Part 48 || Rasa Bersalah

1K 43 1
                                    

Lautan yang dalam bisa di selamTapi tidak ada yang mampu menyelami hati dan pikiran manusia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lautan yang dalam bisa di selam
Tapi tidak ada yang mampu menyelami hati dan pikiran manusia.

_


Hari sudah mulai cerah, Melda meraba space di kasurnya dan tidak menemukan Reyhan disana.

"Mas" Panggil Melda namun tak ada satupun yang menyauti panggilan Melda.

Melda turun dari kasur, membuka pintu kamar mandi, dan turun ke bawah namun ia tak menemukan Reyhan disana.

"Anu mbok lihat mas Rey?" Tanya Melda pada mbok Sinar yang tengah menyiram tanaman di halaman.

"Mbok gak lihat Bu, tapi subuh tadi mboh bangun mobilnya bapak sudah gak ada" Jelas mbok Sinar.

"Ya udah mbok, makasi ya" Melda berjalan kembali ke dalam rumah, ia sudah sedikit kesulitan untuk berjalan dengan lancar.

Melda mengambil ponselnya di atas dan menelfon Reyhan.

"Kemana si mas kamu" Gerutu Melda pada dirinya sendiri.

Karena telfon Melda tak kunjung tersambung pada Reyhan, ia memutuskan untuk mandi dan membiarkan Reyhan, mungkin saja ia sedang di Rumah Sakit karena ada urusan mendadak.

Fikiran Melda kali ini jauh lebih tenang, karena bisanya jika ia membuka mata namun Reyhan tak ada di sampingnya, ia akan merangek sampai Reyhan datang memeluknya.

Tak lama setelah ia mandi, terdengar suara mobil dari halaman luar, Melda menuruni satu persatu anak tangga dengan pelan-pelan, jujur ia tak melihat anak tangga di bawahnya karena tertutupi perut buncitnya.

Pintu terbuka saat Melda menuruni anak tangga terakhir.

"Sayang" Reyhan berlari memeluk erat Melda, padahal ia pergi tadi tengah malam, tapi rasanya ia sudah lama tak melihat Melda.

"Ehh kenapa mas?" Tanya Melda heran.

"Maafin mas yaa" Lirih Reyhan yang memeluk erat pinggang Melda, posisi Melda berada di tangga dan Reyhan berada di bawah.

Melda terkekeh pelan, kadang yang seperti orang hamil adalah Reyhan, yang suka ngidam dan merangek hal aneh-aneh.

"Iya aku maafin, dari mana sayang??" Tanya Melda sambil membenarkan posisi rambut Reyhan.

"Aku dari luar tadi sebentar" Ucap Reyhan, ia merasa laki-laki paling jahat yang ada di dunia ini.

"Kamu udah makan?" Tanya Reyhan mengalihkan pembicaraan.

"Belum mas, baru selesai mandi" Jawab Melda.

"Assalamualaikum anak Abi" Reyhan agak sedikit menunduk menyetarakan wajahnya dengan perut Melda.

"Waallaikumsallam Abi" Jawab Melda.

"Anak Abi sehat?"

"Alhamdulillah"

"Abi sayang kamu nak"

"Kata umi, umi juga sayang sama Abi" Jawab Melda di barengi kekehan dari keduanya.

"Mas gak ke rumah sakit?" Tanya Melda.

"Iya, mas ke atas duluan ya sayang, kamu makan dulu aja" Reyhan mengecup sekilas kening Melda.

"Handuk nya ambil di lemari ya mas" Ucap Melda.

"Iya" Reyhan segera melenggang pergi dari hadapan Melda, ia merasa sangat bersalah saat melihat netra indah milik Melda yang menatap dirinya penuh dengan ketulusan.

Seorang bayi yang tengah di kandung oleh Melda, dan segala kasih sayang yang Melda berikan untuk Reyhan, membuat hati Reyhan semakin sakit.

Tak lama Reyhan turun dengan jas putih yang ia tenteng di tangan kirinya.

"Mas mau bekal apa?" Tanya Melda.

"Sandwich aja yang" Jawab Reyhan sambil memakai sepatu hitam mengkilat miliknya.

"Oke" Melda dengan cekatan menata roti ke dalam kotak makan berukuran sedang berwarna putih bening.

Reyhan tengah sibuk dengan ponselnya, karena sedari tadi Sandra terus saja menelfonnya.

Melda melirik Reyhan yang tengah duduk di kursi makan, biasanya jika pagi Reyhan akan memeluknya dari belakang saat dirinya sedang menyiapkan bekal, namun sekarang Reyhan sibuk dengan ponselnya.

"Akh aduhh" Keluh Melda yang membuat Reyhan segera meletakan ponselnya.

"Kenapa sayang?" Panik Reyhan.

"Eh sini mas lihat deh" Melda menarik tangan Reyhan agar menyentuh perutnya.

"Tuh tuh kerasa gak si?" Tanya Melda.

Reyhan merasakan tendangan kecil dari buah hatinya, sekilas Reyhan melupakan bahwa ia telah mengkhianati wanita di depannya ini.

"Eh anak Abi aktif bangett sii" Reyhan terkekeh.

Melda mengusap pucuk mata Reyhan, karena tak terasa lelehan bening keluar dari mata Reyhan.

"Sampai nangis ih" Tegur Melda.

Reyhan terkekeh, jujur ia tak sadar kalau air matanya keluar.

"Nanti mau mas bawain apa?" Tanya Reyhan sambil menenteng paperbag berisi bekal dari Melda.

"Cheese cake sama alpukat kocok boleh??" Tanya Reyhan.

"Pilihan yang bagus, mas berangkat dulu ya" Reyhan mencium sekilas kening Melda.

"Hati-hati ya mas"

"Iya sayang"

Reyhan masuk ke dalam mobil dan memutar setirnya untuk keluar dari halaman rumah, sebenarnya ia ingin tidur di rumah dan bermain dengan Melda, namun pekerjaan nya sangat tidak mendukung untuk cuti mendadak.

Surga yang terbagi [Completed]Where stories live. Discover now