh tanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya hati-hati.

(y/n) terkekeh geli, "Daijoubu da, demo ne bukankah ini sedikit terlambat?"

Osamu menatapnya malas, "Baguslah."

"Sankyu na samu." Ucapnya sembari tersenyum tulus lantas kembali berbalik karena sensei tiba-tiba saja sudah memasukki kelas.

Saat itu usia mereka tepat tujuh tahun, murid tahun pertama di sekolah dasar. Hari itu adalah festival olahraga mereka pertama kalinya sejak di sekolah dasar, ketiga anak kecil ini begitu bersemangat menyambutnya, mereka bahkan bercerita tidak bisa tidur semalam.

"Whoa banyak sekali yang datang." Ucap (y/n)begitu mendapati banyak sekali orang tua siswa di sana.

"Apa kau takut (y/n)-chan?" Tanya Atsumu yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelahnya.

(y/n) tersenyum, "Aku punya kalian berdua untuk apa takut?"

Mendengar jawaban (y/n) membuat kedua manusia kembar ini tersenyum hangat menatap (y/n), keduanya lantas berlalu menuju lapangan dimana mereka semua dikumpulkan.

"Michiko-chan dimana orang tuamu?" Tanya seorang anak laki-laki sebayanya.

"Oi apa kau lupa? Ia sudah tidak punya ibu dan ayahnya membuangnya." Bisik seorang anak laki-laki lain di sebelahnya.

"Jika kau tidak punya orang tua lalu untuk apa kau terus memandang ke arah sana?"

"Benar, kau kan anak yang tidak diinginkan."

(y/n) hanya terdiam, ia tak mau menanggapi ocehan tidak berguna dari dua orang anak laki-laki di hadapannya karena menurutnya itu hanya buang-buang waktu.

"Hei bodoh! Siapa yang kau panggil tidak diinginkan? (y/n)-chan itu bahkan kelahirannya diharapkan oleh semua orang! Lihat dia, dia cantik, cerdas juga berprestasi, ia juga multitalenta! Bandingkan dengan dirimu! Kau bahkan tidak masuk sepuluh besar di kelas, kau juga tidak berprestasi di bidang manapun, apa kau tak tahu malu hah?!" Atsumu tiba-tiba angkat bicara dan balas memaki dua bocah laki-laki di hadapannya itu.

"Si kembar bodoh ini, lebih baik kau diam dan jangan ikut campur!"

Atsumu menatap nyalang, "Kau yang diam bodoh, dasar pecundang."

Saat ketiganya bersiap untuk berkelahi, Osamu tiba-tiba saja memukul bola dengan kencang ke arah dua manusia menyebalkan yang mengejek (y/n) itu. Dan seperti yang diduga, bola itu mendarat persis di kepala mereka dengan cukup keras.

"Huee okaasan okaasan!" Ucap keduanya tatkala menerima servis maut Osamu.

"Idiot." Gumam Osamu.

"Oi samu! Kau menghancurkan momenku! Harusnya kau diam dan biarkan aku berkelahi dua lawan satu dengan mereka!"

"Dua lawan satu ya? Kau denganku saja kalah." Ucap Osamu diiringi senyuman menyebalkannya.

"Apa kau bilang? Kau hanya beruntung saat itu!"

"Ya, orang bodoh tidak akan pernah mau mengakui kekalahannya." Ujarnya sembari berlalu meninggalkan (y/n) dan Atsumu.

a f f a i r  ||  (Miya Twins x Reader)Where stories live. Discover now