Surga yang terbagi [Completed]

Part 9 || Rumah Sakit

Sejauh apapun kamu mengejar dunia
Garis finis nya adallah, kematian

...

Pagi-pagi Reyhan telah di gegerkan dengan sederetan panggilan dari dokter di Rumah Sakit.

"Mas dokter Jenika telfon terus" Ucap Melda pada Reyhan yang masih di kamar mandi.

Reyhan mengeluarkan kepalanya dari balik pintu dan membuat Melda terkejut.

"Allahuakbar, astagfirullah mas ngapain sih?" Tanya Melda.

"Itu angkat aja, mas masih gosok gigi" Pinta Reyhan dan di balas anggukan oleh Melda.

Melda meraih hp Reyhan dan mengangkat panggilan berderet dari Jenika.

"Assalamualaikum"

"Reyhan lo kemana sih, darurat ini pasien loo heh lo cepet kesini" Ucap Jenika panjang lebar.

"Maaf Jen, mas Rey masih di kamar mandi"

"Lah Melda, oh iya bilangin ke suami mu ya, pasien nya kritis"

"Innalillahi, iya"

Reyhan keluar dari kamar mandi, dan langsung di sambut panik oleh Melda.

"Kenapa sayang?" Tanya Reyhan.

"Pasien kamu, kritis mass" Ucap Melda panik.

"Astagfirullah, cariin baju aku Mel, ayo cepet"

Melda dan Reyhan saling panik di pagi harii ini, Reyhan segera menyambar kunci mobil nya, mengecup sekilas dahi Melda dan segera meluncur ke Rumah Sakit.

Rumah sakit Stay Healty, menjadi tujuan utama Reyhan saat ini, ia segera memutar setir nya, memarkirkan mobil nya pada parkiran khusus, ia sedikit berlari memasuki kamar pasien yang ia tangani beberapa minggu terakhir ini.

Dengan di bantu beberapa suster dan dokter lain nya, bocah laki-laki berusia 5 tahun itu di pindahkan ke UGD.

Hampir 30 menit, mereka semua mencoba menormalkan detak jantung Dion, namun Allah berkehendak lain.

"Sus, catat tanggal kematian nya" Ucap Reyhan pada salah satu suster.

"Baik dok"

Reyhan menarik nafas nya kasar sebelum keluar menemui seorang perempuan yang sedang hamil 5 bulan.

"Maaf ibu, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Allah lebih sayang pada Dion" Ucap Reyhan penuh sesal.