17 - Masih Ada Alasan

5.7K 442 21
                                    

Happy Reading

Rabu, 28 Agustus 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu, 28 Agustus 2019

"Mau cerita?"

Bukannya berbicara, Pasha malah menangis tersedu-sedu saat kakak perempuannya ini datang ke rumahnya lalu mengobati tangannya yang terluka. Pasha menolak diajak ke rumah sakit, memilih agar Citra mengobati lukanya di rumah saja.

Yang membuat Pasha menangis bukanlah rasa sakit dari luka yang mulai mengering itu, tetapi perhatian dari perempuan tersebut yang membuatnya benar-benar merasa rindu. Saat ia kecil dulu, Citra memang selalu perhatian kepadanya.

"Makasih ya Bu...."

Citra tersenyum, ia mengunjungi rumah Pasha pada pukul dua siang, di sekolah juga ia sedang tak ada jadwal mengajar, makanya ia datang ke sana.

"Ibu kenapa ke sini?"

Perempuan itu hanya diam sambil membereskan kotak p3k yang tadi ia gunakan. Pasha masih menunggu jawabannya, ia juga agak heran, seharusnya Citra tak tahu rumahnya.

"Waktu hari Senin, kamu gak full di kelas, kan? Kemarin juga kamu gak sekolah. Ya makanya Ibu datang ke sini."

Citra menjawab apa adanya, ia sebenarnya panik mengenai keadaan Pasha, kekhawatirannya terjawab saat ia menemukan lelaki manis itu sudah bersimbah darah dengan mata yang menatap kosong.

"Pasha, Ibu juga sudah mengetahui cerita tentang kamu dari guru-guru lain serta staf sekolah. Ibu tidak banyak tahu, tetapi ... atas nama Radit dan Dhika, Ibu minta maaf karena mereka selalu memperlakukan kamu dengan buruk. Yang membuat kamu seperti ini apakah mereka?"

Pasha tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "bukan, kemarin memang saya sendiri yang coba potong kok Bu."

Citra menjadi sangat khawatir, terlebih saat ia melihat Pasha yang kini berkaca-kaca lagi. Sepertinya banyak sekali beban yang lelaki itu tanggung.

"Kenapa? Ada yang mau kamu ceritakan?"

Pasha menunduk, matanya bertemu dengan perban yang membalut tangannya. Ia tersenyum penuh haru, ingin memeluk, tetapi tak bisa.

"Saya... saya cuman gak kuat...."

Citra menghela napas, lalu mengusap bahu lelaki manis itu, ia masih mendengarkan dengan seksama, mencoba mendengar cerita tersebut dari Pasha langsung.

"Dari dulu semuanya tidak pernah membaik, semakin hari semakin berat. Orang-orang itu selalu jahat...."

Citra mengerti, ia sudah mendengar banyak hal tentang Pasha. Ia menjadi amat prihatin, lelaki itu pasti sedih sekali. Terlebih ia merupakan anak yatim piatu yang tak memiliki siapapun sebagai pembelanya.

"Saya gak tahu letak kesalahan saya ada di mana. Diam atau tidak diam, saya selalu salah. Jadi, sebaiknya saya mati saja kan Bu? Saya hampir tidak punya alasan kenapa harus hidup...."

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang