103 - 🔞⚠️

5.7K 351 160
                                    

"Ditinggal sendiri di rumah, gak kenapa-kenapa, kan?"

Nita dan Ibunya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke gedung tempat diselenggarakannya pernikahan Citra dengan Gibran, dan tentunya mereka harus meninggalkan Pasha di rumah, sendirian, karena Pasha tak mungkin diberikan izin untuk ikut.

"Pulangnya lagi mau kapan?"

"Lusa...."

Itu terlalu lama.

"Iya, gak kenapa-kenapa...."

Nita menoleh ke arah Ibunya, mereka takut ada sesuatu yang terjadi pada Pasha, terlebih lelaki manis itu hanya sendirian di dalam rumah.

"Nita gak ikut aja deh, Bu, kasian Pasha kalau sendirian di sini...."

"Bi, Nita, ayo berangkat...."

Bersamaan dengan itu, Mama datang ke sana, untuk mengajak kedua asisten rumah tangganya agar segera pergi ke tempat tujuan.

"Nyonya, maaf... kayaknya Nita gak ikut---"

"Loh... kenapa gak ikut?"

Nada suaranya terdengar tak bersahabat.

"Nanti Pasha gimana...."

Wanita itu melenggang pergi, sambil membalas perkataan gadis berusia enam belas tahun ini.
"Ya udah, emangnya kenapa? Dia juga sudah besar, kan? Gak lagi sakit juga. Pokoknya, saya mau kamu dan Ibu kamu ikut ke tempat pernikahan Citra, tanpa negosiasi apapun!"

Wanita itu akan berubah menjadi pemarah bila ada sesuatu yang berhubungan dengan Pasha.

Nita menoleh lagi ke arah Pasha, dan respon lelaki itu biasa saja.
"Daripada kena masalah... nanti aku lagi yang dimarahin...."

Benar juga, masalah apapun yang ada di rumah itu, Pasha akan dianggap sebagai pelakunya.

Selalu seperti itu.

"Aku sama Ibu berangkat dulu, ya. Jangan khawatir, di kulkas ada banyak makanan buat kamu.... Obatnya juga diminum, biar cepat sembuh...."

Pasha tersenyum, lalu mengangguk. "Makasih ya Nita, makasih Ibu...."

Dengan perasaan berat, akhirnya Nita dan Ibunya ikut serta dengan semua majikannya untuk pergi dari rumah itu, meninggalkan Pasha sendirian.

Ah, Pasha juga kurang percaya diri bila harus ikut ke acara pernikahan kakaknya. Penampilannya pasti akan terlihat buruk, mungkin... akan menjadi bahan olokan.

"Kalau aja mereka mau kasih gaji... sedikit juga gak masalah, aku mau beli mata palsu...."

Ya, bola mata kiri Pasha mengalami kerusakan, karena ditusuk oleh Mamanya tempo lalu. Akibatnya, Pasha harus kehilangan penglihatan sebelah kiri. Selain buta, bola mata sebelah kirinya juga sudah tidak ada, membuat bagian itu tertutup begitu saja.

Tidak ada ganti rugi... sikap Mamanya semenjak kejadian itu malah semakin kejam.

"Baru empat bulan di sini udah kehilangan satu bola mata.... Nah, kalau lima tahun bertahan di sini, apa aja yang bakalan hilang...."

Pasha terkekeh miris, ia tak tahu lagi ucapan semacam apa yang bisa membuat Mamanya sedikitnya mau untuk mendengarkan ia berbicara. Sulit sekali, setiap kali Pasha mencoba untuk membicarakan semuanya dengan baik-baik saja, Mamanya akan selalu menyela dan mengatakan bila anak-anaknya adalah orang baik dan terdidik, yang tak mungkin melakukan sesuatu seperti yang Pasha bilang.

"Sampai kapan kayak begini terus... lama-lama capek juga.... Tiap ditinggal sendiri, gerbang selalu dikunci, gak ada jalan keluar. Kalau ada celah buat keluar, terus ketahuan... dipukulin lagi...."

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang