Bagian 15

66 8 3
                                    

she was a rose in the hands of those who had no intention of keeping her.

Mereka terus berlatih hingga jam menunjukkan pukul sepuluh pagi tepat saat bel istirahat pertama berbunyi, iya, mereka yang hendak bertanding diberi dispensasi hingga jam istirahat pertama, setelah itu mereka harus kembali ke kelas dan baru bisa melanjutkan latihan setelah jam pelajaran berakhir hari itu.

Kali ini anggota tim bola voli Inarizaki tengah menikmati waktu istirahat mereka bersama-sama di salah satu sudut kantin. Osamu tampak mulai membuka bekal yang (y/n) berikan pagi tadi, gadis itu membuat banyak sekali makanan dengan bentuk-bentuk yang menggemaskan, bahkan beberapa di antaranya dibuat menyerupai Osamu dan ada juga yang berbentuk hati.

"Whoa samu apa itu bekal dari kekasihmu?!" Heboh Kosaku di sebelahnya.

"Menggemaskan sekali, jadi ini alasan kau terlambat?" Timpal Ginjima begitu melihat bekal pria itu.

Belum sempat Osamu menjawab, surai kuning tiba-tiba saja datang bersama (y/n) yang kini berada di rangkulannya. Gadis itu dipaksa ikut bergabung dengan anggota klub voli tahun kedua yang lain, walau tidak nyaman tapi (y/n) tetap mengikuti paksaan kekasihnya itu.

"Gomen minna aku ikut bergabung bersama kalian." Ucap (y/n) sopan, ia lantas duduk di sebelah Atsumu, tepatnya ia berada persis di hadapan Osamu.

"Are? Kau masih sempat membuat bekal samu?" Tanyanya begitu mendapati Osamu dengan kotak bekal itu.

"Oi tsumu, itu bekal dari kekasihnya. Lihat saja bentuk makanannya yang menggemaskan itu."

Atsumu lantas melirik bento milik Osamu sekali lagi, benar saja makanan milik Osamu dibuat begitu menggemaskan dan penuh cinta.

"Ini bekal dari kekasihmu? Serius?" Tanyanya memastikan kembali.

"Ya dan jangan berharap aku akan membaginya denganmu." Ucapnya lantas mulai memakan bento penuh cinta tersebut.

"Sugoii na, kau beruntung sekali mendapat kekasih sepertinya." Kosaku berbicara sembari masih memandang takjub susunan bento itu.

"Tentu saja." Jawab Osamu.

"Dia orang yang seperti apa samu?" Tanya Ginjima penasaran.

"Sempurna."

Jawaban singkat Osamu tanpa sadar membuat gadis di hadapannya memerah malu, (y/n) bahkan kini berusaha menutupi sikap salah tingkahnya itu demi menjaga kedamaian dunia.

"Tch kau berlebihan, yang sempurna itu (y/n)-chan ku." Protesnya tak terima dengan apa yang dikatakan kembarannya itu.

"Diamlah, tidak ada yang mengajakmu berbicara."

"Pfft, kalian berdua benar-benar menggelikan." Suna yang sejak tadi diam memperhatikan keduanya akhirnya ikut mengomentari.

"Diam kau Suna." Kesal Atsumu menatap tajam pria bermata sipit itu.

Jam istirahat akhirnya selesai tepat saat mereka menghabiskan makanannya, Osamu, (y/n), dan Atsumu beriringan berjalan menuju kelas mereka. Surai kuning sendiri sejak tadi terus menggenggam tangan gadis ini membuat Osamu mau tak mau melihat pemandangan itu di depannya.

(y/n) sesekali curi pandang ke arah belakang menatap Osamu di sana, ia lantas tersenyum begitu menyadari pria itu juga menatapnya.

"Doushite (y/n)-chan?" Tanya Atsumu begitu menyadari kekasihnya menatap ke arah belakang.

"E-eh? Iie iie, aku hanya mengamati sekitar. Kau tahu aku masih belum terbiasa dengan semua atensi ini." Elaknya lantas terkekeh.

"Kukira kau memperhatikan samu." Helaan nafas kemudian terdengar dari surai kuning.

a f f a i r  ||  (Miya Twins x Reader)Where stories live. Discover now