23 - With You

71.4K 8.4K 569
                                    

Ellie terdiam cukup lama mendengar cerita masa lalunya dari Abintara dan Brata. Bahkan Tama tak pernah menceritakan hal-hal yang menyebabkan Ellie lupa ingatan dulu.

Tadi sepulang sekolah, Brata menghampirinya ke kelas dan mengajak Ellie untuk pergi ke kafe bertemu dengan Abintara yang bisa membantu Brata menjelaskan semuanya pada Ellie.

"Ellie, Om bercerita dengan fakta tanpa melebih-lebihkan kejadian. Om harap kamu percaya."

Ellie menatap Abintara lekat, masih tak percaya jika dirinya sedekat itu dulu dengan Brata dan Abintara.

"Ellie masih butuh waktu untuk percaya dengan semua ini, Om."

"Gak papa. Om paham, mungkin ini di luar dugaan kamu."

Ellie mengangguk pelan. Brata menatap gadis itu dalam diam. Setelah mengetahui semuanya apakah Ellie mau menerimanya sebagai tunangan?

"Dad, aku rasa cukup sampai di sini saja ceritanya. Brata mau bawa Ellie pulang," ucap Brata yang paham sepertinya Ellie tampak tak nyaman.

Abintara mengangguk. "Antarkan Ellie dengan selamat, Brata."

"Pasti," tutur Brata dan bangkit sembari menenteng jaket denimnya di lengan kiri. Lalu ia mengulurkan tangan kanannya ke arah Ellie membuat gadis yang masih terdiam itu menatapnya bingung.

"Ayo. Gak mau pulang?"

Ellie buru-buru mengangguk dan langsung menerima tangan Brata begitu saja tanpa memikirkan hal lain. Brata tersenyum, ibu jarinya langsung mengusap punggung tangan Ellie lembut.

"Ellie pulang dulu, Om," pamit Ellie pada Abintara. Abintara mengangguk dengan tersenyum.

"Hati-hati."

Brata membawa Ellie keluar dari kafe meninggalkan Abintara yang menatap kepergian mereka dengan lekat. Lega rasanya mengetahui Brata yang sudah berani menunjukkan diri di hadapan Ellie. Apalagi anaknya itu sedari dulu selalu mengharap-harapkan Ellie datang.

"Kak, Ellie naik taksi aja," cegah Ellie ketika Brata hendak naik ke atas motor.

Brata langsung menoleh dan menggeleng tegas. "Kamu ke sini sama saya, jadi pulang juga sama saya."

Bukan tanpa alasan Ellie ingin memilih taksi, ia hanya tidak mau berdekatan dengan Brata. Rasanya sangat canggung.

"Menurut dengan saya, Ellie." Itu kalimat ucapan Brata dengan menatap Ellie lekat yang berhasil membuat Ellie mengangguk bagaikan terhipnotis.

Brata terkekeh. Ia memakai helmnya dan naik ke atas motor disusul Ellie yang duduk di jok belakang. Ellie menggeleng ketika mengingat mengapa bisa dirinya malah menurut dengan ucapan Brata. Hendak turun dari motor tetapi motor yang ia naiki sudah melaju membuat Ellie hanya bisa pasrah.

Saat diperjalanan Ellie hanya diam sembari melihat jalanan yang tampak ramai. Lalu alisnya dibuat mengkerut ketika merasakan arah laju motor Brata bukan mengarah ke rumahnya.

"Kak. Mau ke mana?"

"Mau ke dufan dulu," jawab Brata langsung.

"Ngapain?"

"Saya kangen kamu, Ellie. Maka dari itu saya mau menghabiskan waktu buat mencari kesenangan bersama kamu."

Ellie hanya manggut-manggut. Ia melirik spion motor Brata yang naasnya malah dapat melihat Brata yang kini menatapnya. Gadis itu langsung membuang wajah membuat Brata terkekeh.

Sampai di Dufan yang tak terlalu ramai, Brata membeli dua tiket untuk dirinya dan Ellie. Cowok itu menggandeng tangan Ellie erat dan memasukki wilayah yang terdapat berbagai macam wahana permainan.

BRATAWhere stories live. Discover now