46 - BRATA AND TRAUMA

44K 4.6K 1K
                                    

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Hujan deras mengguyur sebagian wilayah bumi membuat malam yang ramai tadi kini perlahan sepi akibat banyak orang yang memilih diam di rumah untuk mencari kehangatan.


Berbeda dengan orang-orang yang tak keluar rumah, kini seorang cowok dengan mobilnya sibuk menengok kanan kiri jalanan seperti sedang mencari sesuatu. Namun, saat mobilnya melewati halte bus yang tak jauh dari wilayah kafe yang cukup terkenal di Jakarta, cowok itu pun menghentikan laju mobilnya.

Ia menurunkan kaca pintu mobil sebelah kiri membuat orang yang tengah meneduh di halte bus pun langsung berdiri kaget.

"Masuk," titah cowok berbalut kaos hitam polos di dalam mobil itu. Menyuruh sahabatnya agar segera memasuki mobil.

"Gak. Lo ngapain di sini?" tanya cowok berbalutkan hoodie yang sudah basah karena kehujanan.

"Gue nyariin lo. Makanya gue ada di sini," ucap Brata.

Ethan mendengkus dan mengusap wajahnya yang basah. Bibirnya nampak pucat karena dingin. "Lo mending pulang, gue nunggu ujan reda."

Brata tak menggubris. Cowok itu keluar dari mobilnya dengan sebuah payung yang ia bawa. Lalu menghampiri Ethan yang ada di halte.

"Motor lo mogok?" tebak Brata membuat Ethan langsung mengerutkan kening.

"Kok lo tau?"

"Ck, kalo motor lo gak mogok, lo pasti udah nyampe di rumah dari tadi," tutur Brata mengecek motor Ethan yang diguyur hujan. Tadi memang Brata sempat ke rumah Ethan, tetapi adik Ethan memberitahunya jika Ethan belum pulang dari kafe tempat cowok itu bekerja.

"Bensin full?"

Ethan mengangguk.

"Kayaknya motor lo diotak-atik sama orang yang kemarin dorong lo sampe jatoh."

"Dih, sok tau lo," sungut Ethan.

"Serah deh. Daripada lo nunggu ujan yang berhentinya gak ada kepastian. Mending pulang sama gue. Gue khawatir kalo lo sakit," ujar Brata menatap penampilan Ethan yang sudah basah kuyup. Ia menghela nafas dengan menggeleng-geleng.

"Motor gue gimana kalo pulang sama lo."

"Buang aja."

"Seenak jidat lo bilang buang!"

Brata tertawa pelan. "Nanti gue suruh pak Diman ngambil motor lo di sini."

"Nanti kalo motor gue ilang gimana? Ini motor satu-satunya yang gue punya," kata Ethan balik menatap Brata.

"Ck, lo tenang aja. Gak akan ilang. Lagian juga gak idup."

Ethan mendengkus dan terdiam sebentar. Menimang-nimang apakah ia harus menuruti ajakan Brata atau tidak.

BRATAWhere stories live. Discover now