Part 3 || Lombok

2.1K 97 0
                                    

Semoga kamu menjadi Bidadari surga ku di dunia dan di akhirat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semoga kamu menjadi
Bidadari surga ku di dunia dan di akhirat


...


Melda dan Reyhan sudah berada di dalam mobil dengan tujuan bandara internasional, dengan seorang supir setia yang sudah di anggap seperti keluarga sendiri.

"Mang nanti bilangin ke mbok Sinar, kalau ada tamu jangan di terima ya" Peringat Reyhan.

"Nyonya besar juga pak??"

"Astagfirullah ya enggak lah mang, yang mang Ujang kenal di tanya aja, yang gak kenal jangan di tanya, jangan boleh masuk ya"

"Ohh nggh siap pak"

Melda menatap suaminya heran "Kenapa mas?"

"Kenapa apa sayang?"

"Kenapa harus seketat itu?" Tanya Melda heran.

"Kan yang di rumah cuma mang Ujang, mbok Sinar, sama pak satpam sayang, nanti kalau ada apa-apa gimana"

"Ah kamu mah terlalu was was" Ucap Melda pada Reyhan.

"Udah gak papa, iyakan mang"

"Iya pak"

Sekitar 15 menit akhirnya mereka sampai di bandara internasional.

"Mang Ujang boleh pulang, makasih ya mang" Ucap Reyhan.

"Nggh pak, monggo bu Mel" Ucap mang Ujang.

"Iya mang"

Setelah mang Ujang meninggalkan bandara, Reyhan dan Melda masuk ke dalam bandara, mengecek password dan tiket lalu menunggu sebentar di ruang tunggu.

"Sayang" Panggil Reyhan.

"Hm apa mas?" Melda menengok ke arah Reyhan.

"Kangen"

"Kangen siapa?"

"Kangen kamu"

"Lah aku kan sama kamu dari tadi mas"

"Kangen aroma kamu" Reyhan sudah ancang-ancang ingin menempatkan kepalanya pada pundak bagian dalam Melda.

Tapi di tahan oleh Melda "Ehh gak boleh, ini di tempat umum okee"

"Iya sayang iya" Reyhan kembali menegakan tubuh nya.

Akhirnya mereka masuk ke dalam pesawat, sedari tadi Reyhan hanya diam dan menggandeng tangan Melda.

"Mas" Melda membelai pelan lengan Reyhan.

Reyhan hanya menoleh dan menatap Melda sebentar, ketika Melda tak melanjutkan perkataan nya Reyhan kembali menghadap ke depan.

"Hei no no, look at me don't look the other way" Melda menahan kepala Reyhan yang ingin menghadap ke depan.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Melda.

"Aku gak papa" Balas Reyhan singkat.

Melda menahan tawanya, pasal nya baru kali ini suaminya ngambek padanya.

"Mas ehehe kamu ngambek sama aku ceritanya?" Tanya Melda sambil memainkan jari nya di pipi Reyhan.

"Enggak sayang" Reyhan menjatuhkan kepala nya pada pundak Melda.

"Mas kamu gak pingsan kan?"

"Mulut mu"

"Ehehe, iya iya maaf ya, kan gak enak di lihat banyak orang, gak boleh juga kan kayak gitu kalau lagi di tempat umum" Jelas Melda.

"Kata siapa kayak gitu"

"Kata suami aku"

"Pinter banget si bidadari aku ini" Reyhan mencubit pelan hidung Melda.

"Mas Rey mah gitu, aku malu kalau kamu bilang bidadari"

"Fakta" Reyhan terkekeh pelan bersama Melda, takut mengganggu penumpang yang lain.




Aku sebenarnya takut sama cerita yang aku buat.
Takut sendiri, lemes sendiri gak karuan
Tapi selalu ngeyel baca cerita gendre serupa milik para author-author hebat
Hebat deh buat para author yang mampu nulis perihal kayak gini

Surga yang terbagi [Completed]Where stories live. Discover now