Part 64 || Malam bertabur bintang

963 57 3
                                    

Saatnya logika yang bekerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saatnya logika yang bekerja

...

Reyhan berjalan menyusuri taman kota bersama Melda, dengan sarung hitam, kaos hitam yang ia kenakan dan waistbag yang bertengger di dadanya.

"Kamu pengen apa yang?" Tanya Reyhan.

"Nasi goreng enak ya mas"

"Siap tuan putri, kamu duduk dulu di kursi sini ya mas antri kesana" Titah Reyhan.

"Terimakasih pengawal ku" Melda dan Reyhan terkekeh pelan.

Saat Reyhan mulai menjauh, Melda segera mengambil ponselnya dan menghubungi Kesya.

"Shalom" Ucap Kesya dari sebrang sana.

"Wa'alaika" Jawab Melda.

"Apa buukk??" Tanya Kesya.

"Dimana, mobil masih di kamu kan?" Tanya Melda.

"Mall, Yoa buuu"

"Oke minta tolong boleh?" Tanya Melda.

"Sangat sangat boleh, apa yang bisa saya bantu?"

"Belikan alat penyadap suara" Ucap Melda.

"Hah buat apa?"

"Belikan dulu"

"Oke oke, mau yang mahal apa yang murah"

"Yang suaranya jernih"

"Siap Bu bos"

"Jangan bilang mas Rey ya" Peringat Melda.

"Asiaapp, saya tutup dulu bayyy"

Sambungan Kesya terputus dan Reyhan datang dengan satu bungkus nasi goreng.

Reyhan tak pernah ikut jajan jika Melda sedang ingin sesuatu, katanya dengan melihat Melda makan saja sudah membuatnya kenyang.

"Nelfon siapa yang?" Tanya Reyhan.

"Ini Kesya, tanya mobilnya mau di bawa gitu" Jelas Melda.

"Ohh ya gak papa di bawa aja"

"Iya udah bilang tadi"

"Mas kok cuma beli satu?" Timpal Melda.

"Mas gak pengen"

"Terus mas pengenya apa?" Tanya Melda.

"Mas pengenya kamu" Reyhan terkekeh dengan muka cengo Melda.

"Ya udah ayo pulang kalau mau aku" Balas Melda.

"Hehh ahaha" Reyhan membawa Melda ke dekapanya, emm lebih ke masuk ke dalam ketiak Reyhan.

"Mas Reyhan di lihatin orang" Gerutu Melda.

"Ih gapapa" Reyhan masih terus mendekap Melda.

"Kamu mau pulang apa main lagi yang?" Tanya Reyhan.

"Mau ke pasar malam, pokoknya jalan sampai kaki aku capek terus minta gendong kamu terus pulang dehh" Jawab Melda beruntun.

"Gemesin kamu istrinya siapa si hmm" Reyhan menangkup kedua pipi Melda.

"Istri kamu dong" Jawab Melda sombong.

Reyhan mengandeng tangan Melda untuk masuk ke mobil dan menuju pasar malam.

Untung saja hari ini ada pasar malam, jadi Reyhan tak perlu pusing mencari dimana ada pasar malam.

Melda terus terusan menaiki wahana yang ia suka, Reyhan hanya menuruti apa yang di katakan Melda asal Melda senang dan aman untuknya.

Mereka pulang dengan permen kapas, martabak telur, capucino cincau dan nasi goreng yang sudah dingin di tangan Reyhan.

"Udah puas?" Tanya Reyhan.

"Mau beli itu itu mas" Rengek Melda.

"Yang mana?" Tanya Reyhan sambil melihat arah mata Melda.

Reyhan melihat sejajaran boneka yang cukup besar dan lucu lucu.

"Boneka?" Tanya Reyhan memastikan.

"He,em" Melda mengangguk dan memanyunkan bibirnya reflek.

"Ahh bibirnya yang, jangan sampe aku cium disini ya" Keluh Reyhan.

Melda memukul lengan Reyhan keras "Astaghfirullah"

"Bercanda sayang, ayo mau beli yang mana?"

"Pisang pisang yang pisang"

"Oke, ayo kita angkut" Ajak Reyhan.

"Okeeyyy"

Melda sengaja mengajak Reyhan untuk bermain sana sini, supaya ia tak sempat melihat ponselnya.

Biarlah dia egois, dia disini menang dengan posisi istri yang Melda miliki.

Walaupun belum pasti itu adalah selingkuhan Reyhan, namun Melda bukan wanita yang bodoh.

Sampai akhirnya sekitar jam 10 kurang, Melda dan Reyhan memutuskan untuk pulang.

Reyhan sedari tadi menagih apa yang Melda janjikan sebelum berangkat ke pasar malam.

Melda tak merutuki perkataan nya karena memang itulah kewajiban nya.










"Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila ahli kitab bersalam kepada kalian maka ucapkanlah wa'alaikum."

Jadi wa'laika apa wa'alaikum ya??
Yang tau dong, mari berbagi ilmu:v

Surga yang terbagi [Completed]Where stories live. Discover now