Bagian 1

464 23 3
                                    


— i shouldn't be jealous, you aren't even mine


Michiko (y/n) namanya, gadis cantik berkulit putih dengan rambut hitam sebahu serta tinggi badan yang hanya menyentuh angka 160 cm ini merupakan sosok gadis imut dan periang yang senantiasa menjadi incaran para pria di sekolahnya itu.

Namun, jauh di lubuk hatinya gadis ini sudah memiliki dambaan hatinya sejak dulu dan hingga saat ini pun tidak pernah berubah. Meski seringkali ia mengutuk perasaannya tapi pada nyatanya tak pernah benar-benar terjadi apapun.

(y/n) pagi ini tengah berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan langkah kaki ceria, tak jarang ia menyapa beberapa orang yang dilaluinya, sembari bersenandung ia akhirnya tiba di kelas dan segera menuju ke tempat duduknya.

"Ohayou tsumu!" Sapa gadis ini pada sosok pria bersurai kuning yang duduk di hadapannya.

"Ohayou (y/n)-chan, kenapa kau meminta kami berangkat lebih dulu tadi?" Atsumu Miya, pria yang baru saja (y/n) sapa ini menoleh ke bangku belakang tempat dimana (y/n) duduk.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin berangkat lebih siang hehe." (y/n) menyengir di tempatnya dan dihadiahi helaan nafas dari Atsumu.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu di perjalanan?!" Cecar Atsumu.

"Aish tsumu, kau terlalu berlebihan. Lihat aku, aku baik-baik saja." Gadis ini kemudian tersenyum.

"Ya, kau masih menggemaskan seperti biasanya." Atsumu mengangkat sudut bibirnya itu, kemudian ia mengelus pelan kepala gadis di hadapannya ini.

(y/n) yang mendapat perlakuan seperti itu lantas mematung di tempatnya dan tanpa siapapun tahu jantungnya tengah berdebar begitu cepat saat ini. Sementara Atsumu, setelah ia memporak-porandakan hati gadis ini ia kembali menatap lurus ke depannya dan mengobrol bersama teman sekelasnya yang lain.

"Apa jika ia tahu perasaan ini semuanya akan berubah? Hah jika itu jadi lebih baik sih tak mengapa, tapi jika jadi lebih buruk? Iie iie aku tidak mau!"

"Ohayou samu!" (y/n) menoleh ke belakang mendapati pria surai abu yang tengah menatap keluar jendela.

"Hn."

Gadis surai hitam ini tersenyum, Osamu dan Atsumu memang seperti matahari dan bulan. Jika (y/n) butuh kehangatan untuk hari-hari gelapnya maka ia akan mencari si kuning Atsumu, sebaliknya jika ia ingin ketenangan dan solusi dari masalahnya ia akan bergerak mencari Osamu.

Seperti itulah persahabatan mereka selama kurang lebih 17 tahun ini, benar, mereka bersahabat sejak masih dalam kandungan. Begini, mereka bertiga tinggal dalam satu bangunan apartemen yang sama dan hanya berbeda satu lantai saja. Orang tua keduanya pun cukup dekat karena memang ibu si kembar dan ibu (y/n) pernah berada di satu kelas yang sama saat di sekolah menengah atas.

"Samu kau sudah mengerjakan tugas kemarin?"

Osamu menoleh menatap (y/n), "Ada satu nomor yang belum kukerjakan."

"Mau kubantu?" Tanya sang gadis sembari tersenyum.

Osamu terdiam sejenak, kemudian ia pun mengambil bukunya yang berada dalam tas sekolah itu.

"Yang mana?"

"Ini, aku tidak mengerti maksudnya."

(y/n) kemudian mengangguk, dengan cepat ia menjelaskan bagian yang Osamu tunjuk tadi. Dengan singkat, padat, dan jelas Osamu akhirnya mengerti dan segera mengisi kekosongannya yang tadi.

"Kalian berdua sedang apa?" Tanya Atsumu yang tiba-tiba berada di antara keduanya.

"Y-ya? Samu baru saja menanyakan perihal tugas kemarin." Jawab (y/n) tergugup karena kedatangan Atsumu yang tiba-tiba itu.

a f f a i r  ||  (Miya Twins x Reader)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon