Part 71 || Kunjungan

1.1K 72 5
                                    


Sepuluh langkah lebih maju

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepuluh langkah lebih maju

...

Setelah Melda memastikan bahwa Sandra sudah berada di rumah, dan Reyhan ke RS untuk bekerja, ia segera bersiap untuk berkunjung kerumah istri muda suaminya.

Ia bersama dengan Kesya, namun seperti biasa Kesya akan menunggu di dalam mobil.

"Assalamualaikum" Melda mengetuk pintu beberapa kali sampai akhirnya pintu itu terbuka.

"Waallaikumsallam" Sandra lagi-lagi terkejut akan kedatangan Melda.

"Kamu tau rumah aku dari mana?" Tanya Sandra.

"Boleh saya masuk dulu?" Tanya Melda.

Ya Melda merasakan dejavu, saat dulu Renata mendekati Reyhan, ia juga bicara seperti ini pada Renata.

"Iya silahkan"

Melda masuk ke dalam rumah yang cukup besar dan nyaman, di ruang tamu Melda langsung tertarik pada sebuah bingkai foto yang cukup besar.

"Uuuu bahagia banget kayaknya" Ucap Melda sambil terkekeh pelan.

"Emm mau minum apa?" Tanya Sandra mengalihkan pembicaraan, ia belum sempat bertanya pasti pada Reyhan apa benar Melda sudah tahu dari dirinya.

"Air putih aja" Jawab Melda.

"Tunggu sebentar" Sandra berjalan lumayan cepat, padahal dirinya baru saja selesai cuci darah, harusnya ia masih sedikit lemas.

Sandra kembali dengan nampan berisi segelas air putih.

"Makasi"

"Ahh kembali ke topik awal ya" Timpal Melda.

"Bagaimana aku bisa tau rumah kamu gitu ya?"

"Apa si yang gak aku tau" Melda tersenyum manis ke arah Sandra.

"Maksudnya?"

"Aku tau semua, semuanya, jembatan, preman itu, dan aksi kamu merobek baju itu aku juga tau" Melda menepuk pelan paha Sandra.

"Haa??"

"Gimana ya, kamu mau coba mundur atau gimana nih?" Tanya Melda.

"Maksutnya?"

"Mas Reyhan tau kok, cuma dia bertahan karena kasian sama kamu"

"Kita sama-sama wanita Sandra, emm kamu masih gadis si ahaha"

"Kamu pasti tau apa yang aku rasain, aku bisa lebih nekat dari ini kalau kamu gak punya hati"

"Mel, aku minta maaf sama kamu, aku sakit Mel, aku minta belas kasihan dari kamu" Ucap Sandra beruntun.

"Apa??" Melda terkekeh mendengar ucapan Sandra.

"Belas kasihan, ahahaha see aku kasihani kamu"

"Mell" Lirih Sandra.

"Iya iya, aku kasihani kamu, kamu butuh apa, uang, kasih sayang dari suami aku??"

"Ambil-ambil, kata temen ku, aku selalu hidup bahagia, so ambil aja" Jawab Melda sambil mengingat perkataan baik yang Renata ucapkan dulu.

"Have fun ya"

"Saya permisi dulu deh, nanti suami saya nyariin"

"Assalamualaikum" Melda berdiri dari duduknya, keluar dari rumah besar itu dan menyeka air matanya.

Laki-laki ini tak pantas ia tangisi, laki-laki yang menutupi wanita lain dari istrinya itu tidak pantas untuk di pertahankan.

Melda menggengam erat ponselnya berisi foto Sandra bersama dengan Reyhan, sama persis seperti foto Reyhan dan Melda beberapa hari yang lalu.

Dengan jas putih milik Reyhan, dan abaya warna coklat persis seperti milik Sandra.

"Tiga tahun yang gak ada gunanya" Lirih Melda pelan.

Ia segera masuk ke dalam mobil dan disana Kesya tengah menatap serius dirinya.

"Aman?"

"Aman, makan aja dulu yuk belum sarapan aku" Ajak Melda.

"Gak gini, hati lo terbuat dari karang apa gimana?" Heran Kesya, pasalnya, Melda ini terlihat sangat mencintai Reyhan, namun saat tahu Reyhan memiliki wanita lain, Melda justru berlagak seolah tak terjadi apa-apa.

"Mati rasa maybe" Jawab Melda sambil tertawa.

"Oke ayo makan" Final Kesya.

Ia ingin sekali menelan Reyhan hidup-hidup, padahal dulu dirinya selalu berdoa agar mendapat pasangan hidup seperti Reyhan, yang sabar, penyayang, perhatian, dan peka amat sangat peka, namun Kesya kini seakan ingin menarik semua doanya kembali.

Surga yang terbagi [Completed]Where stories live. Discover now