15 - Back to Home

68.2K 7.9K 267
                                    

Happy Reading🦋

****

Brata berdiri di depan sebuah villa yang mana tempat para sahabat dan adiknya berada. Cowok dengan hoodie bewarna army dan celana jeans hitam itu mengetuk pintu kaca villa yang tertutup berulang kali, tak lupa mencoba untuk memencet bel. Wajar bila belum ada tanggapan dari dalam, karena hari sudah tengah malam, mungkin kebanyakan dari mereka sudah tertidur.

Ceklek!

Pintu terbuka dari dalam. Berta dengan piyamanya itu terkejut melihat sang kakak ada di hadapannya.

"Eh, Kak? Lo kok di sini?" tanya Berta. Ia celingukkan mencari tahu apakah Brata sendiri atau bersama orang lain.

"Kenapa belum tidur?" tanya Brata. Pasalnya jam menunjukkan pukul dua belas malam. Biasanya Berta akan tidur di jam sepuluh. Mungkin bila di Jakarta, jam masih menunjukkan pukul sebelas.

Berta hanya menyengir. "Kapan Kakak ke Bali?" tanya gadis itu tak mau menjawab pertanyaan Brata. Ia membuka pintu villa lebar-lebar, mempersilahkan Brata masuk.

"Kemarin."

Brata melangkah masuk sembari matanya melihat isi villa yang adiknya tempati. "Yang lain udah tidur?"

"Udah. Tinggal gue sama kak Rigel yang masih melek." Berta menguap. Ia menatap Brata yang menggeleng-gelengkan kepala. Gadis itu kembali menyengir.

"Ayo ikut, kak Rigel ada di dapur." Berta menggiring Brata ke arah dapur. Di sana terlihat Rigel yang tengah memakan mie. Mie yang baru Berta masak.

"Laper, Gel?" celetuk Brata yang sontak membuat Rigel tersedak kuah mie panas karena kaget. Berta yang melihat itu sigap menuangkan air ke gelas dan memberikannya kepada Rigel.

Brata terkekeh pelan melihat itu. "Sorry-sorry," ujarnya sembari menarik kursi untuk duduk.

Rigel hanya mengangguk. "Lo kapan dateng?" tanya Rigel mengelap sudut bibirnya menggunakan tisu. Ia menatap Brata dengan tatapan datar seperti biasa.

"Kemarin. Gue nginep di hotel di deket sini." Brata menjawab dengan meneguk air minum.

"Kenapa lo gak bilang sama kita?"

"Gue ke sini mendadak. Gak kepikiran kalo gue bener-bener bakalan nyusul kalian."

"Gak mungkin lo ke sini kalo gak ada sesuatu, kan?" tanya Berta dengan tampang seliduk. Ia duduk di samping kursi Rigel.

Brata tersenyum. Adiknya ini memang selalu peka. "Lebih tepatnya ke sini karena kangen Ellie," kata cowok itu yang sudah diduga oleh Berta.

Berta terkadang bingung. Bentuk perasaan apa yang Brata simpan terhadap Ellie. Berta selalu menganggap jika kakaknya itu hanya terobsesi pada sahabatnya.

"Di mana kamar Ellie?" tanya Brata, ia bangkit, berdiri.

"Lo mau ngapain?" Berta ikut bangkit. "Jangan macem-macem. Dia lagi tidur," sambung gadis itu.

Brata menggeleng. "Tunjukkin aja. Gue gak mau lama-lama di sini, yang ada ganggu kalian lagi pacaran."

Pipi Berta bersemu. Ia melirik Rigel yang juga menatapnya, lalu gadis itu berjalan menghampiri Brata, menggeret kakaknya menuju kamar Ellie berada.

"Nih, dia kalo tidur suka lupa kunci pintu kamar. Jadi lo bisa masuk." Berta menunjuk kamar Ellie yang berada di tengah-tengah kamar Silva dan kamarnya.

Brata mengangguk. "Oke. Thanks," ucapnya. Tangan cowok itu membuka knop pintu dengan sangat hati-hati supaya tidak membangunkan Ellie.

Berta yang melihat kakaknya sudah masuk terdiam sesaat. Semoga kakaknya tidak melakukan hal macam-macam terhadap Ellie.

BRATAWhere stories live. Discover now